Cabang renang masih harus menunggu medali emas dari Arena Akuatik New Clark City. Pada tujuh nomor final hari pertama, Indonesia baru merebut satu perak dan dua perunggu.
Oleh
·3 menit baca
NEW CLARK CITY, RABU - Para perenang Indonesia tak mau larut dalam kekecewaan meski belum berhasil meraih medali emas pada hari pertama cabang renang SEA Games 2019 di Arena Akuatik New Clark City, Filipina, Rabu (4/12/2019). Tujuh perenang Indonesia yang tampil pada final enam nomor baru mengioleksi satu medali perak dan dua perunggu. Mereka pun berjanji mengevaluasi kegagalan itu.
Setelah tampil cukup baik untuk lolos ke final, pagi harinya, I Gede Siman Sudartawa dan kawan-kawan masih kalah bersaing melawan perenang Singapura, Vietnam, dan Filipina pada final di malam harinya.
Medali perak akhirnya disumbangkan Azzahra Permatahani di nomor 200 meter gaya ganti putri setelah mencatat waktu 2 menit 16,84 detik. Spesialis renang jarak jauh Alfah Fadlan Prawira merebut emdali perunggu 400 meter gaya bebas putra dengan waktu 3 menit 52,65 detik. Adapun Siman meraih medali perunggu 100 meter gaya punggung dengan waktu 55,68 detik.
Hasil kurang memuaskan diraih Gagarin Nathaniel Yus, peraih medali emas SEA Games 2017 Malaysia di nomor 100 meter gaya dada. Kemarin, Gagarin harus puas berada di peringkat ketujuh pada nomor andalannya itu setelah mencatat waktu 1 menit 2,73 detik.
Catatan waktu perenang kelahiran Jakarta, 28 Desember 1995 itu terpaut hampir satu detik dengan waktunya saat meraih emas di Malaysia, yakni 1 menit 1,76 detik.
Pelatih sekaligus ayah Gagarin, Marifa Herman Yus mengatakan, penampilan Gagarin memang tidak sesuai harapan. Dia diharapkan berakselerasi pada 50 meter kedua, tetapi kecepatannya tidak bertambah. ”Mungkin juga faktor konsentrasi Gagarin yang terpecah. Jelang SEA Games ini, dia disibukkan menyelesaikan semester terakhir kuliah. Dia hanya latihan pada pagi hari saja,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum PB PRSI Harlin Rahardjo mengakui, hasil itu cukup mengecewakan. Namun, pihaknya tidak ingin larut dalam kekecewaan. Mereka berupaya untuk kembali memompa semangat para atlet agar tampil lebih baik pada nomor-nomor lain.
Renang masih akan berlangsung hingga 9 Desember. ”Kami terus menyemangati para atlet agar tidak larut dengan kecewa. Masih ada hari berikutnya. Paling tidak, kami berharap mereka bisa lebih baik dan memberikan kejutan pada hari kedua, Kamis, ” katanya.
Penampilan Azzahra
Hal yang cukup menggembirakan adalah penampilan perenang putri Azzahra Permatahani. Atlet kelahiran Jakarta, 7 Januari 2002 itu tampil cukup stabil. Setelah meraih medali perak nomor 400 m gaya ganti. kali ini dia mendapat perak dari 200 m gaya ganti.
Azzahra mengaku cukup puas dengan perolehan itu. Ia bisa membuat catatan waktu 2 menit 16,84 detik yang hampir menyamai rekor terbaiknya 2 menit 16,4 detik. Dia pun menargetkan bisa meraih medali selanjutnya dari empat nomor yang akan diikutinya, yakni 200 m gaya dada, 200 m gaya punggung, 400 m gaya ganti, dan 100 m gaya kupu-kupu.
”Saya bertekad menambah medali dari nomor-nomor itu,” tuturnya.
Harlin mengatakan, Azzahra memang perenang muda yang cukup menonjol. Penampilannya di 200 meter gaya ganti putri itu diharapkan bisa meningkatkan kepercayaan dirinya pada nomor-nomor yang diikuti berikutnya.
”Kami berharap dia bisa membuat kejutan meraih emas di nomor 400 meter gaya ganti putri yang merupakan nomor andalannya,” ujar Harlin.
Secara keseluruhan, Singapura masih menguasai cabang renang. Dari tujuh nomor final pada hari pertama, para perenang Negeri Singa merebut empat medali emas, satu perak, dan satu perunggu. Vietnam turut unjuk gigi dengan dua medali emas, tiga perak, dan satu perunggu. Satu emas lagi diraih tuan rumah Filipina.