logo Kompas.id
Membanyolkan Abon Sripah dan...
Iklan

Membanyolkan Abon Sripah dan Pupuk Organik Jenazah Koruptor

Teater Gandrik memanggungkan kegelisahan terhadap korupsi dengan memakai unsur futuristik saat mementasakan Para Pensiunan 2049 di Surabaya, Jawa Timur. Koruptor tak boleh dikubur tetapi dijadikan abon dan pupuk.

Oleh
AMBROSIUS HARTO
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/L_7_jqi3xcilaNzX1bMW-hN01nM=/1024x465/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2F20191208bro-gandrik1_1575801520.jpg
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO

Bagian depan buku pengantar Para Pensiunan 2049 yang dipentaskan oleh Teater Gandrik di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (6/12/2019) malam. Pementasan karya merupakan hasil mengadaptasi naskah Para Pensiunan (1986) oleh alm Heru Kesawamurti dengan sentuhan khas Teater Gandrik yakni guyonan parikena atau sindir halus.

Di suatu negeri pada 2049 diterbitkan Undang-Undang Pemberantasan Pelaku Korupsi (Pelakor) dan Surat Keterangan Kematian Baik-baik (SKKB). Jenazah terpidana rasuah dilarang untuk dikebumikan. Bahkan, daging jasadnya harus dicacah, dikeringkan, dan menjadi abon sripah untuk pakan ternak. Tulang belulang ditumbuk untuk penyubur nabati alias pupuk organik jenazah koruptor atau punikjetor.

Sadis? Entahlah. Namun, toh dari suatu cara pandang, jenazah koruptor yang menjadi abon sripah dan punikjetor bermanfaat bagi masyarakat. Jadi, di negeri itu, jika ingin tenang di alam baka dengan layanan para bidadari nirwana, hiduplah jujur alias jangan korupsi.

Editor:
agnespandia
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000