Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatera Barat dan kepala daerah di Kepulauan Mentawai, Sumbar, belum menemukan kasus african swine fever atau ASF di kawasan itu.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumatera Barat dan kepala daerah di Kepulauan Mentawai, Sumbar, belum menemukan kasus african swine fever atau ASF di kawasan itu. Sejauh ini, riwayat wabah demam babi afrika tersebut belum pernah ada di Kepulauan Mentawai.
”Sampai hari ini kami belum dapat laporan kejadian kematian luar biasa ternak babi di Kepulauan Mentawai,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar Erinaldi ketika dihubungi, Senin (9/12/2019).
Sampai hari ini kami belum dapat laporan kejadian kematian luar biasa ternak babi di Kepulauan Mentawai.
Dalam beberapa bulan terakhir, kematian ternak babi terus berlangsung di Sumatera Utara dan mencapai sekitar 22.900 ekor (Kompas.id, 6/12/2019). Meskipun belum dideklarasikan oleh Kementerian Pertanian, kematian itu terindikasi berkaitan dengan wabah ASF. Sumbar merupakan provinsi yang berbatasan langsung dengan Sumatera Utara di bagian utara.
Erinaldi melanjutkan, secara resmi lalu lintas distribusi ternak babi dari daratan Sumbar ke Kepulauan Mentawai atau sebaliknya tidak ditemukan. Jika pun ada lalu lintas distribusi, kemungkinan melalui jalur laut dari Sibolga atau Kepulauan Nias, Sumatera Utara. Dinas mencermati lalu lintas kebutuhan babi di Kepulauan Mentawai sebagai host (wadah) penyebaran ASF seiring meningkatnya kebutuhan saat Natal dan Tahun Baru.
Menurut Erinaldi, Sumbar mempunyai beberapa pos pemeriksaan terkait lalu lintas hewan, antara lain di Lubuk Sikaping, Pasaman, dan Pos Karantina di Pelabuhan Bungus, Padang, menuju Kepulauan Mentawai. ”Kami sudah berkoordinasi dengan Pemkab Pasaman dan Balai Karantina Hewan di Padang,” ujar Erinaldi.
Erinaldi menambahkan, dalam beberapa dekade terakhir belum ditemukan penyakit di peternakan babi lokal Kepulauan Mentawai. Berdasarkan catatan, hanya ada kasus antraks yang terjadi tahun 1983.
Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet mengatakan, tidak ada kasus ASF di wilayahnya. Di peternakan babi lokal Kepulauan Mentawai juga belum pernah ada riwayat ASF. ”(Peternakan babi lokal) kami tidak ada masalah. Babi di Mentawai bebas, tidak (dipelihara) di kandang,” kata Yudas ketika dihubungi dari Padang.
Sementara itu, potensi masuknya babi dari luar juga kecil. Kata Yudas, kebutuhan babi di Kepulauan Mentawai mencukupi dari peternakan masyarakat lokal.
Secara terpisah, Wakil Bupati Kepulauan Mentawai Kortanius Sabeleake mengatakan, sebagai antisipasi masuknya wabah ASF, pemkab memperketat pengawasan ternak yang masuk ke Kepulauan Mentawai. ”Selain itu, pemkab melarang masuknya ternak tanpa melalui pengawasan dari karantina ternak yang ada di Pelabuhan Bungus dan Muara Padang,” kata Kortanius.