Anugerah KPI 2019 merupakan apresiasi terhadap tayangan berkualitas di televisi dan radio yang diberikan setiap tahun. Penghargaan diharapkan jadi pemicu untuk menjaga dan meningkatkan kualitas konten siaran.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Komisi Penyiaran Indonesia memberikan penghargaan kepada sejumlah lembaga penyiaran melalui Anugerah KPI 2019. Penghargaan diharapkan jadi pemicu untuk menjaga dan meningkatkan kualitas konten siaran.
Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Agung Suprio mengatakan, penghargaan diberikan berdasarkan penilaian dewan juri dan komisioner KPI. Konten siaran dan lembaga penyiaran yang memperoleh penghargaan dipastikan tidak pernah mendapat teguran atau sanksi KPI.
”Saya harap penghargaan ini dipertahankan (oleh para pegiat televisi dan radio). Bagi yang belum menang, jangan berkecil hati. Buatlah program berkualitas yang sesuai dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS),” kata Agung di Jakarta, Rabu (4/12/2019) malam.
Anugerah KPI 2019 merupakan apresiasi terhadap tayangan berkualitas di televisi dan radio yang diberikan setiap tahun. Ia berharap agar penghargaan ini bisa mendorong lembaga-lembaga penyiaran untuk membuat tayangan berkualitas.
Anugerah KPI 2019 diberikan berdasarkan 19 kategori. Dari jumlah itu, tiga merupakan kategori khusus, tiga kategori siaran radio, dan 13 kategori program siaran televisi. Kategori khusus meliputi radio komunitas terbaik, pemerintah daerah peduli penyiaran, dan pengabdian seumur hidup (lifetime achievement).
Pada kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengapresiasi anugerah yang diberikan KPI. Hal ini ia nilai sebagai pemacu terciptanya konten berkualitas untuk dikonsumsi publik.
”Digitalisasi membuat ruang publik kita diisi semburan informasi. Saya percaya bahwa bangsa yang cerdas akan menggunakan digitalisasi secara tepat. Kita perlu menghindari hoaks, ujaran kebencian, fitnah, dan (konten) yang tidak bermanfaat untuk bangsa,” kata Johnny.
Sejumlah lembaga penyiaran menyatakan rasa terima kasih atas penghargaan yang diterima. Dalam pidato kemenangannya, mereka berharap agar televisi dan radio semakin berjaya. Mereka juga berharap agar bisa terus memproduksi konten berkualitas untuk publik.
Lembaga penyiaran yang memperoleh penghargaan, di antaranya Kompas TV (kategori program talkshow berita), RRI (kategori program peduli perbatasan dan wilayah), Trans 7 (kategori program anak), Metro TV (kategori program talkshow nonberita), Indosiar (kategori program iklan layanan masyarakat), dan RCTI (kategori program berita jurnalistik).
Adapun penghargaan di kategori pengabdian seumur hidup diberikan kepada jurnalis senior Ismid Hadad. Penghargaan pemerintah daerah peduli penyiaran diberikan kepada Pemda Jawa Barat.
”Jabar adalah provinsi pertama yang membuat unit pemberantas hoaks (Jabar Saber Hoaks). Kami punya 12 milenial yang bekerja untuk memilah berita hoaks. Kami memublikasikan berita-berita hoaks setiap Senin,” kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Digitalisasi televisi
Mengusung tema ”Digitalisasi untuk Negeri”, penghargaan ini juga jadi pengingat bagi lembaga penyiaran untuk siap bermigrasi ke era digitalisasi televisi (analog switch-off). Wacana ini pernah digaungkan pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika, tepatnya melalui Program Prioritas TV Digital. Program ini ditargetkan rampung pada 2018, tetapi tidak tercapai.
Johnny mengatakan, pemerintah tengah menyiapkan infrastruktur untuk menerapkan siaran digital bagi lembaga penyiaran. Revisi Undang-Undang Penyiaran pun tengah dibahas DPR. ”Kami akan sediakan tim agar pembahasan RUU Penyiaran selesai paling lambat 2020,” kata Johnny.
Penyiaran digital punya lebih banyak keunggulan dibandingkan dengan penyiaran analog. Kualitas audiovisual dari penyiaran digital dinilai lebih baik. Selain itu, penyiaran digital juga bisa menghemat biaya listrik hingga 94 persen, biaya modal 79 persen, dan biaya operasional 57 persen. Adapun digitalisasi bisa memberikan bonus frekuensi, serta mendukung variasi konten dan kepemilikan (Kompas.id, 26/7/2019).
Pemerintah akan menggandeng para pemangku kepentingan agar migrasi industri televisi analog ke digital berjalan lancar. Johnny menambahkan, kesiapan sumber daya manusia untuk mendukung migrasi ini pun jadi perhatian pemerintah.