Memasuki musim hujan, bencana pohon tumbang di Kota Tegal dan Kabupaten Tegal, Jawa Tengah mulai dimitigasi. Pembentukan tim reaksi cepat bencana, penebangan, hingga pemangkasan sejumlah pohon rawan mulai dilakukan.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS - Memasuki musim hujan, bencana pohon tumbang di Kota Tegal dan Kabupaten Tegal, Jawa Tengah mulai dimitigasi. Tim reaksi cepat dibentuk untuk melakukan patroli, serta penebangan dan pemangkasan sejumlah pohon rawan tumbang.
Sejak akhir November, hujan disertai angin kencang mulai melanda Kota Tegal dan Kabupaten Tegal. Akibatnya, sejumlah pohon di beberapa daerah mulai tumbang. Kejadian terakhir pada Rabu (4/12) malam, hujan disertai angin kencang membuat sebuah pohon jenis krisantemum di Kota Tegal tumbang.
Pohon tumbang menimpa sebuah mobil angkutan kota (angkot) yang sedang diparkir di Jalan Kamboja, Kelurahan Kejambon, Kecamatan Tegal Timur. Tak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian tersebut. Namun, aliran listrik di daerah tersebut sempat padam karena sebagian kabel listrik ikut rusak tertimpa pohon.
"Mobil saya tertimpa pohon saat hujan deras disertai angin pada Rabu sekitar pukul 18.00. Karena tertimpa pohon, bagian depan mobil saya penyok," kata Sultoni (56), pemilik angkot, Kamis (5/12/2019).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tegal memperkirakan, hujan disertai angin kencang berpotensi terjadi di Kota Tegal dan Kabupaten Tegal sepanjang musim hujan akhir November 2019-Februari 2020.
Prakirawan cuaca BMKG Tegal Hendi Andrianto mengatakan, kecepatan angin saat hujan cukup beragam, tergantung pada kondisi awan yang berada di sekitarnya. Pada titik tertinggi, kecepatan angin bisa mencapai sekitar 25 knot atau 55 kilometer per jam.
"Hujan disertai angin dengan kecepatan yang tinggi tersebut berpotensi memicu adanya pohon tumbang. Kondisi tersebut bisa lebih parah apabila usia pohon sudah tua atau akar pohonnya rapuh," ucap Hendi.
Untuk mengurangi risiko bencana pohon tumbang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tegal dan beberapa dinas terkait melakukan sejumlah upaya, salah satunya membentuk tim reaksi cepat tanggap bencana yang beranggotakan sekitar 70 orang.
Selain dari BPBD Kota Tegal, anggota tim juga berasal dari Dinas Permukiman dan Tata Ruang Kota Tegal, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perusahaan Listrik Negara, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Kepolisian Resor Tegal Kota, dan Komando Distrik Militer Tegal. Tim tersebut akan berpatroli 24 jam dalam sehari untuk memantau kejadian pohon tumbang.
Upaya lain yang dilakukan tim reaksi cepat adalah menebang dan merambahan pohon yang masuk dalam kategori rawan tumbang.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Tegal Andri Yudi Setyawan menjelaskan, upaya lain yang dilakukan tim reaksi cepat adalah menebang dan merambahan pohon yang masuk dalam kategori rawan tumbang. Hingga saat ini, sudah lebih dari 50 pohon yang ditebang dan dirambah.
Sementara itu, Dinas Permukiman Rakyat, Kawasan Pemukiman, Tata Ruang, dan Pertanahan (Disperkimtaru) Kabupaten Tegal masih terus memetakan pohon-pohon rawan tumbang. Sejauh ini, ada sekitar 8 lokasi rawan pohon tumbang di Kabupaten Tegal.
"Salah satu titik rawan pohon tumbang ada di dekat Rumah Dinas Bupati Tegal, Desa Slawi Kulon, Kecamatan Slawi. Sementara lainnya berada di beberapa ruas jalan seperti, Jalan Ahmad Yani, Jalan Profesor M Yamin, Jalan KS Tubun, daerah Balamoa di Kecamatan Pangkah, dan daerah Ujungrusi di Kecamatan Adiwerna," tutur Kepala Seksi Prasarana Sarana Utilitas (PSU) Disperkimtaru Kabupaten Tegal Waedi.
Dibakar
Waedi menyebutkan, sejumlah pohon di daerah tersebut rawan tumbang karena umur pohon di atas 20 tahun. Selain usia, beberapa pohon rawan tumbang karena bagian bawahnya bolong akibat dipakai untuk membakar sampah. Salah satunya di Jalan Singkil, Desa Kepandean, Kecamatan Adiwerna.
"Kesadaran masyarakat bahwa membakar sampah di bawah pohon itu berbahaya masih rendah. Semoga, ke depan tidak ada lagi kejadian serupa," kata Waedi.
Waedi meminta masyarakat turut mengawasi dan mengingatkan apabila ada aktivitas pembakaran sampah di bawah pohon. Hal itu demi keberlangsungan hidup pohon dan keselamatan masyarakat sekitar.