Setidaknya lima kader PAN kemungkinan akan maju dalam pemilihan ketua umum PAN 2020-2025 di Kongres PAN 2020. Kelimanya ialah Zulkifli Hasan, Hanafi Rais, Asman Abnur, Bima Arya, dan Mulfachri Harahap.
Oleh
Kurnia Yunita Rahayu
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Empat bulan menjelang Kongres Partai Amanat Nasional atau PAN 2020, sejumlah kader PAN yang berkeinginan menjadi ketua umum periode 2020-2025 sudah intens bergerilya untuk menjaring dukungan. Akhir pekan ini, PAN menurut rencana akan menggelar rapat kerja nasional untuk membahas persiapan penyelenggaraan kongres tersebut.
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno, dihubungi dari Jakarta, Rabu (4/12/2019), menjelaskan, rapat kerja nasional (rakernas) diselenggarakan di Hotel Millennium, Jakarta, Sabtu (7/12/2019). Agenda yang melibatkan seluruh pengurus daerah PAN itu akan membahas pelaksanaan Kongres PAN pada Maret 2020.
Salah satu agenda kongres adalah memilih ketua umum PAN periode 2020-2025. Meski demikian, pembahasan terkait pencalonan ketua umum belum akan didiskusikan dalam rakernas. ”Penekanan diberikan kepada pelaksanaan kongres,” katanya.
Namun, dia tidak menampik bahwa dinamika pencalonan ketua umum sudah terlihat di kalangan internal PAN saat ini. Menurut dia, sejauh ini sudah ada lima kader PAN yang kemungkinan akan maju di pemilihan tahun depan.
Kelima kader dimaksud ialah Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Fraksi PAN di DPR Mulfachri Harahap, anggota Fraksi PAN di DPR sekaligus mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur.
Selain itu, Wali Kota Bogor, Jawa Barat, Bima Arya dan anggota Fraksi PAN di DPR Hanafi Rais juga akan mencalonkan diri.
”Saya kira, beliau-beliau ini semuanya pejuang partai dan pantas diberikan kesempatan untuk mencalonkan diri di kongres,” ujarnya.
Klaim
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN Yandri Susanto membenarkan, Zulkifli akan kembali mencalonkan diri untuk memimpin partai pada periode berikutnya. Akan tetapi, hal itu bukan didasarkan pada keinginan pribadinya, melainkan dorongan dari sejumlah dewan pimpinan wilayah (DPW) provinsi.
”Bang Zul didaulat untuk maju kembali. Ada 28 (dari 34) DPW yang meminta agar beliau mencalonkan diri,” katanya.
Dukungan itu disebutnya meningkatkan kepercayaan diri Zulkifli. Dia pun optimistis Zulkifli akan memenangi kontestasi sekalipun belum pernah ada kader PAN yang bisa berturut-turut menjabat ketua umum.
Menurut Yandri, tidak ada larangan bagi kader untuk menjabat ketua umum selama dua periode di dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PAN.
Wacana bahwa Ketua Umum PAN cukup dijabat untuk satu periode yang diembuskan ke publik belakangan bisa saja merupakan modus salah satu pihak untuk menjatuhkan Zulkifli.
Dia pun menepis kabar yang beredar bahwa Zulkifli menggunakan kekuasaannya untuk menekan para pengurus cabang agar kembali memilihnya sebagai ketua umum. ”Hari ini Zulkifli merupakan calon dengan peluang keterpilihan paling besar karena dia diminta (bukan mengajukan diri),” ujar Yandri.
Secara terpisah, Asman Abnur membenarkan bahwa dirinya akan maju sebagai calon ketua umum pada kongres Maret 2020. Untuk menghimpun dukungan, dia pun sudah dan masih akan terus bersafari ke daerah-daerah.
Meski harus bersaing dengan Zulkifli Hasan dan anak kandung dari pendiri partai Amien Rais, yaitu Hanafi Rais, Asman menilai, peluang dirinya dan calon-calon lain masih terbuka. Hal itu tampak dari penerimaan pengurus cabang yang pernah ia datangi.
Asman mengklaim sudah mendapatkan dukungan dari sejumlah DPW dan dewan pimpinan daerah (DPD). Namun, dia masih merahasiakan jumlahnya. ”Itu rahasia, ya, nanti diketahui kekuatan kita,” ucapnya.
Selain nama-nama yang disebut oleh Eddy Soeparno, nama Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Drajat Wibowo juga disebut akan maju dalam pemilihan.
Saat dikonfirmasi kepada Drajat, dia hanya mengatakan akan menjawabnya pada saat yang tepat. ”Soal pencalonan, nanti pada saatnya saya akan menjawab. Sekarang belum saatnya,” ucapnya.
Menurut Drajat, saat ini dirinya masih fokus berkomunikasi intensif di kalangan internal PAN ataupun dengan pihak-pihak di luar PAN. ”Istilahnya, masih menyambung hati, merekatkan silaturahmi,” ujarnya.
Silaturahmi ini, menurut dia, penting karena dirinya tidak ingin perhelatan politik di PAN itu membuat ikatan persaudaraan menjadi rusak.
”Jadi, bukan hanya internal PAN, tetapi lebih luas ke hubungan PAN dengan seluruh elemen bangsa. Termasuk tentu saja dengan pemerintah di bawah pimpinan Presiden Jokowi, di mana PAN tetap konsisten berada di luar. Di luar pemerintahan, kan, tidak harus baku pukul,” tuturnya.