Derbi satu kota sering kali menyajikan cerita menarik, begitu juga dengan pertemuan Liverpool vs Everton pada pertandingan Liga Inggris, Kamis (5/12/2019) pukul 03.15 WIB di Stadion Anfield. Kedua tim punya misi berbeda.
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·4 menit baca
LIVERPOOL, RABU — Derbi satu kota sering kali menyajikan cerita menarik, begitu juga dengan pertemuan Liverpool dan Everton pada pertandingan Liga Inggris, Kamis (5/12/2019) pukul 03.15 WIB, di Anfield, Liverpool. Masing-masing tim memiliki misi yang berbeda, Liverpool berusaha menang untuk menjauh dari kejaran Manchester City dan Leicester City, sedangkan Everton berusaha terhindar dari jurang degradasi.
Pertarungan Liverpool melawan Everton atau yang dikenal dengan derbi Merseyside memang tidak sepanas ketika Liverpool bertemu Manchester United. Bahkan, ketika keduanya bertemu, sejumlah suporter duduk berdekatan. Hal tersebut terjadi karena tak jarang, dalam satu keluarga, mereka mendukung dua tim berbeda antara Liverpool dan Everton.
Ketika ada perseteruan di lapangan, mereka saling bahu-membahu untuk mencegahnya, seperti yang terjadi ketika Liverpool bertemu Everton pada 5 Januari 2018 dalam laga Piala FA di Anfield. Saat itu, terjadi kericuhan antara penyerang Liverpool Roberto Firmino dan bek Everton, Mason Holgate.
Ketegangan terjadi karena Holgate mendorong Firmino hingga terjatuh ke bangku penonton. Firmino pun bereaksi dan hendak menyerang Holgate. Para pendukung Liverpool berusaha mencegah pemain asal Brasil tersebut dengan menarik tubuhnya. Namun, Firmino tetap berlari menghampiri Holgate sehingga pemain Liverpool dan Everton lainnya berusaha menenangkannya.
Ketika keduanya bertemu, justru kejadian-kejadian unik terjadi, seperti mantan penyerang Liverpool, Luis Suarez, yang pura-pura terjatuh dalam selebrasinya di depan mantan Manajer Everton David Moyes pada 28 Oktober 2012. Padahal, gol tersebut tercatat sebagai gol bunuh diri Leighton Baines.
Kegirangan yang berlebihan juga dilakukan Manajer Liverpool Juergen Klopp pada 3 Desember 2018. Pada akhir laga, Klopp masuk ke lapangan setelah pemain pengganti, Divock Origi, mencetak gol semata wayang di menit akhir waktu tambahan. Kemenangan tersebut sangat berharga bagi Liverpool yang sedang bersaing dengan Manchester City di puncak klasemen Liga Inggris.
Di saat Liverpool sedang berjuang meraih gelar juara, Everton justru harus bersusah payah agar tidak masuk ke zona degradasi.
Klopp mengaku sangat emosional dalam laga tersebut dan ia pun telah meminta maaf kepada Manajer Everton Marco Silva. ”Saya minta maaf karena melakukan hal itu dan itu tidak akan terjadi lagi. Saat itu, pertandingan sangat bagus. Namun, bagi kami kejadian tersebut sudah lama dan tidak ada hubungannya dengan permainan besok malam,” ujar Klopp seperti dikutip dari situs klub Liverpoolfc.com.
Menurut pelatih asal Jerman tersebut, pertandingan derbi antara Liverpool dan Everton selalu akan menyajikan banyak cerita. Karena itu, ia ingin timnya fokus pada laga besok. Klopp mewaspadai serangan balik Everton yang berbahaya. Mereka memiliki pemain cepat, seperti Richarlison, yang baru saja menandatangani kontrak baru hingga 2024.
Pentingnya kemenangan
Derbi Merseyside yang ke-234 ini sangat berarti bagi kedua tim. Liverpool berusaha meraih kemenangan agar dapat menjauh dari kejaran Manchester City yang berhasil mengalahkan Burnley dengan skor 4-1 pada Rabu (4/12/2019) di Turf Moor, Burnley. Tak hanya Manchester City, Liverpool juga harus mewaspadai Leicester City. Kedua tim tersebut kini berada di peringkat kedua dan ketiga dengan selisih 8 poin dari Liverpool.
Di saat Liverpool sedang berjuang meraih gelar juara, Everton justru harus bersusah payah agar tidak masuk ke zona degradasi. Klub yang identik dengan warna biru tersebut berada di peringkat ke-17 dan hanya berjarak dua poin dari zona degradasi.
Tekanan besar pun ada di pundak Marco Silva yang gagal meraih poin dalam dua pertandingan terakhir. Apalagi, Everton terakhir kali memperoleh kemenangan atas Liverpool di Liga Inggris pada 1999 ketika Kevin Campbell mencetak gol dan berhasil menang dengan skor 1-0. Sejak saat itu, Everton mengalami kekalahan sebanyak 10 kali dan imbang 9 kali.
”Ayo bermain di sana. 20 tahun tanpa kemenangan adalah waktu yang lama dan saat ini adalah peluang untuk mengubahnya,” ujar Silva.
Pelatih asal Portugal tersebut mengaku tidak melakukan persiapan khusus untuk menghadapi Liverpool. Pada pertandingan sebelumnya melawan Leicester, taktik Silva dipuji karena permainan timnya mengalami peningkatan meskipun pada akhirnya mereka kalah 1-2 setelah sempat unggul terlebih dahulu melalui gol Richarlison.
Ia mengakui, anak didiknya sering bermain lebih bagus daripada lawan, tetapi gagal memperoleh kemenangan. Silva pun berharap timya dapat menemukan solusi dalam mencetak gol. Dari 14 kali bertanding di Liga Inggris, Everton baru mencetak 14 gol. Sejauh ini, mereka menjadi salah satu dari empat tim terburuk dalam mencetak gol. (AFP/REUTERS)