Diperkirakan sekitar 65.000 orang yang meninggalkan Ambon untuk kembali merayakan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di kampung halaman, memilih menggunakan jalur laut.
Oleh
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS - Diperkirakan sekitar 65.000 orang yang meninggalkan Ambon untuk kembali merayakan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di kampung halaman, memilih menggunakan jalur laut. Pelayanan di sektor transportasi laut dari tahun-tahun sebelummya, yang menuai kekecewaan, itu diharapkan agar jangan sampai terulang kembali.
Menurut catatan Kompas sejak 2014, banyak calon pemudik gagal berangkat karena sejumlah alasan klasik seperti tiket habis terjual atau kapal tiba-tiba mengalami kerusakan. Jumlah penumpang melebihi kapasitas armada kapal yang disediakan. Pemerintah selalu berjanji memperbaiki pelayanan namun wujud perbaikan itu tidak terlihat signifikan. Masalah klasik terus berulang.
Tina Watloli (21) warga Pulau Damer yang merantau di Ambon kepada Kompas pada Kamis (5/12/2019), menuturkan, tahun 2018, dirinya tak jadi pulang kampung karena tidak mendapatkan tiket. Damer yang berada di Kabupaten Maluku Barat Daya itu dicapai dengan waktu tempuh dari Ambon sekitar 24 jam. Secara rutin, jalur itu dilayani satu kapal sekali dalam satu minggu.
Biar berdesak-desakan pun tidak apa-apa. Kami sudah terbiasa begitu. Bahkan sering kali kami naik kapal itu campur dengan ternak. Intinya kami bisa sampai ke tempat tujuan, ujar Tina
Ia berharap agar pelayanan transportasi laut pada musim mudik tahun ini semakin baik. Setidaknya, semua pemudik dapat diangkut ke kampung halaman. "Biar berdesak-desakan pun tidak apa-apa. Kami sudah terbiasa begitu. Bahkan sering kali kami naik kapal itu campur dengan ternak. Intinya kami bisa sampai ke tempat tujuan," ujarnya.
Ia lalu membandingkan pelayanan mudik di Pulau Jawa dan sejumlah wilayah lain di Indonesia bagian barat. Jalan tol dibangun, jalan rusak diperbaiki, gerbong kereta ditambah, dan banyak lagi. Pelayanan mudik di Pulau Jawa dianggap memberikan kenyamanan bagi pemudik. Kondisi itu terbalik dengan yang dialami masyarakat di Kepulauan Maluku.
Mogi Finanlampir (23), warga Pulau Larat, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, mengatakan, kapal menjadi pilihan hampir semua pemudik dari Ambon ke daerah itu lantaran harga tiket pesawat dari Ambon ke Suamlaki, ibu kota kabupaten, di atas Rp 1,6 juta. Diperkirakan, penumpang kapal akan membludak sehingga hal tersebut perlu diantisipasi.
Ia menuturkan, tahun 2017, sekitar 150 orang dari Ambon diangkut menggunakan kapal navigasi milik Kementerian Perhubungan ke Pulau Larat. Langkah itu diambil setelah semua kapal terisi. Rute pelayaran dari Ambon ke Larat hanya satu kali dalam seminggu dilayani satu kapal. Untuk mencapai Larat butuh waktu hingga tiga hari perjalanan.
Kami dengar ada kapal yang akan masuk doking. Ini yang jadi masalah setiap tahun. Kami akan tanyakan ke Pelni, dan minta disiapkan kapal pengganti, kata Anos
Ketua Komisi III DPRD Provinsi Maluku Anos Yeremias mendesak Pelni dan Kementerian Perhubungan untuk memastikan agar pelayanan mudik kali ini harus lebih baik. Pemudik yang menggunakan kapal laut diperkirakan sekitar 65.000 orang. "Kami dengar ada kapal yang akan masuk doking. Ini yang jadi masalah setiap tahun. Kami akan tanyakan ke Pelni, dan minta disiapkan kapal pengganti," katanya.
Mudik gratis
Agusta Izaac, Kepala Seksi Manajemen Lalu Lintas Angkutan Laut Dinas Perhubungan Maluku, menuturkan, PT Pelni telah menyiapkan enam kapal untuk mudik gratis. Mudik gratis dengan target 2.000 orang itu mulai dilayani pada 17 Desember hingga 23 Desember. Tujuan mudik kebanyakan di wilayah bagian tenggara dan selatan Maluku.
Ia mengimbau masyarakat yang ingin menggunakan fasilitas mudik gratis agar mendaftar diri ke kantor Dinas Perhubungan Provinsi Maluku di kompleks Aersalobar, Kota Ambon. Pendaftar hanya menunjukkan kartu tanda penduduk atau kartu keluarga. Pendaftaran akan ditutup jika sudah mencapai batas maksimal kapasitas kapal.
Sementara itu, Kepala Polres Kota Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Ajun Komisaris Besar Leo Simatupang, mengatakan, ancaman terorisme dan kejahatan lainnya di pelabuhan maupun bandar udara menjadi perhatian mereka. Pengamanan akan diperketat 10 hari menjelang natal. "Saat ini, sebanyak 100 personil kami gerakan untuk melakukan cipta kondisi," ujarnya.