Reality Club Membangun Jaringan

Band indie Reality Club tengah gencar berkenalan dengan orang-orang baru. Mereka ingin melebarkan sayapnya supaya bisa masuk ke pasar global.

KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI

Band indie Reality Club tampil pada acara Rooftop Gigs di Menara Kompas, Jakarta, Kamis (5/12/2019).

Semua personel Reality Club percaya bahwa tekad bermusik yang kuat harus dibarengi dengan jaringan yang mumpuni. Misi ini akan mereka bawa saat manggung di acara musik (gigs) di Texas, Amerika Serikat, Maret 2020.

”Selain manggung, kami mau networking dan ngobrol sama semua orang. Di sana bakal ada produser, label, dan orang-orang yang menurut kami hebat,” kata sang vokalis, Fathia Izzati, di Jakarta, Kamis (5/12/2019).

Band yang terbentuk sejak 2016 ini pun tidak hanya berjejaring di dunia nyata, tetapi juga dunia maya. Mereka memanfaatkan beragam platform digital untuk membagikan karya mereka ke publik yang lebih luas, seperti Spotify, SoundCloud, Youtube, dan Instagram. Jaringan di dunia maya juga yang membuat mereka eksis secara independen selama tiga tahun.

Mereka berangan-angan agar suatu hari bisa menembus pasar global. Itu sebabnya, band yang terdiri dari lima orang ini menciptakan lagu dalam bahasa Inggris. Selain makna liriknya bisa dipahami semua orang, para anggota band pun merasa nyaman bermusik dengan bahasa Inggris.

”Saya merasa lebih real kalau pakai bahasa Inggris. Rasanya juga lebih nyaman buat menyampaikan pesan dengan bahasa itu,” kata vokalis dan gitaris Faiz Novascotia Saripudin yang kerap menciptakan lagu.