Pasar modal bereaksi negatif atas rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerapkan tarif impor pada Perancis dan sejumlah sekutunya di Amerika Latin.
Oleh
Elsa Emiria Leba / Benny D Koestanto
·3 menit baca
LONDON, SELASA—Pemerintah Perancis, Brasil, dan Argentina mengecam dan mempertanyakan langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenakan tarif impor terhadap produk-produk mereka. Pasar modal langsung bereaksi negatif karena pelaku pasar khawatir kebijakan itu akan meningkatkan eskalasi perang dagang yang ditabuh Washington.
Pada awal perdagangan, Selasa (3/12/2019), sejumlah indeks utama pasar modal di Eropa dibuka turun. Indeks FTSE 100 melemah 0,4 persen, pelemahan keempat secara berturut. Sepanjang sepekan terakhir, Indeks FTSE melemah 2,4 persen. Indeks CAC di Perancis juga dibuka turun 0,3 persen.
Pada waktu yang sama, Indeks MSCI Asia Pasifik ditutup turun 0,4 persen, menggambarkan pelemahan bursa-bursa di kawasan Asia Pasifik. Pelemahan juga menimpa future bursa saham Wall Street di AS semalam.
Investor tidak mengharapkan Trump akan meluncurkan perang dagang di semua bidang.
Langkah Trump membuka perang perdagangan baru mengakibatkan pasar keuangan gelisah, di tengah proyeksi tanda-tanda makin terbebaninya pertumbuhan ekonomi global. Di samping penerapan tarif impor atas Perancis, Brasil, dan Argentina, Trump juga mengungkapkan kemungkinan kesepakatan dagang AS dan China bakal tertunda hingga November tahun depan.
”Pasar ketakutan karena mereka tidak mengharapkan Trump akan bersikap demikian terkait China,” kata Aneeka Gupta, Direktur Riset WisdomTree yang berbasis di London, Inggris, sebagaimana dikutip Bloomberg. ”Ini mengkhawatirkan Eropa juga karena sedang menunggu keputusan tentang tarif otomatis dari AS. Investor tidak mengharapkan Trump akan meluncurkan perang dagang di semua bidang,” kata Gupta menambahkan.
Pemerintah Perancis mengatakan, Perancis dan Uni Eropa siap membalas jika Trump merealisasikan ancamannya, yaitu mengenakan tarif hingga 100 persen atas impor minuman sampanye, tas, dan produk-produk Perancis lainnya senilai 2,4 miliar dollar AS.
Ancaman tarif itu dikatakan Trump setelah penyelidikan Pemerintah AS menemukan pajak layanan digital Perancis yang baru akan merugikan perusahaan teknologi AS. Hal ini dilakukan sebagai pembalasan atas pajak layanan digital Perancis yang dinilai diskriminatif.
Laporan Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) menyebutkan, pajak digital itu akan memberatkan perusahaan teknologi AS, seperti Google, Apple, Facebook, dan Amazon.
Berbicara di London menjelang KTT NATO, Trump mengatakan, dia tidak akan mendiamkan Perancis untuk mengambil keuntungan dari perusahaan-perusahaan Amerika. Dia juga tidak dapat menerima jika UE memperlakukan AS dengan sangat tidak adil dalam perdagangan.
Menteri Keuangan Perancis Bruno Le Maire mengatakan, ancaman AS tak dapat diterima dan mengatakan pajak Perancis tidak mendiskriminasi perusahaan Amerika. ”Dalam hal sanksi baru Amerika, UE akan siap untuk membalas,” kata Le Maire kepada Radio Classique.
Kepala USTR Robert Lighthizer mengatakan, Washington sedang mempertimbangkan memperluas penyelidikan untuk melihat pajak serupa di Austria, Italia, dan Turki. Keputusan ini mengirimkan sinyal yang jelas bahwa AS akan mengambil tindakan terhadap rezim pajak digital yang dinilai diskriminatif atau memaksakan beban yang tidak semestinya pada perusahaan AS.
Tarif ke Sekutu AS
Presiden Trump pun secara mendadak mengenakan tarif impor kepada sejumlah negara sekutu di kawasan Amerika Latin. Keputusan mengejutkan itu justru dinilai dapat mendorong negara-negara tersebut, khususnya Brasil, mendekati China.
Trump mengatakan, dia akan mengenakan tarif impor AS atas produk baja dan aluminium dari Brasil dan Argentina. Langkah ini sebagai antisipasi kebijakan dari kedua negara tersebut yang dinilai tidak adil bagi AS.
”Saya berharap Trump mengerti dan tak menghukum kita dalam masalah ini. Saya hampir yakin bahwa dia akan mendengar kita,” kata Presiden Brasil Jair Bolsonaro.
Pada 2018, Trump mengumumkan kenaikan tarif impor global untuk baja 25 persen dan aluminium 10 persen. Namun, Trump membuat pengecualian bagi beberapa negara, termasuk Brasil dan Argentina, setelah menyetujui penentuan batasan kuota. (AFP/REUTER)