Banyumas Miliki Sirkuit Motokros Pertama di Tanah Desa
›
Banyumas Miliki Sirkuit...
Iklan
Banyumas Miliki Sirkuit Motokros Pertama di Tanah Desa
Fasilitas olahraga otomotif Sirkuit Motokros Wijayakusuma di Banyumas, Jawa Tengah, diresmikan di Desa Wisata Otomotif Kedung Cegokan, Desa Cikembulan, Kecamatan Pekuncen, Kamis (5/12/2019).
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Fasilitas olahraga otomotif Sirkuit Motokros Wijayakusuma di Banyumas, Jawa Tengah, diresmikan di Desa Wisata Otomotif Kedung Cegokan, Desa Cikembulan, Kecamatan Pekuncen, Kamis (5/12/2019). Sirkuit ini dibangun di atas lahan tidak produktif seluas 3 hektar milik desa.
Diharapkan, keberadaan fasilitas itu turut mengangkat prestasi olahraga ekstrem Banyumas. Selain itu, juga demi penyaluran hobi motokros yang terus marak.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Banyumas Asis Kusumandani menyampaikan, Sirkuit Wijayakusuma merupakan sirkuit perdana yang ada di Banyumas. Saat ini, pemerintah kabupaten mendorong tumbuh kembangnya wisata minat khusus untuk mendongkrak kunjungan wisatawan. ”Di Baturraden ada wisata jips dan canyoning. Di sini ada sirkuit dan bisa digunakan untuk bertanding motokros,” kata Asis.
Dengan adanya pertandingan motokros yang dihadiri atlet dari berbagai tempat, diharapkan tingkat hunian hotel di Banyumas meningkat, kuliner dan wisata pun ikut terdampak positif.
Komandan Korem 071/Wijayakusuma Kolonel (Kav) Dani Wardhana bersama Bupati Banyumas Achmad Husein saat meresmikan Sirkuit Motokros Wijayakusuma menegaskan, selain untuk pembinaan atlet, sirkuit ini diharapkan juga benar-benar dapat mendorong pariwisata di Banyumas.
”Ke depannya saya mengharapkan banyak pergelaran yang dilaksanakan di sirkuit ini. Saya mendapat laporan dari Ketua IMI (Ikatan Motor Indonesia) Jateng bahwa ada crosser dari Banyumas yang diambil provinsi lain. Diharapkan ke depan crosser yang memiliki potensi kembali ke Banyumas ini,” kata Dani.
Sirkuit Wijayakusuma dibangun di atas tanah desa seluas 3 hektar yang semula kurang produktif karena kesulitan mendapatkan air. Panjang lintasan sirkuit 1.050 meter.
”Ini untuk mengangkat nama Cikembulan, juga mengangkat ekonomi kerakyatan di sekitar desa. Dengan pergelaran ini, masyarakat bisa jualan,” kata Kepala Desa Cikembulan Agus Wijaya.
Agus mengatakan, pihak desa bekerja sama dengan Korem dalam bentuk kontrak selama setahun. Ke depan, jika kontrak tidak diperpanjang, sirkuit ini akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa. ”Masyarakat merespons positif. Kami berharap setelah pergelaran, masyarakat dapat merasakan dampak positifnya,” katanya.
Wisatawan ke Banyumas
Menurut Asis, pada tahun 2018 jumlah wisatawan yang masuk ke Banyumas 2,3 juta orang. Pada 2019, target wisatawan sebanyak 2,9 juta orang. Dengan adanya pertandingan motokros yang dihadiri atlet dari berbagai tempat, diharapkan tingkat hunian hotel di Banyumas meningkat, kuliner dan wisata pun ikut terdampak positif.
”Sampai hari ini jumlah wisatawan ke Banyumas sudah tercapai sekitar 95 persen dari target. Semoga hingga akhir tahun nanti target bisa tercapai,” katanya.
Menurut Ketua Ikatan Motor Indonesia Provinsi Jawa Tengah Kadarusman, sirkuit ini diharapkan bisa memberikan motivasi berlatih dan berkompetisi bagi para atlet di daerah. ”Memang kami kesulitan mencari sirkuit yang permanen. Biasanya sekarang dipakai untuk event, besok dicangkul untuk ditanami kentang atau tembakau,” katanya.
Nenggolis (23), salah satu crosser dari Tasikmalaya yang mencoba sirkuit tersebut, mengapresiasi karena lintasannya menantang, tetapi tetap aman bagi crosser. ”Sirkuitnya mantap, line-nya (garis lintasan) luas dan ini lebih aman,” katanya.