Akibat Hujan Deras, Jalur Penghubung Purwakarta-Wanayasa Longsor
›
Akibat Hujan Deras, Jalur...
Iklan
Akibat Hujan Deras, Jalur Penghubung Purwakarta-Wanayasa Longsor
Tembok pembatas di jalan penghubung Purwakarta-Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat, longsor pada Jumat (6/12/2019) sore. Tidak ada korban dalam kejadian tersebut. Evakuasi runtuhan terkendala hujan deras.
Oleh
MELATI MEWANGI
·2 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS— Tembok pembatas di jalan penghubung Purwakarta-Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat, longsor pada Jumat (6/12/2019) sore. Tidak ada korban dalam kejadian tersebut. Evakuasi runtuhan terkendala hujan deras.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Purwakarta Wahyu Wibisono mengatakan, akibat curah hujan yang tinggi, pondasi pembatas jalan tidak kuat menahan beban. Akibatnya pondasi tersebut ambruk ke badan jalan. Pihaknya mengirim alat berat untuk membantu proses evakuasi karena banyaknya bongkahan pondasi berukuran besar menghalangi jalan.
Sebelumnya, akhir November lalu, longsor pernah terjadi di lokasi yang tak jauh dari dari titik longsor saat ini. Menurut Wibi, penyebabnya masih sama yakni, aliran air dari atas lahan cukup deras mengalir ke bawah sehingga tembok tidak kuat menahan air. Akibat longsornya pondasi, laju lalu lintas pengendara terganggu.
Kecamatan Wanayasa memiliki ketinggian lebih dari 600 meter di atas permukaan laut (mdpl). Saat melewati jalur penghubung ini, pengendara dihadapkan pada situasi berkabut. Terlebih jika hujan mengguyur, kabut turun begitu tebal. Hal tersebut membuat jarak pandang maksimal pengendara hanya berkisar 3 sampai 5 meter.
Ada 15 kecamatan yang masuk dalam kategori menengah-tinggi. Kategori menengah-tinggi artinya zona tersebut mempunyai potensi menengah-tinggi untuk terjadi longsor. Daerah itu di antaranya Bojong, Cibatu, Wanayasa, Pasawahan, dan Sukatani.
Informasi lokasi risiko bencana gerakan tanah telah disebarluaskan melalui media sosial. Wahyu mengimbau para camat untuk meningkatkan kewaspadaan warganya dan menyiagakan puluhan sukarelawan. Adapun sarana dan prasarana menghadapi bencana telah disiapkan, antara lain tenda dan perlengkapan perahu karet.
Berdasarkan data Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Purwakarta, sepanjang 2018, ada 10 kejadian tanah longsor dan 21 kejadian angin puting beliung di Purwakarta. Intensitas kejadian angin kencang dan tanah longsor terjadi pada Oktober hingga Januari.
Sepanjang Januari-5 Desember 2019 tercatat sembilan kejadian angin puting beliung dan 27 kejadian tanah longsor. ”Sampai akhir tahun diperkirakan masih rawan terjadi,” ucapnya.
Dihubungi secara terpisah, Camat Wanayasa Jaya Pranolo mengatakan, sejumlah warga terjun untuk gotong royong membersihkan reruntuhan. Ia mengimbau warganya untuk tetap berhati-hati, sebab ada potensi longsor susulan selama hujan masih mengguyur.