Beatrice Gumulya/Jessy Rompies yang menjadi tumpuan medali emas tenis Indonesia pada SEA Games 2019, bersiap menjalani laga semifinal kontra wakil Thailand. Beatrice/Jessy kini fokus mempelajari kekuatan calon lawan.
Oleh
Denty Piawai Nastitie dari Manila, Filipina
·3 menit baca
MANILA ,KOMPAS – Ganda putri tenis Indonesia Beatrice Gumulya/Jessy Rompies berhasil mengatasi tantangan berupa pukulan bola lambat dalam babak perempat final SEA Games 2019. Bermain di kompleks olahraga Rizal Memorial, Manila, Filipina, Kamis (5/12/2019), unggulan pertama ganda putri itu menaklukkan Minh Trang Dao/Csilla Fodor (Vietnam), 6-1, 6-3.
Pada laga lainnya, ganda putri Rifanty Dwi Kahfiani/Priska Madelyn Nugroho kalah dari unggulan kedua Peangtarn Plipuech/Tamarine Tanasugarn (Thailand), setelah melewati pertarungan sengit yang berakhir dengan poin, 4-6, 7-6(5), (5-10).
Tampil sebagai unggulan pertama, ganda putri Indonesia mendapatkan bye pada babak pertama. Selanjutnya, di semifinal, Beatrice/Jessy akan berhadapan dengan unggulan ketiga P Cheapchandej/Luksika Kumkhum (Thailand). Kemarin, ganda Thailand bermain lebih baik dari wakil tuan rumah, Denise Ingua Dy/KhimRoman Iglupas dan menang 7-5, 6-2.
Bagi Beatrice/Jessy ini merupakan pertandingan ganda putri pertama yang mereka jalani. Sebagai unggulan pertama, mereka mendapatkan bye di babak pertama. Untuk Jessy yang hanya tampil pada satu nomor, ini juga menjadi laga perdana di SEA Games 2019.
“Awal-awal saya masih tidak dapat pukulannya. Tetapi, semakin ke depan, semakin baik lagi pukulannya. Saya mulai mendapatkan feeling pertandingan,” ujar Jessy.
Pemain berusia 30 tahun itu merasa bersyukur bisa lolos ke semifinal. Ia berharap pada laga selanjutnya bisa tampil lebih baik. “Saya sudah sampai di sini, sudah mempersiapkan diri dengan maksimal. Tinggal aksi di lapangan semoga bisa meraih emas,” kata Jessy.
Sementara itu, Beatrice menjelaskan, tantangan bermain pada nomor ganda putri adalah mengatasi bola-bola lambat. “Saat bermain ganda campuran, pukulan itu kencang sekali. Kalau sekarang di ganda putri, pukulan sangat lambat. Jadi, kaki harus banyak bergerak untuk jangkau bola,” ujar pemain yang juga turun di ganda campuran berpasangan dengan David Agung Susanto itu.
Dominasi Beatrice/Jessy atas ganda Vietnam sudah terasa sejak set pertama. Bemain kompak dan rapi, ganda putri Indonesia bisa mengatasi pukulan-pukulan bola pendek dari lawan. Memasuki set kedua, ganda putri Vietnam mulai menunjukkan perlawanan. Beberapa kali, Minh Trang Dao/Csilla Fodor bisa merebut poin. Sebaliknya, Beatrice/Jessy justru kerap melakukan kesalahan sendiri.
Beatrice mengatakan, memang tidak mudah untuk mengatasi ganda putri Vietnam karena mereka selalu memukul dengan bola pendek. “Untuk nyerobot tidak gampang karena banyak bola-bola yang dipukul dekat raket. Pada laga selanjutnya, kami harus bisa tampil lebih baik,” ujarnya.
Beatrice/Jessy merupakan tumpuan tim tenis Indonesia untuk mencapai target dua medali emas pada pesta olahraga antarnegara Asia Tenggara itu. Selain dari ganda putri, Indonesia juga berharap emas dari ganda campuran melalui Christopher Rungkat/Aldila Sutjiadi.
Menghadapai ganda Thailand, Beatrice/Jessy dituntut bisa tampil lebih baik, mengingat pasangan P Cheapchandej/Luksika Kumkhum bukan lawan yang mudah. Kumkhum merupakan pemain yang pernah menempati peringkat ke-66 dunia pada kategori tunggal (16 November 2018). Ia pernah menapak di babak kedua turnamen Grand Slam Australia Tebuka pada 2013.
Jessy menuturkan, ia tidak terlalu risau menghadapi laga semifinal. “Setelah ini, kami akan istirahat, menonton video bagaimana mereka bermain. Setelah itu tinggal aksi di lapangan,” ujarnya.