SEA Games 2019 dijadikan sarana berlatih oleh dua peraih emas, Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, sebelum tampil di BWF World Tour Finals di Guanzhou, China, mulai 11 Desember.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE dari Manila, Filipina
·4 menit baca
MANILA, KOMPAS - Penyelenggaraan SEA Games 2019 yang berlangsung sepekan sebelum turnamen BWF World Tour Finals tidak mengganggu persiapan atlet. Pesta olahraga antar negara se-Asia Tenggara itu justru dijadikan ajang pemanasan dan latihan menuju turnamen.
Pada SEA Games 2019, Indonesia mengemas dua keping emas nomor perseorangan melalui ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan ganda putri Gresysia Polii/Apriyani Rahayu. Namun, kemenangan dua ganda Indonesia tidak diikuti tunggal putri Ruselli Hartawan. Ia harus puas meraih perak setelah kalah dari Kisona Selvaduray (Malaysia), 22-20, 14-21, 13-21.
Pada final di Muntinlupa Sports Complex, Senin (9/12/2019), Praveen/Melati mengalahkan unggulan kedua dari Malaysia, Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai, 21-19, 19-21, 23-21. Sementara itu, Greysia/Apriyani menang atas Chayanit Chaladchalam/Phataimas Muenwong (Thailand) dalam dua gim, 21-3, 21-18.
Melati mengatakan, jadwal SEA Games 2019 yang berdekatan dengan BWF World Tour Finals tidak mengganggu persiapan mereka. Melati dan Praveen justru menjadikan ajang multicabang olahraga ini untuk pemanasan dan latihan.
”Kami tidak terganggu karena sudah terbiasa menjalani pertandingan beruntun. Kami sudah tahu bagaimana menjaga kondisi,” katanya.
Untuk menyiasati turnamen beruntun, Praveen menjaga kondisi tubuh dengan mengatur pola makan dan istirahat. ”Di BWF World Tour Finals, kami akan berhadapan dengan lawan \'batu\' semua. Jadi, SEA Games 2019 ini kami anggap sebagai latihan,” katanya.
BWF World Tour Finals akan bergulir di Guangzhou, China, 11-15 Desember 2019, atau dua hari final bulu tangkis SEA Games 2019. Turnamen ini diikuti delapan pemain/pasangan terbaik dunia dalam semusim, termasuk Praveen/Melati yang berada di peringkat kelima.
Greysia juga merasa tidak terganggu dengan turnamen beruntun. Dia juga merasa cukup diuntungkan tidak bermain pada nomor beregu.
”Saya sudah menyiapkan diri untuk tampil di SEA Games dan turnamen BWF World Tour Finals. Secara fisik, mental, dan endurance sudah disiapkan untuk tampil pada dua turnamen berturut-turut,” kata pemain yang bersama Apriyani menempati peringkat ke-8 dunia.
Bagi Apriyani, tampil pada turnamen beruntun menguras fisik dan mental. Karena itu, ia harus tetap menjaga motivasi dan semangat bertanding.
Ketat
Meski menjadi unggulan pertama, Praveen/Melati tidak mudah merebut emas mereka. Pada gim pertama, Praveen/Melati yang sempat tertinggal 0-3 mampu menyusul hingga 10-7. Namun, beberapa kali pukulan Praveen menyangkut di net sehingga mereka kembali tertinggal 13-16. Dengan susah payah, Praveen/Melati mengejar dan unggul 21-19.
Setelah kekalahan pada gim kedua, Praveen/Melati berusaha bangkit. Praveen tampil agresif saat kedudukan 19-19. Dengan pengalaman menghadapi poin kritis yang lebih baik dari ganda Malaysia, Praven/Melati mengemas kemenangan.
Menurut Praveen, pertandingan berjalan cukup ketat karena terpengaruh kondisi angin. Ia berusaha mengatasi situasi itu dengan membangun komunikasi dengan Melati dan fokus terhadap permainan.
”Ini bukan permainan terbaik kami, dan bukan permainan terbaik lawan karena sama-sama terpengaruh kondisi angin,” ujar peraih medali emas ganda campuran SEA Games 2015 berpasangan dengan Debby Susanto ini.
Kondisi angin juga sempat menghambat Greysia/Apriyani. Namun, karena sudah tahu ada kendala angin, kedua pemain sudah menyiapkan mental. Hal itulah yang menjadi kunci kemenangan atas Chaladchalam/ Muenwong. Kemenangan ini, menurut Apriyani, diharapkan bisa menjadi batu loncatan agar mereka bisa berprestasi lebih baik.
Ini menjadi emas pertama Greysia/Apriyani di SEA Games 2019. Dua tahun lalu, mereka kalah pada babak pertama. Bahkan, ini menjadi medali emas pertama Greysia dari nomor ganda putri SEA Games sejak tampil pertama kali di SEA Games Manila 2005. Total, Greysia telah tampil di enam SEA Games dengan tiga partner yang berbeda, yakni Jo Novita (2005, 2007), Nitya Krishinda Maheswari (2009, 2013), dan Apriyani (2017, 2019). Dia absen pada SEA Games 2011 dan 2015.
Sementara itu, Ruselli harus mengubur mimpi meraih emas. Sempat unggul di gim pertama, Ruselli kesulitan menguasai bola pada gim kedua dan ketiga. Meski tidak puas, Ruselli mengaku memetik pelajaran berharga dari laga ini. “Saya memetik pelajaran berharga untuk tidak mudah menyerah, dan jangan pernah kalah oleh keadaan seperti kondisi angin dan lapangan,” katanya.