Rasa hormat dan terima kasih secara khusus disampaikan Pemerintah Selandia Baru kepada para pilot dan kru empat helikopter. Mereka mendarat dan berjibaku di tengah pulau yang gunungnya meletus.
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·2 menit baca
Letusan gunung di Whakaari atau Pulau Putih di Selandia Baru, Senin (9/12/2019), menghadirkan kesedihan dengan tewasnya 13 wisatawan. Namun, dalam peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka itu, aksi kepahlawanan juga tersaji dan menuai pujian setelahnya.
Rasa hormat dan terima kasih secara khusus disampaikan Pemerintah Selandia Baru kepada para pilot dan kru empat helikopter. Mereka mendarat dan berjibaku di tengah pulau yang gunungnya meletus. Puluhan wisatawan yang terjebak dalam kekalutan, rasa takut, dan kesakitan fisik berhasil dievakuasi.
”Pilot-pilot itu membuat keputusan yang sangat berani dalam situasi yang sangat berbahaya untuk menyelamatkan wisatawan,” kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern kepada wartawan, Selasa (10/12).
Sebanyak 47 orang yang dikeluarkan dari Pulau Putih itu berasal dari sejumlah negara. Ada warga Selandia Baru juga dari Australia, Amerika Serikat, Inggris, China, Jerman, hingga Malaysia. Di tengah pertanyaan bernada gugatan mengapa wisatawan diizinkan mengunjungi gunung berapi itu, polisi mengumumkan penyelidikan.
Salah satu petugas paramedis yang ikut dalam operasi penyelamatan itu adalah Russell Clark. Ia mengaku melihat kondisi yang tak terbayangkan sebelumnya. Sebuah pemandangan kehancuran yang ”luar biasa” dan ”mengejutkan”.
”Rasanya seperti melihat Chernobyl dalam skala yang kecil; hanya abu pekat yang terlihat,” kata Clark kepada media televisi, TVNZ. Chernobyl mengingatkan pada kecelakaan reaktor nuklir di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl di Uni Soviet tahun 1986.
Ia teringat dengan kondisi sebuah helikopter berselubung debu tebal. Baling-balingnya rusak setelah aksi penyelamatan itu. Gunung di tengah perairan Teluk Plenty itu mengeluarkan kepulan asap dan material hingga setinggi 3,6 kilometer.
”Saya hanya bisa membayangkan bagaimana rasanya bagi orang-orang di sana pada saat itu—mereka tidak punya tempat untuk pergi dan harus merasakan pengalaman yang benar-benar mengerikan bagi mereka,” kata Clark.
Salah satu pemandu kapal wisata, Geoff Hopkins, tengah berada di dekat pulau itu ketika peristiwa tersebut terjadi secara mendadak. Ia sejatinya tengah siap-siap meninggalkan pulau itu. Alih-alih melaju keluar dari wilayah itu dan berkejaran dengan material gunung yang dimuntahkan saat itu, Hopkins mengarahkan perahu itu lebih dekat ke pantai dan ikut menyelamatkan sejumlah orang.
”Nyaris tak ada orang yang tidak terbakar parah,” katanya kepada media New Zealand Herald. Otoritas setempat mengatakan, 27 dari 34 korban yang selamat harus dirawat karena menderita luka bakar di lebih dari 71 persen tubuh mereka.