1.000 Guru Surabaya Membangun Karakter Antikorupsi
›
1.000 Guru Surabaya Membangun ...
Iklan
1.000 Guru Surabaya Membangun Karakter Antikorupsi
Sebanyak 1.000 guru sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Surabaya akan mengikuti program Guru Pembangun Peradaban yang diselenggarakan Saya Perempuan Antikorupsi bersama KPK dan Pemkot Surabaya.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sebanyak 1.000 guru sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Surabaya akan mengikuti program Guru Pembangun Peradaban yang diselenggarakan Saya Perempuan Antikorupsi bersama Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pemerintah Kota Surabaya. Mereka akan dilatih untuk menyebarkan semangat dan karakter antikorupsi kepada murid-muridnya.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Pandjaitan saat pembukaan program Guru Pembangun Peradaban, Kamis (5/12/2019), di Surabaya, mengatakan, guru memegang peranan penting dalam membangun karakter generasi muda yang antikorupsi. Mereka turut membangun karakter melalui pengajaran yang dilakukan selama murid-murid bersekolah.
Anak-anak harus paham perilaku-perilaku koruptif mulai dari hal yang paling kecil, seperti mencontek.
”Anak-anak harus paham perilaku-perilaku koruptif mulai dari hal yang paling kecil, seperti mencontek. Ini sangat sederhana, tetapi jika diajarkan terus-menerus sejak kecil mampu membentuk karakter antikorupsi ketika sudah dewasa,” katanya.
Menurut dia, upaya pencegahan korupsi tidak cukup hanya dengan memperbaiki sistem. Niat jahat untuk melakukan perilaku koruptif dari perilaku individu-individu harus dicegah melalui penanaman integritas. Selain itu, budaya antikorupsi di masyarakat atau lingkungan tempat tinggal harus turut mendukung gerakan tersebut.
”Gerakan ini sekaligus untuk mencegah adanya korupsi di lingkungan pendidikan. Dalam beberapa kasus korupsi di daerah, selain ada di dinas pekerjaan umum, ada juga di dinas pendidikan,” tuturnya.
Direktur Saya Perempuan Antikorupsi Indonesia Maria Kresentia mengatakan, ada 1.000 guru yang akan dilatih menanamkan sikap-sikap antikorupsi. Mereka akan dibagi dalam 20 gelombang selama satu tahun.
Guru-guru yang terpilih akan diajarkan cara menyebarkan semangat antikorupsi kepada muridnya. Metode yang diajarkan yakni dengan menggunakan media permainan papan dan memasukkannya dalam mata pelajaran Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan. ”Pelajarannya tidak boleh membosankan agar siswa tertarik dan pesannya tersampaikan,” katanya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, hampir semua orang sudah diajarkan perilaku antikorupsi sejak usia dini. Namun, ketika dewasa, ada sebagian yang melupakan nilai-nilai tersebut sehingga terjadi korupsi. Biasanya, perilaku koruptif itu terbentuk ketika seseorang mendapatkan pengaruh buruk dari luar.
”Maka, guru harus bisa menanamkan jiwa antikorupsi yang kuat sejak dini agar anak-anak tetap memegang teguh integritasnya,” tuturnya.
Selain integritas dan perilaku antikorupsi, Risma mengingatkan guru-guru di Surabaya agar menanamkan sikap bekerja keras kepada seluruh siswa. Segala keinginan harus dilalui dengan cara yang benar dan tidak boleh melanggar aturan hanya karena perasaan iri dengan orang lain.
”Kesuksesan tidak hanya diukur dengan harta, tetapi hasil kerja keras yang akan diingat oleh generasi mendatang. Saya sendiri tidak malu hanya karena harta saya tidak sebanyak bupati dan wali kota lain,” ucap Risma.