Golkar akan menempuh jalan aklamasi untuk mengukuhkan kembali Airlangga Hartarto sebagai ketua umum untuk periode 2019-2024.
Oleh
Agnes Theodora WW / Dhanang David / Kurnia Yunita Rahayu / I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Kontestasi perebutan kursi ketua umum Partai Golkar rampung sebelum Musyawarah Nasional Partai Golkar dibuka, Selasa (3/12/2019) malam. Demi meraih target memenangi Pemilu Legislatif 2024 dan mencalonkan kadernya pada Pemilihan Presiden 2024, Golkar akan menempuh jalan aklamasi untuk mengukuhkan kembali Airlangga Hartarto sebagai ketua umum untuk periode 2019-2024.
Skenario aklamasi kemungkinan ditempuh setelah sebagian besar dari sembilan bakal calon ketua umum Partai Golkar mengundurkan diri dari bursa calon ketua umum, hanya tiga jam sebelum Munas Ke-10 Golkar di Jakarta dibuka Presiden Joko Widodo.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya mengatakan, Golkar adalah aset yang bisa memengaruhi suhu politik nasional sehingga soliditasnya harus terjaga. Presiden mengapresiasi kesepakatan Airlangga dan Bambang Soesatyo yang berujung pada mundurnya Bambang dari kontestasi calon ketua umum.
”Kalau Golkar panas, politik nasional ikut panas. Golkar goyang, kita ikut goyang. Sebetulnya tidak apa-apa (perbedaan) dalam berdemokrasi. Tetapi, kalau ada jalan persaudaraan, kerukunan, kenapa kita tempuh yang panas-panas,” kata Presiden Jokowi.
Bakal aklamasi
Bambang, penantang terkuat Airlangga, menarik diri dari kontestasi setelah bertemu dengan Airlangga serta Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang juga tokoh senior Golkar di Kantor Kemenko Kemaritiman sebelum munas dibuka. Para bakal calon yang lain juga ikut mundur.
Dengan demikian, hanya tersisa dua bakal calon ketua umum, yaitu Airlangga dan Ridwan Hisjam. Airlangga diperkirakan bakal lolos di tahap pencalonan dan menang secara aklamasi dalam proses pemilihan pada Munas Partai Golkar, 3-6 Desember 2019, karena sudah mengantongi dukungan dari mayoritas pemegang hak suara yang berjumlah 560 suara.
Dengan kemungkinan Airlangga secara aklamasi akan ditetapkan sebagai ketua umum pada Kamis (5/12), Munas Golkar tiga hari ke depan akan fokus membahas persiapan strategi menghadapi Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2020 serta Pemilihan Umum 2024.
Airlangga mengapresiasi mundurnya Bambang. Menurut dia, Bambang setia menjaga komitmen agar Golkar tidak terpecah gara-gara kontestasi. ”Beliau menyampaikan dengan tegas untuk setia pada komitmen bersama,” ucap Airlangga saat pidato pembukaan.
Ketika senior berkumpul dan menyampaikan saran dan pendapat, kami yang muda patuh.
Bambang seusai bertemu Luhut dan Airlangga mengatakan, dirinya mundur karena hasil lobi-lobi Luhut dengan Airlangga serta dorongan dari tokoh senior Golkar, yakni Aburizal Bakrie, Akbar Tandjung, dan Agung Laksono, yang ikut mengonsolidasikan DPD-DPD provinsi dan kabupaten/kota untuk mendukung Airlangga.
Bambang mengaku mundur dari pencalonan untuk menjaga soliditas Golkar menghadapi Pemilu 2024. ”Begini cara Golkar menyelesaikan masalah setajam apa pun. Ketika senior berkumpul dan menyampaikan saran dan pendapat, kami yang muda patuh,” katanya.
Mundurnya Bambang datang dengan syarat. Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus mengatakan, ada beberapa kondisi yang menjadi bagian lobi, yaitu Airlangga harus mengakomodasi pendukung Bambang dalam kepengurusan partai, alat kelengkapan Dewan, dan jabatan lain, seperti duta besar. Jabatan Ketua MPR yang diemban Bambang juga tidak akan dicopot.
Airlangga capres
Menurut Lodewijk, soliditas partai penting untuk mencapai tujuan besar Golkar pada Pemilu 2024. Karena itu, sebisa mungkin faksi-faksi yang muncul dari kontestasi kursi ketua umum pada munas kali ini diminimalisasi.
Golkar, ujarnya, memasang target jadi partai pemenang pemilihan legislatif serta ingin mencalonkan kadernya untuk pilpres. Dengan pengalaman memimpin partai dua periode serta jadi menteri selama dua periode pemerintahan Presiden Joko Widodo, Airlangga memiliki kans besar menjadi calon presiden 2024 dari Golkar.
”Airlangga sudah memiliki popularitas, tinggal bagaimana meningkatkan dukungan dari pengurus daerah provinsi dan kabupaten kota untuk meningkatkan elektabilitasnya dan mampu bersaing pada 2024 nanti,” kata Lodewijk.
Pascareformasi, perolehan suara Golkar memang menunjukkan tren terus menurun. Raihan suara tertinggi yang diperoleh partai terjadi pada Pemilu 2004. Kala itu, Golkar meraih 24,4 juta suara atau 21,6 persen dari total suara nasional sekaligus menempatkannya sebagai partai pemenang pemilu. Namun, setelah itu, Golkar kesulitan mengulang prestasi. Raihan suara Golkar terus turun.