Warga khawatir banjir susulan masih berpotensi terjadi di kawasan Bandung selatan, Jawa Barat, setelah banjir bandang pada Jumat (8/12/2019). Terlebih, daerah tersebut sudah memasuki musim hujan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
SOREANG, KOMPAS — Warga khawatir banjir susulan masih berpotensi terjadi di kawasan Bandung selatan, Jawa Barat, setelah banjir bandang pada Jumat (6/12/2019). Terlebih, daerah tersebut sudah memasuki musim hujan yang diperkirakan hingga Mei 2020.
Enih Rohani (54), warga RT 006/RW 004 Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Minggu (8/12/2019), mengatakan masih khawatir terjadi banjir susulan karena tempat tinggalnya hanya berjarak kurang dari 20 meter dari pinggir Sungai Cisangkuy. Untuk itu, dia memilih tidur di rumah saudaranya dibandingkan tetap tinggal di rumah.
Menempati rumah tersebut sejak 1982, Enih mengatakan, banjir bandang kali ini lebih kuat dibandingkan sebelumnya. Sebelumnya, banjir besar juga pernah terjadi tahun 2010, tetapi tidak datang tiba-tiba.
”Saya baru kembali ke rumah keesokan paginya. Itu pun langsung membereskan barang-barang penting. Semua pakaian berwarna coklat karena terkena lumpur. Paling nanti saya tidur di rumah saudara yang jauh dari sungai,” ujarnya.
Nunung Lestari (43), warga RT 001/RW 003 Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, bersama empat anggota keluarga lainnya memilih tidur di bekas gudang di depan rumahnya. Dia khawatir banjir susulan terjadi saat dia beristirahat di rumah. ”Kalau di gudang, saya bisa keluar jika banjir datang lagi. Lagi pula, gudang ini 1 meter lebih tinggi dibandingkan rumah saya. Jadi, lebih aman,” ujarnya.
Menurut Kepala Kantor Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Tony Agus Wijaya, musim hujan di kawasan Bandung Raya diperkirakan berlangsung hingga Mei 2020. Di waktu-waktu tersebut, hujan dengan intensitas tinggi dapat berpotensi banjir.
”Dalam tiga hari ke depan, diperkirakan terjadi hujan intensitas sedang. Namun, kami tetap mengimbau warga untuk waspada di saat hujan mengguyur deras,” ujarnya.
Pascabanjir, sejumlah warga yang terdampak banjir luapan Sungai Cisangkuy di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, membersihkan lumpur yang menutupi rumah dan lingkungan dengan ketinggian bervariasi. Di beberapa tempat terdapat tumpukan sampah bawaan banjir, di antaranya di RW 004 dan RW 003 Desa Kamasan yang terletak tidak jauh dari bantaran sungai.
Ketua RW 003 Didin (43) mengatakan, sampah yang menumpuk berasal dari barang-barang milik warga yang terbawa banjir dan material dari hulu sungai. Beberapa di antaranya berupa patahan lemari, kasur, hingga pintu. Sampah-sampah tersebut umumnya menggunung di pinggir jalan.
”Sampah di sini bisa lebih dari satu truk. Kami tidak tahu mau dibuang ke mana lagi. Kami berharap pemerintah mau mengangkut sampah-sampah ini karena kami takut akan menjadi sumber penyakit,” ujarnya.
Di RW 004, sampah tampak menumpuk di pinggir Jalan Pangalengan dan menutupi hampir separuh gang. Menurut Umar Suryadi (31) dari Karang Taruna Desa Kamasan, tumpukan ini terus bertambah sejak banjir Jumat lalu. ”Sebagian sampah milik warga yang terbawa banjir tidak bisa digunakan sehingga ditumpuk. Kami tidak mungkin membakar semuanya karena basah,” ujarnya.