Hujan deras dan angin kencang yang mengiringi topan Kammuri membuat jadwal pertandingan dari sedikitnya 12 cabang olahraga pada SEA Games 2019 tertunda.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH/DENTY PIAWAI NASTITIE dari Manila, Filipina
·4 menit baca
MANILA, KOMPAS - Rencana manusia tak bisa melawan kehendak alam, termasuk pada pesta olahraga Asia Tenggara SEA Games 2016. Perlombaan dan pertandingan yang dijadwalkan pada sedikitnya selusin cabang olahraga, Selasa (3/12/2019), ditunda karena Filipina dilintasi topan Kammuri.
Topan yang terbentuk di Samudera Pasifik itu mendarat di Pulau Luzon pada pagi hari, bergerak ke Timur membawa hujan deras dan angin kencang hingga kecepatan 130 kilometer per jam. Untuk keselamatan atlet dan penonton, panitia menunda pertandingan di sejumlah cabang di luar ruangan, seperti kano, kayak, dan voli pantai di Subic, serta tenis di Manila.
Namun, sebagian besar cabang olahraga yang berlangsung di dalam ruangan berjalan sesuai jadwal. Perjuangan para atlet Indonesia menghasilkan tambahan enam emas, sembilan perak, dan enam perunggu. Dua dari enam emas dipersembahkan para atlet wushu, dan masing-masing satu dari menembak, senam, angkat besi, dan pencak silat.
Lengang
Di Subic, ancaman topan Kammuri membuat warga mengurangi aktivitas di luar ruangan. Sejak pagi, jalanan di kota yang pernah menjadi pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat itu lengang. Tingginya gelombang di Teluk Subic membuat lomba cabang kano-kayak yang dimulai Selasa ditunda dua hari. Penundaan juga terjadi pada cabang pancalomba modern dan selancar.
Manajer Kompetisi Dayung SEA Games 2019 Leonora Escollante mengatakan, topan Kammuri adalah kondisi alam yang sebelumnya tidak terprediksi. Meski terjadi penundaan, cabang dayung yang terdiri dari disiplin kano, kayak, perahu naga, dan rowing tetap berlangsung hingga 8 Desember. Kosekuensinya, jadwal perlombaan akan lebih padat.
Hujan deras dan angin kencang yang mengiringi Kammuri membuat lapangan tenis di Rizal Memorial Tenis Center, Manila, tergenang. Sebanyak 18 laga yang dijadwalkan terpaksa ditunda.
Delegasi Teknis Cabang Tenis Susan Soebakti mengatakan, cuaca buruk membuat penyelenggara harus mengatur ulang jadwal pertandingan. Sebelum SEA Games bergulir pihaknya sudah mengetahui bahwa dalam waktu dekat topan Kammuri disertai hujan dan angin akan melanda Filipina. ”Kami memang sudah menyiapkan dua hari khusus untuk berjaga-jaga apabila ada penundaan pertandingan,” katanya.
Hantaman topan Kammuri juga membuat Bandara Internasional Ninoy Aquino Manila berhenti beroperasi. General Manajer Bandara Aquino Ed Monreal seperti diberitakan AFP mengatakan, angin kencang membahayakan penerbangan sehingga sedikitnya 500 penerbangan dibatalkan. Operasional bandara dilanjutkan kembali pada Selasa pukul 23.00 waktu setempat, atau pukul 22.00 WIB.
Perjuangan Edgar
Penutupan bandara membuat atlet wushu Edgar Xavier Marvelo tidak bisa segera kembali ke Jakarta meski mendengar kabar ayahnya, Lo Tjhiang Meng, meninggal dunia pada Selasa dini hari WIB. Di tengah duka mendalam, Edgar tetap berlaga dan mempersembahkan dua medali emas.
Emas itu diraih Edgar dari nomor kombinasi taolu daoshu-gunshu, serta nomor taolu duilian bersama dua rekan, Harris Horatius dan Seraf Naro Siregar.
”Jam 00.30 dini hari, kami ditelepon, ayahnya dalam kondisi kritis. Kami sempat khawatir karena siang harinya Edgar harus menghadapi dua final,” ujar Novita, pelatih tim wushu Indonesia.
Namun, Edgar tetap tampil tenang. Ia teringat pesan almarhum ayahnya agar fokus menjaga konsentrasi di pertandingan itu demi Merah-Putih. terlepas kondisi sulit yang dialaminya. Sebelum pertandingan, Novita dan para pelatih lainnya memeluk Edgar sambil menguatkan agar Edgar ikhlas melepas Lo dengan performa terbaiknya.
”Ayahnya telah selesai menjalani hidup. Giliran Edgar berjuang demi Merah-Putih. Ia pun berhasil melakukannya. Edgar adalah seorang juara sejati. Dalam kondisi sulit, ia tetap berdiri tegak dan menghasilkan buah manis bagi tim Indonesia,” tutur Novita mengapresiasi ketegaran atlet peraih tiga emas Kejuaraan Dunia Wushu 2019 di China itu.
Sebelumnya, pada Minggu, Edgar juga mendapatkan cobaan lainnya. Poin juara dunia 2019 itu dipotong 0,1 poin di nomor changquan putra. Jangankan medali emas, perunggu pun gagal ia raih dari salah satu nomor spesialisasinya itu. Ia hanya menempati peringkat kelima saat itu. “Kami dirugikan wasit saat itu,” tutur Novita kemudian.
Di akun Instagramnya, Edgar pun kebanjiran pujian dan ucapan simpati. ”Dua medali emas SEA Games 2019 ini untuk papa,” tulisnya di bawah foto dirinya membentangkan bendera Merah-Putih.
Medali emas juga dipersembahkan Deni, lifter senior di kelas 69 kilogram. Dia mempertahankan medali emas yang direbutnya dua tahun lalu di Malaysia. Meski sudah menguasai persaingan di Asia Tenggara, Deni punya pekerjaan rumah yang cukup sulit yaitu menembus kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Deni mencatat angkatan total 315 kg, yakni snatch 143 kg serta clean and jerk 172 kg. Selain Deni, lifter muda Putri Aulia Andriani menyumbang perunggu pada kelas 59 kg putri pada debutnya di SEA Games.