Hanafi Rais dan Bima Arya Belum Deklarasi Maju Jadi Calon Ketua Umum PAN
›
Hanafi Rais dan Bima Arya...
Iklan
Hanafi Rais dan Bima Arya Belum Deklarasi Maju Jadi Calon Ketua Umum PAN
Hingga kini, ada empat kader PAN yang telah mendeklarasikan diri akan maju dalam pemilihan ketua umum PAN 2020-2025 pada Kongres PAN 2020. Keempatnya Zulkifli Hasan, Mulfachri Harahap, Asman Abnur, dan Drajad Wibowo.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Empat kader Partai Amanat Nasional telah mendeklarasikan diri akan maju dalam pemilihan ketua umum PAN periode 2020-2025. Di antara keempat nama itu, tak termasuk Hanafi Rais—putra dari pendiri PAN Amien Rais—dan Wali Kota Bogor Bima Arya. Belum jelas apakah kedua kader potensial PAN ini akan maju di pemilihan atau tidak.
Pemilihan ketua umum PAN 2020-2025 akan menjadi agenda utama Kongres PAN 2020. Kongres akan digelar antara Februari dan Maret 2020.
Untuk menentukan jadwal dan tempat kongres, PAN bakal menggelar rapat kerja nasional (rakernas) pada Sabtu (7/12/2019). Rakernas mengangkat tema ”Bersatu Meraih Kemenangan”. Pesertanya pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN, Majelis Penasihat Partai, ketua dan sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), serta Dewan Pimpinan Daerah (DPD) sebagai peninjau.
”Sesuai tema rakernas, kami berharap kongres akan berlangsung tertib, santun, dan damai. Kompetisi antarkandidat dilaksanakan dengan damai dan tidak sampai terpecah-belah,” kata Ketua Panitia Pengarah Rakernas PAN Saleh Partaonan Daulay saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Turut hadir dalam jumpa pers tersebut Wakil Ketua Panitia Pengarah Rakernas PAN Viva Yoga Mauladi serta Ketua DPP PAN Totok Daryanto dan Yandri Susanto.
Totok Daryanto menjelaskan, hingga kini, sudah ada empat kader PAN yang mendeklarasikan diri secara terbuka akan maju dalam pemilihan ketua umum PAN di Kongres PAN 2020.
Keempat kader dimaksud adalah Ketua Umum PAN petahana Zulkifli Hasan, Wakil Ketua Umum PAN Mulfachri Harahap, anggota DPR dari Fraksi PAN sekaligus mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur, serta Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Drajad Wibowo.
Adapun Hanafi Rais dan Bima Arya sekalipun sudah sering disebut namanya di media, menurut Totok, belum mendeklarasikan diri.
Nama kedua kader PAN ini pertama kali disebut akan maju dalam pemilihan oleh Zulkifli Hasan. Pertengahan November, dia menyebut, keduanya menunjukkan kesediaan untuk maju sebagai calon ketua umum.
Dikutip dari Kompas.com, 15 November 2019, Bima Arya mengatakan masih mempertimbangkan akan maju atau tidak dalam pemilihan. Sebab, dia masih punya tanggung jawab untuk memimpin Bogor selama lima tahun ke depan. Namun, di sisi lain, sebagai kader, dia menyatakan harus siap menjadi pemimpin partai. Dia menyatakan sudah ada dukungan dari internal partai untuknya agar maju sebagai calon ketua umum.
Sementara Hanafi Rais belum bisa dihubungi hingga berita ini diturunkan. Selama ini, belum terlihat pernyataannya terkait pemilihan ketua umum PAN.
Sekalipun kader yang maju dalam pemilihan diperkirakan akan banyak jumlahnya, kontestasi diharapkan tak berujung konflik.
”Calon boleh banyak, tetapi setelah kongres, ketua umum dan partainya tetap harus satu. Jangan ada berpikir akan ada ini-itu seperti yang terjadi di partai lain,” tambah Totok.
Dia pun yakin hal itu akan terwujud dengan berkaca pada setiap kali gelaran Kongres PAN sejak partai itu didirikan, akhir Agustus 1998. Kontestasi di PAN, Totok mengklaim, selalu dilandasi semangat untuk membangun partai. Setelah kontestasi usai, rekonsiliasi selalu terwujud, salah satunya dalam kepengurusan, kader PAN dari kubu kandidat yang kalah tetap diberi ruang untuk masuk.
Dia juga memastikan rumusan tata tertib yang berkaitan dengan syarat pencalonan ketua umum tidak akan menghalangi kader PAN untuk maju dalam pemilihan. ”Mereka semua kader-kader terbaik PAN, jadi tidak bakal ada masalah,” katanya.
Kontestasi keluarga
Meski Yandri Susanto mengunggulkan Zulkifli Hasan, dia mengapresiasi adanya calon-calon ketua umum di luar Zulkifli. Dia mengibaratkan persaingan di PAN sebagai kontestasi keluarga. ”Kalaupun ada persaingan tak akan sampai merusak pertemanan,” katanya.
Dihubungi terpisah, pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, melihat, suksesi di PAN selama ini memang relatif lebih tertib dan demokratis. Suksesi menghadirkan kompetisi antarkader. Ini turut membedakan PAN dengan partai politik lain.
Dia memprediksi, pendiri PAN Amien Rais yang kini menjabat Ketua Dewan Kehormatan PAN masih akan mewarnai pemilihan di Kongres PAN 2020.
”Dia berpotensi mewarnai perilaku DPW-DPW PAN dalam memilih ketua umum dan menjadi variabel penting kemenangan,” katanya.
Sebagai petahana, lanjut Arya, Zulkifli berpeluang kembali terpilih menjadi ketua umum. Ditambah lagi, dia merupakan besan dari Amien Rais sehingga besar peluangnya mendapat dukungan Amien.
Namun, dukungan Amien ini bisa berubah, yang turut mengubah kans keterpilihan Zulkifli jika Hanafi Rais kemudian memutuskan maju dalam pemilihan. Amien pun diprediksi akan berada di posisi sulit jika putra sulungnya itu maju.