Liverpool FC bisa tersingkir dari Liga Champions jika tidak mewaspadai Red Bull Salzburg, Rabu dini hari WIB. Tuan rumah punya “senjata” mematikan bernama Erling Haaland.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
SALZBURG, SENIN — Liverpool FC tengah perkasa dan nyaris tidak terkejar di Liga Inggris berkat 15 kemenangan dari 16 laga musim ini. Namun, situasi berbeda mereka alami di Liga Champions Eropa. Jika tidak berhati-hati, mereka bisa tersingkir di penyisihan Grup E ketika bertamu ke markas Red Bull Salzburg, Rabu (11/12/2019), pukul 00.30 WIB.
Menyusul kegagalan mengalahkan Napoli pada laga sebelumnya, ”The Reds” harus bersusah payah hingga pekan pamungkas. Satu saja kesalahan pada laga itu, Liverpool akan terdegradasi ke kompetisi kasta kedua, Liga Europa.
Liverpool kini memuncaki Grup E dengan raihan sepuluh poin. Namun, mereka bisa kehilangan posisi penting itu jika kalah di Austria. Lebih buruk lagi, mereka bisa terperosok ke peringkat ketiga dan gagal lolos ke babak gugur jika di saat sama Napoli menang atas Genk di Italia. Dengan demikian, persaingan di grup ini masih terbuka.
Kontras dengan di Liga Inggris, penampilan The Reds di Liga Champions musim ini jauh dari meyakinkan. Sang juara bertahan tidak pernah bisa menjaga gawangnya steril dari gol lawan, termasuk dari Genk yang menjadi juru kunci grup. Gawang mereka kebobolan delapan kali, atau rata-rata 1,6 gol per laga di Liga Champions 2019-2020.
Tim yang sempat dikalahkan Napoli di Italia itu tampil mengkhawatirkan pada duel lawan Red Bull sebelumnya di Anfield, awal Oktober. Ketika itu, Red Bull meneror lini pertahanan Liverpool dan mencetak tiga gol. Beruntung, tuan rumah mencetak satu gol lebih banyak berkat kegemilangan Mohamed Salah. The Reds menang 4-3.
Red Bull berpotensi mengulang hujan gol di Austria. Hal itu tidak terlepas dari performa Erling Haaland. Meskipun masih belia, berusia 19 tahun, striker asal Norwegia, itu sama sekali tidak boleh diremehkan. Sebaliknya, ia sangat menakutkan. Pemain yang disebut ”bocah ajaib” itu telah mengemas 28 gol untuk Red Bull di berbagai kompetisi musim ini.
Khusus di Liga Champions, ia telah mengemas delapan gol. Hanya Robert Lewandowski, striker veteran Bayern Muenchen, yang lebih tajam darinya. Menjelang duel lawan Liverpool, Haaland pun menebar perang urat saraf. Ia berambisi kembali mencetak gol ke gawang The Reds dan mengalahkan tim yang dikabarkan berminat meminangnya itu pada musim depan.
”Liverpool adalah tim terbaik di dunia saat ini. Namun, kami punya rekor bagus di kandang. Jika tampil dalam kondisi puncak, kami bisa mengalahkan mereka,” tutur Haaland, yang mencetak satu gol di Anfield pada laga pertama, seperti dikutip TV2.
Red Bull, pemuncak klasemen Liga Austria, tidak pernah kalah di kandangnya dalam sembilan laga terakhir di berbagai kompetisi. Mereka juga sangat beringas ketika tampil di Arena Red Bull, mencetak rerata dua gol setiap bermain di kandang musim ini.
Manajer Liverpool Juergen Klopp mengakui, Red Bull punya potensi melukai timnya. ”Ancaman itu bukan hanya darinya (Haaland), meskipun ia yang paling disorot. Ini adalah laga di mana clean sheet (tidak kebobolan) bakal berguna,” ujarnya meminta timnya waspada seperti dikutip Sport24.
Badai cedera
Liverpool sebetulnya hanya perlu bermain imbang di laga ini. Namun, target minimal itu pun tidak mudah diraih. Situasi mereka cukup sulit menyusul badai cedera di sektor pertahanan. Mereka tidak bisa dibela bek tengah Joel Matip dan gelandang bertahan Fabinho.
Bek tengah lainnya, Dejan Lovren, juga diragukan tampil menyusul cedera pada laga akhir pekan lalu. Praktis, kini hanya tersisa Joe Gomez, pemain yang sejatinya bek sayap, untuk mendampingi Virgil van Dijk di sektor jantung pertahanan.
Meskipun cukup mencemaskan, tantangan bukan hal asing bagi The Reds. Pada dua musim terakhir, Liverpool punya hobi lolos dari penyisihan grup dengan cara dramatis pada pekan pamungkas. Musim 2017-2018, mereka lolos serta mengunci posisi juara grup seusai menggilas Spartak Moskwa 7-0 di pekan pamungkas. Pada musim berikutnya, mereka lolos dramatis sebagai runner up grup seusai membekap Napoli 1-0 di Anfield.
Meskipun kurang meyakinkan di penyisihan grup, pada dua musim itu The Reds tancap gas di babak gugur dan menembus final. Mereka bahkan juara di musim lalu. ”Mereka kembali menghadapi situasi yang sama. Kali ini, mereka akan diuji di Salzburg. Liverpool harus membuktikan kapasitasnya di situasi tidak mudah itu,” tulis blog This Is Anfield.
Situasi Chelsea
Serupa Liverpool, tim Inggris lainnya, Chelsea, harus bersusah payah di pekan pamungkas Grup H untuk merebut tiket ke babak 16 besar. Chelsea wajib meraih tiga poin saat menjamu wakil Perancis, Lille, di Stamford Bridge, Rabu pukul 03.00 WIB. Penghuni peringkat ketiga grup H itu bisa memanfaatkan duel maut dua pesaingnya, Ajax Amsterdam dan Valencia.
Chelsea cukup mengalahkan Lille untuk lolos ke babak gugur, terlepas apa pun hasil laga Ajax lawan Valencia. Namun, jika hanya meraih hasil imbang di London, ”The Blues” harus berharap Ajax mengalahkan Valencia di Amsterdam jika ingin lolos ke babak 16 besar yang dimulai Februari 2020. (AFP/JON)