Pendatang baru Atalanta tampil mengejutkan di babak penyisihan Grup C Liga Champions Eropa setelah lolos ke babak gugur 16 besar. ”La Dea” atau ”Sang Dewi” lolos setelah mengalahkan tuan rumah Shakhtar Donetsk, 3-0.
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·4 menit baca
KHARKIV, KAMIS — Pendatang baru Atalanta tampil mengejutkan di babak penyisihan Grup C Liga Champions setelah lolos ke babak gugur sebagai runner up di bawah Manchester City. Kepastian kelolosan tim berjuluk ”La Dea” atau ”Sang Dewi” itu diperoleh setelah mengalahkan tuan rumah Shakhtar Donetsk pada laga terakhir di Stadion Metalist, Kharkiv, Kamis (12/12/2019) dini hari.
Perjalanan Atalanta tidak mudah, bahkan seperti dongeng. Pada tiga pertandingan awal, klub Liga Italia tersebut selalu mengalami kekalahan. Di laga perdana, mereka dihancurkan Dinamo Zagreb empat gol tanpa balas. Selanjutnya, Atalanta takluk dari Shakhtar Donetsk, 1-2, dan kembali dibantai Manchester City, 5-1.
Harapan Atalanta muncul ketika berhasil menahan imbang Manchester City di kandang, 1-1. Tiga poin yang sangat dinanti publik Bergamo pun tiba saat mengalahkan Dinamo Zagreb dengan skor 2-0.
Jelang laga terakhir, Atalanta masih berada di dasar klasemen dengan raihan empat poin. Mereka kalah dari Shakhtar Donetsk dan Dinamo Zagreb dengan selisih dua serta satu poin.
Atalanta pun membutuhkan keajaiban karena harus bertamu ke kandang juara Liga Ukraina yang memiliki banyak pengalaman di Liga Champions, sedangkan Dinamo Zagreb menjamu Manchester City yang tidak diperkuat sebagian besar pemain intinya karena sudah dipastikan lolos ke babak 16 besar.
Asa untuk lolos ke babak gugur terus dipegang Atalanta ketika mereka gagal mencetak gol pada babak pertama. Padahal, mereka mampu menciptakan beberapa peluang ke gawang Shakhtar Donetsk yang dijaga Andriy Pyatov.
Senyum lebar pun akhirnya terlihat di wajah pemain Atalanta ketika Timothy Castagne membobol gawang Pyatov. Butuh beberapa waktu untuk memastikan kegembiraan tersebut karena sebelum Castagne mencetak gol, kapten Atalanta Alejandro Gomez dipandang berada dalam posisi offside. Pada akhirnya, gol tersebut disahkan setelah wasit melihat tayangan pada VAR (video wasit).
Gol tersebut membuat para pemain Shakhtar Donetsk panik. Mereka terlihat terburu-buru dan sulit mengendalikan emosi. Puncak kepanikan tersebut terjadi ketika bek Dodo mendapatkan kartu merah setelah menampar gelandang bertahan Atalanta, Remo Freuler.
Situasi pun menjadi timpang dan gelandang Mario Pasalic menambah keunggulan Atalanta setelah mendapatkan umpan Ruslan Malinovskiy. Gelandang Robin Gosens memastikan kemenangan Atalanta tiga gol tanpa balas pada waktu tambahan setelah memanfaatkan kesalahan Taras Stepanenko dalam memberikan umpan kepada Pyatov.
Saya tidak dapat menemukan kata-kata untuk menggambarkan perasaan unik ini. Ini akan ada dalam sejarah klub dan sepak bola. Kami semua sangat rendah hati dan tidak ada seorang pun di antara kami menjadi bintang.
Kemenangan tersebut disambut sukacita oleh suporter Atalanta yang datang ke stadion. Mereka dipastikan lolos ke babak gugur karena pada saat bersamaan Dinamo Zagreb takluk dari Manchester City, 1-4. Dalam sejarah Liga Champions, Atalanta menjadi tim pertama yang lolos ke babak 16 besar setelah menelan kekalahan beruntun pada tiga laga awal.
”Saya tidak dapat menemukan kata-kata untuk menggambarkan perasaan unik ini. Ini akan ada dalam sejarah klub dan sepak bola. Kami semua sangat rendah hati dan tidak ada seorang pun di antara kami menjadi bintang. Ini hanya untuk kerja keras dan pengorbanan,” ujar Alejandro Gomez.
Pengaruh Gasperini
Kelolosan Atalanta ke babak gugur Liga Champions menambah panjang prestasi Manajer Atalanta Gian Piero Gasperini. Ia mampu mengangkat prestasi Atalanta sejak bergabung pada 14 Juni 2016 untuk menggantikan Edoardo Reja.
Di musim perdananya, Gasperini berhasil membawa Atalanta ke peringkat keempat setelah tahun sebelumnya hampir terdegradasi. Musim lalu, selain membawa Atalanta lolos ke Liga Champions untuk pertama kali, Gasperini juga berhasil mengantar anak asuhnya ke final Coppa Italia sebelum tumbang dari Lazio dengan skor 0-2. Dalam perjalanannya, Atalanta mengalahkan klub yang lebih diunggulkan seperti Juventus dan Fiorentina.
Gasperini berhasil menunjukkan bahwa timnya dapat sukses tanpa harus mengeluarkan biaya transfer yang besar. Musim lalu, mereka mengeluarkan dana transfer sebanyak 53,5 juta euro (Rp 837 miliar) dan musim ini baru membelanjakan 31,7 juta euro (Rp 495 miliar).
Selain cermat dalam membeli pemain murah, manajer 61 tahun tersebut juga pandai dalam menyusun skuad pemainnya. Pada pertandingan melawan Shakhtar Donetsk, Gasperini membuat tiga perubahan susunan pemain inti setelah mengalahkan Verona di Liga Italia pada pekan lalu. Keputusannya memasukkan Gosens untuk menggantikan Josip Illicic yang cedera terbukti ampuh.
Gosens membalas kepercayaan Gasperini dengan satu gol yang membuatnya tenang. ”Saya tidak dapat santai sampai gol ketiga. Jujur, itu sulit. Namun, terkadang itu takdir,” ujar Gasperini.
Kini kiprah Gasperini selanjutnya patut ditunggu. Mungkinkah ia masih dapat membuat sejarah baru di musim ini? (AP/REUTERS/AFP)
Hasil lengkap pertandingan Liga Champions dini hari tadi: