Sketsa-Sketsa Malioboro Hendro Purwoko di Bentara Budaya Yogyakarta
›
Sketsa-Sketsa Malioboro Hendro...
Iklan
Sketsa-Sketsa Malioboro Hendro Purwoko di Bentara Budaya Yogyakarta
Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bentara Budaya Yogyakarta menggelar Pameran Tunggal Hendro Purwoko bertajuk “Sambang Sambung Malioboro“ pada 11-18 Desember 2019. Pameran ini menarik baik dari sisi artistik sebagai dokumentasi sejarah dalam aspek sosial, budaya, ekonomi, arsitektural, maupun tata ruang kawasan Malioboro, Yogyakarta.
Pameran ini menyajikan kurang lebih 40 karya sketsa yang dibuat Hendro Purwoko sejak tahun 2011 hingga 2015. Sketsa-sketsa tersebut mengabadikan suasana Yogyakarta pada tahun-tahun itu, yang mana di tahun 2019 ini sudah banyak berubah. Proyek revitalisasi Malioboro sepanjang tahun 2018-2019, misalnya, cukup banyak mengubah bentang lanskap Malioboro dari sisi pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana.
Malioboro sebagai sebuah ruang yang hidup, seiring waktu tentu akan selalu berubah. Bahkan, sangat cepat berubah. Merekam Malioboro pada suatu masa tertentu akan menjadi dokumentasi yang sangat bernilai dalam kaitannya dengan perjalanan sejarah Yogyakarta. Sebuah penanda waktu yang terserak antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Merekam Malioboro pada suatu masa tertentu akan menjadi dokumentasi yang sangat bernilai dalam kaitannya dengan perjalanan sejarah Yogyakarta.
Pada sisi inilah, ragam sketsa tangan Hendro Purwoko tentang bentang kawasan Malioboro menjadi bagian catatan sejarah sekaligus rekaman peristiwa sosial yang perlu ditakar dan dibaca sebagai peristiwa sosial budaya. Lebih lanjut lagi, arah rekaman visual yang dibuat oleh Hendro Purwoko tidak hanya berdimensi heritage atau kecagarbudayaan, melainkan bisa dimanfaatkan untuk membaca sikap dan perilaku masyarakatnya. Dari balik bangunan yang terekam, tercatat, dan terunggah dalam gambar sejatinya sebuah teks yang menemukan konteks sosial budayanya dari waktu ke waktu.
Menurut Kepala Bentara Budaya Yogyakarta Ni Made Purnama Sari, gambar-gambar tangan Hendro Purwoko bukan buah keterampilan semata-mata tetapi juga ekspresi ajakan untuk membaca Malioboro sebagai kawasan kehidupan, kawasan budaya, yang sangat mewarnai keragaman perjalanan sejarah Yogyakarta. Motif sketsa Hendro Purwoko tidak hanya pantas dibedah dari sisi pencapaian wujud visual, melainkan juga dari motif konservasi ingatan dan picuan inspirasi konservasi, pemeliharaan, pengembangan, dan pemanfaatkan warisan budaya.
“Selain itu, karya-karyanya juga dapat digunakan untuk menemukan persoalan sosial budaya kawasan Malioboro yang kompleks,” kata Purnama dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/12/2019).
Sketsa-sketsa Malioboro karya Hendro Purwoko adalah catatan spontan, sekaligus seruan moral memelihara dan mengembangkan Malioboro sebagai kawasan budaya terpenting Yogyakarta.