Target tiga medali emas menembak pada SEA Games 2019 tercapai setelah Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba memenangi nomor 10 meter air riffle putri. Rafika kini fokus menatap olimpiade Tokyo 2020.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
MANILA, SELASA - Target perolehan tiga medali emas dari cabang menembak di SEA Games 2019 telah tercapai setelah Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba (18) menjuarai nomor 10 meter air riffle di Marine Corps Training Centre, Manila, Filipina, Selasa (3/12/2019). Prestasi ini membuat Rafika bisa lebih fokus membidik target yang lebih tinggi lagi, yaitu pada Olimpiade Tokyo 2020.
Pada babak final, Rafika memperoleh total skor 249,9 poin dan mengungguli petembak Singapura, Xiu Yi Ho, yang mendapat perak dengan skor 248,2 poin. Adapun medali perunggu diraih petembak Singapura lainnya, Qian Xiu Adele Tan, dengan skor 227,3 poin.
”Rafika merupakan atlet yang masih sangat muda tetapi sudah memiliki prestasi yang menjanjikan untuk bersaing di Olimpiade nanti,” kata Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia (PB Perbakin), Firtian Yudit Swandarta, ketika dihubungi, Selasa siang.
Meski masih sangat muda, perkembangan Rafika sangat pesat. Ia mewakili Kalimantan Timur dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 dan meraih emas pada nomor 50 meter air riffle prone. Ketika tampil di Asian Games 2018, Rafika gagal mendapat medali.
Namun, PB Perbakin kemudian mengirim Rafika dan sejumlah atlet lainnya ke Hanover, Jerman, untuk berlatih pada akhir Oktober hingga awal November 2019. Menurut Yudit, pelatihan tersebut bertujuan agar para atlet tetap bisa fokus.
Hasilnya kemudian terlihat ketika Rafika mengikuti Kejuaraan Menembak Asia di Qatar pada November lalu. Dalam kejuaraan itu, Rafika mendapat kuota untuk tampil di Olimpiade Tokyo 2020.
”Ini menjadi sejarah karena biasanya kami mendapat wild card ke Olimpiade, bukan lolos kuota,” kata Yudit.
Dengan demikian, ajang SEA Games 2019 menjadi pemanasan bagi Rafika untuk menambah kemampuannya. Sebelum tampil di Olimpiade Tokyo, PB Perbakin sudah menyiapkan sejumlah kejuaraan yang bisa diikuti, seperti Kejuaraan Dunia di India pada Maret dan Road to Olympic Tokyo di Jepang pada April.
Alat yang dipakai Rafika pun harus dipersiapkan sesuai kelas dunia.
”Tanpa uji coba melawan atlet-atlet dari negara maju dan memiliki peralatan yang memadai, mental atlet tidak bisa meningkat,” ujar Yudit.
Masih ada peluang
Cabang menembak sudah lebih dulu meraih dua emas dari para petembak putra, yaitu Tirano Baja pada nomor mixed benchrest air riffle (light varmint) dan Rio Danu Utama Tjabu pada nomor WA 1500 PPC (precision pistol competition), Senin (2/12). Meski demikian, Yudit mengatakan Indonesia masih punya peluang emas pada nomor WA 1500 PPC putri, baik individual maupun beregu.
Tiga atlet putri yang akan turun pada nomor tersebut adalah Pratiwi Kartikasari, Ayu Dini Fitriasih, dan Eva Triana. “Mudah-mudahan bisa kita rebut lagi emas di nomor itu,” kata Yudit.
Menurut Yudit, nomor WA 1500 PPC itu merupakan nomor yang dipersiapkan Filipina untuk mendulang emas. Namun, di luar dugaan Tjabu dan Baja justru mampu membuat kejutan dengan merebut emas.
Padahal, Tjabu bukan atlet yang seharusnya diberangkatkan ke SEA Games, tetapi terjadi kesalahan administrasi sehingga namanya tetap masuk. Bagi PB Perbakin, kesalahan ini justru menjadi berkah.