PT XL Axiata Tbk akan menjual lebih dari setengah menara telekomunikasi miliknya yang masih tersisa.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menjual menara pemancar masih menjadi opsi untuk memperoleh tambahan dana belanja modal bagi operator telekomunikasi seluler pada 2020. Kebutuhan investasi yang besar, terutama untuk membangun infrastruktur pendukung jaringan, memungkinkan opsi terealisasi.
PT XL Axiata Tbk (XL) akan menjual lebih dari setengah menara telekomunikasi miliknya yang masih tersisa.
Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih yang dihubungi pada Selasa (3/12/2019), di Jakarta, menyebutkan, jumlah menara yang ditawarkan untuk dijual sebanyak 3.250 unit dari total 4.500 unit yang masih dipunyai.
Dia mengatakan, perusahaan telah memulai proses tender tertutup. Untuk memastikan proses dilaksanakan sesuai prinsip keterbukaan dan perlakuan setara, perusahaan belum dapat memberikan informasi lebih lanjut terkait proses tersebut.
”Aktivitas lelang akan dilakukan pada triwulan I-2020. Kami sekarang juga masih mengkaji total nilai belanja modal yang kami butuhkan tahun 2020. Dana hasil menjual menara untuk menambah dana belanja modal,” ujar Tri.
DealStreetAsia.com memberitakan, sudah ada tiga perusahaan telekomunikasi lokal yang berminat membeli menara-menara telekomunikasi milik XL Axiata tersebut.
Sesuai memo XL Axiata, nilai kapitalisasi belanja modal triwulan III-2019 sebesar Rp 5,515 triliun dan belanja modal yang dibayarkan Rp 6,501 triliun. Belanja modal bertujuan memperluas dan menambah kapasitas jaringan data. Sekitar 39.000 dari 129.000 unit pemancar yang terbangun berteknologi akses seluler 4G.
Pada tahun ini, operator telekomunikasi seluler lain juga melakukan aksi jual beli menara. Sebagai contoh, pada Oktober 2019, PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) mengumumkan telah menandatangani perjanjian jual beli menara dengan PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Keduanya ditetapkan sebagai pemenang dari proses tender penjualan 3.100 menara telekomunikasi milik Indosat Ooredoo.
Mitratel telah memenangkan 2.100 menara dan Protelindo telah memenangkan 1.000 menara, dengan total transaksi keduanya senilai Rp 6,39 triliun. Pembayaran transaksi akan dilakukan seluruhnya dalam bentuk tunai pada saat penyelesaian transaksi. Penyelesaian masing-masing transaksi akan dilakukan sebelum akhir tahun ini, tergantung syarat penutupan pada umumnya sebuah transaksi dan persetujuan dari pemegang saham pada rapat umum pemegang saham luar biasa perusahaan pada 21 November 2019.