Tujuh Bulan, 10 Pelaku Kejahatan di Surabaya Tewas Ditembak
›
Tujuh Bulan, 10 Pelaku...
Iklan
Tujuh Bulan, 10 Pelaku Kejahatan di Surabaya Tewas Ditembak
Selama rentang waktu tujuh bulan terakhir, aparat Polrestabes Surabaya menembak mati 10 pelaku kejahatan yang beraksi di Surabaya. Tindakan tegas dan terukur dilakukan karena pelaku melawan petugas saat ditangkap.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Aparat Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Jawa Timur, kembali menembak mati seorang pelaku kejahatan. MH (31), begal sepeda motor, tewas setelah ditembak di dada karena melawan petugas saat ditangkap, Jumat (6/12/2019).
Kematian MH menambah panjang daftar pelaku kejahatan di Surabaya yang ditembak mati karena melawan petugas. Selama rentang waktu tujuh bulan terakhir, aparat melakukan tindakan tegas dan terukur itu kepada 10 pelaku kejahatan.
Saya tidak akan segan menindak tegas dan terukur kepada pelaku kejahatan yang beraksi di Surabaya.
Pelaku kejahatan yang ditembak mati sebagian besar terkait kasus pencurian dengan kekerasan. Mereka adalah S pada Juni; MT, ZF, SR, SE, dan IE pada Juli; serta terbaru MH. Sementara yang terkait kasus narkotika adalah LD pada Juli serta TD dan DS yang ditembak mati pada awal Desember.
”Saya tidak akan segan menindak tegas dan terukur pelaku kejahatan yang beraksi di Surabaya. Semoga tewasnya MH menjadi yang terakhir dan membuat pelaku kejahatan lainnya tidak lagi berani melakukan aksinya di sini,” kata Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Sandi Nugroho, saat konferensi pers di Ruang Jenazah RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Jumat.
Tindakan tegas dan terukur kepada pelaku kejahatan diharapkan membuat pelaku kejahatan lain urung melakukan aksinya. Penembakan ini juga diharapkan bisa menekan angka kejahatan agar seluruh warga Surabaya bisa merasa aman beraktivitas.
Menurut Sandi, penembakan terhadap pelaku kejahatan sudah diperhitungkan dengan baik. Tembakan ke badan pelaku dilakukan apabila pelaku kejahatan melakukan perlawanan sehingga membahayakan aparat. Tembakan itu juga didahului dengan tembakan peringatan.
MH yang ditembak mati merupakan eksekutor yang melukai korbannya.
Sandi mengatakan, beberapa pelaku kejahatan di Surabaya tidak segan melukai korbannya. Seperti yang dilakukan komplotan begal MH bersama rekannya, NR (22), yang sudah ditangkap. Setidaknya komplotan begal tersebut melakukan 12 aksi selama dua bulan terakhir. Salah satu korbannya mengalami patah jari tangan karena berusaha mempertahankan sepeda motor ketika dibegal pelaku.
”MH yang ditembak mati merupakan eksekutor yang melukai korbannya, sedangkan NR bertugas mengendarai sepeda motor ketika beraksi,” ucap Sandi.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Sudamiran menambahkan, modus yang digunakan kedua pelaku tersebut adalah berpura-pura menanyakan alamat seseorang kepada korbannya. Ketika korban menghentikan sepeda motor, pelaku langsung merampas sepeda motor korban.
Aksi keduanya biasanya dilakukan pada malam hingga dini hari ketika jalanan lengang. Mereka mencari korban dengan acak sesuai dengan kondisi jalanan yang mereka lalui. ”Jika korban melawan, pelaku mengancam akan melukai dengan parang yang selalu dibawa ketika beraksi,” katanya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengingatkan kepada warga yang mengalami kejadian kedaruratan, termasuk korban kejahatan, agar segera melakukan panggilan darurat ke nomor 112. Petugas gabungan dari kepolisian dan Pemkot Surabaya akan datang ke lokasi kurang dari 7 menit setelah laporan masuk.
”Jika kondisinya ada yang luka, petugas akan datang bersama ambulans dan tenaga medis. Semakin cepat melapor, semakin baik karena terkait dengan nyawa seseorang dan pengejaran pelaku kejahatan oleh polisi,” kata Risma.