PT Pelni Cabang Ambon menyiapkan sepuluh kapal Pelni dan tujuh kapal perintis untuk menjamin kelancaran pelaksanaan mudik jalur laut di Maluku.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — PT Pelni Cabang Ambon menyiapkan sepuluh kapal Pelni dan tujuh kapal perintis untuk menjamin kelancaran pelaksanaan mudik jalur laut di Maluku. Selain melayani pelayaran antarwilayah di Maluku, kapal-kapal tersebut juga disiapkan melayani penyeberangan dari Maluku ke pulau lain.
Selain menjamin semua kapal siap, Kepala PT Pelni Cabang Ambon Rudi Penturi, di Ambon, Jumat (6/12/2019), menyebutkan, pihaknya menyiapkan kapal cadangan apabila terjadi lonjakan penumpang. Kapal cadangan milik Kementerian Perhubungan itu disiagakan di Ambon.
Ke-10 kapal Pelni yang menyinggahi Ambon adalah Kapal Motor (KM) Dobonsolo, KM Nggapulu, KM Dorolonda, KM Tidar, KM Sirimau, KM Leuser, KM Pangrango, KM Sangiang, KM Ciremai, dan KM Gunung Dempo. Kapal Pelni itu menghubungkan Maluku dan wilayah di luar Maluku.
Sementara tujuh kapal perintis dimaksud terdiri dari KM Sabuk Nusantara 71, KM Sabuk Nusantara 72, KM Sabuk Nusantara 87, KM Sabuk Nusantara 103, KM Sabuk Nusantara 105, KM Sabuk Nusantara 106, dan KM Sabuk Nusantara 107. Kapal perintis melayani pelayaran di dalam provinsi.
Rudi memperkirakan, aliran pemudik menggunakan kapal perintis mulai meninggalkan Ambon pada 9 Desember, sedangkan pengguna kapal Pelni mulai 7 Desember.
”Kami berharap, pemudik bisa membeli tiket lebih awal sehingga dapat terpantau tingkat kebutuhan dan ketersediaan. Untuk kapal Pelni pasti ada kuota tambahan, sedangkan perintis tidak ada,” lanjutnya.
Manajer Operasi PT Pelni Cabang Ambon Robi Munardi memperkirakan, penumpang kapal laut bakal naik sekitar 3 persen dibandingkan dengan tahun 2018 yang mencapai 56.773 orang. ”Kenaikan ini lebih karena harga tiket pesawat yang masih tinggi,” ujarnya.
Kenaikan harga tiket pesawat itu mulai pada Oktober 2018. Harga tiket dari Ambon ke beberapa kabupaten/kota terdekat hampir sama dengan harga untuk rute Ambon-Jakarta.
Robi mengingatkan pemudik agar tidak memaksakan berlayar jika terjadi gelombang tinggi. Selain kapal Pelni, pihak Pelni juga menjadi operator kapal perintis. Kapal perintis di Maluku yang hampir semua berukuran di bawah 2.000 gros ton itu bisa saja dilarang berlayar jika potensi tinggi gelombang di atas 2 meter.
Pantauan Kompas di Kantor Pelni Cabang Ambon, warga berbondong-bondong datang untuk melihat jadwal keberangkatan kapal. Banyak pemudik di wilayah Maluku memilih menggunakan fasilitas mudik gratis yang diselenggarakan Dinas Perhubungan Provinsi Maluku. Program ini ditargetkan diikuti sekitar 2.000 orang.
”Kami senang sekali dengan informasi ini. Kapal sudah siap dan ada mudik gratis. Kami berharap rencana ini berjalan lancar,” tutur Oyang (30), warga Pulau Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya.
Berkaca pada pengalaman sebelumnya, mudik gratis sering terkendala lantaran kapal yang digunakan rusak sebelum berangkat atau rusak di tengah perjalanan.
Agusta Izaac, Kepala Seksi Manajemen Lalu Lintas Angkutan Laut Dinas Perhubungan Maluku, juga menjamin mudik gratis berjalan lancar. Warga diminta mendaftarkan diri ke kantor tersebut dengan menunjukkan kartu keluarga atau kartu tanda penduduk. Hingga Jumat petang, pemudik yang mendaftar belum mencapai separuh dari target.