TNI AU akan menggelar Air Force Run (AFR) pada Minggu (8/12/2019). Melalui kegiatan ini, peserta dapat mengenal lebih dekat TNI AU dan merasakan sensasi berlari di antara pesawat-pesawat tempur.
Oleh
prayogi dwi sulistyo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Berlari tidak hanya untuk menjaga kesehatan, tetapi juga dapat berguna untuk mengetahui hal lain di luar bidang olahraga, seperti pada lomba lari Air Force Run atau AFR. Melalui kegiatan ini, peserta dapat mengenal lebih dekat TNI Angkatan Udara dan merasakan sensasi berlari di antara pesawat tempur.
Lomba lari AFR ke-4 akan diselenggarakan pada Minggu (8/12/2019) mulai pukul 05.00 di apron Skuadron Udara 45 Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Ajang lomba lari ini akan menempuh jarak 5 kilometer dan 10 km. Setelah berlari, peserta akan dihibur dengan atraksi kedirgantaraan.
Komandan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI M Tonny Harjono mengatakan, lomba lari dilaksanakan di pangkalan udara (lanud) sehingga terbebas dari kendaraan bermotor. ”Peserta akan merasakan sensasi berlari di antara pesawat TNI AU,” ujar Tonny saat ditemui di Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Peserta akan merasakan sensasi berlari di antara pesawat TNI AU.
Meskipun berlari di sekitar landasan pesawat, kegiatan ini tidak akan mengganggu penerbangan. Tonny berharap, melalui kegiatan ini, masyarakat dapat semakin dekat dengan TNI AU. Ia menegaskan, TNI AU ada karena rakyat.
Race Director AFR 2019 Kolonel Korps Dinas Khusus (Sus) Muhammad Yuris mengatakan, lintasan lomba lari ini aman bagi peserta karena berada di wilayah militer. Peserta juga akan merasakan kesejukan suasana hutan kota di sekitar Lanud Halim Perdanakusuma.
”Peserta bisa masuk ke dalam lingkungan militer yang tidak setiap saat dibuka untuk umum. Namun, kita singkirkan dahulu alat-alat militer yang berbahaya jika disentuh masyarakat,” ujar Yuris.
Ia memastikan peserta dapat berlari dengan nyaman karena akan ada sekitar 100 marshal yang siap membantu. Mereka adalah prajurit polisi militer yang akan berjaga di sekitar lintasan lari dan ada juga yang mengikuti pelari terdepan dengan menggunakan sepeda.
Ketua Panitia AFR 2019 Kolonel Korps Penerbang (Pnb) Ali Gusman mengatakan, panitia juga telah menyediakan 32 tim medis dan dokter di 8 mobil ambulans. Selain itu, 8 tenaga fisioterapi juga telah disediakan di garis finish untuk membantu pelari yang kelelahan.
Pelari yang mengalami gangguan kesehatan juga akan mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Angkatan Udara Dr Esnawan Antariksa Halim Perdanakusuma yang lokasinya dapat ditempuh sekitar 5 menit dari tempat perlombaan.
”Panitia juga menyediakan tiga titik water station di sekitar lintasan lari,” ujarnya.
Dari tahun ke tahun, jumlah peserta AFR terus meningkat. Tahun ini, sebanyak 5.100 pelari sudah mendaftarkan diri. Jumlah tersebut lebih banyak daripada tahun lalu yang sebanyak 4.056 peserta. Pada 2016, kegiatan ini diikuti oleh 1.426 peserta dan 2017 sebanyak 2.512 peserta.
Total hadiah yang diperebutkan pada tahun ini sebesar Rp 63 juta. Se mua pelari yang mencapai garis finis akan mendapatkan medali. Adapun batasan waktu untuk peserta 10 km adalah 3 jam dan 5 km selama 2 jam.