Google Gencar Bina Usaha Rintisan Gim Negara Berkembang
›
Google Gencar Bina Usaha...
Iklan
Google Gencar Bina Usaha Rintisan Gim Negara Berkembang
Sejak 2018, Google gencar membina para pelaku usaha rintisan gim dari negara-negara berkembang termasuk Indonesia melalui program Indie Games Accelerator (IGA).
Oleh
M Fajar Marta
·2 menit baca
SINGAPURA, KOMPAS – Sejak 2018, Google gencar membina para pelaku usaha rintisan gim dari negara-negara berkembang termasuk Indonesia melalui program Indie Games Accelerator (IGA). Tahun ini, Google mengundang 30 developer gim terpilih, dua dari Indonesia untuk mengikuti pelatihan gaming selama 6 bulan di kantor pusat Google Asia pacific Singapura.
“Indie Games Accelerator (IGA) merupakan program 6 bulan untuk startup game dari pasar negara berkembang, yang ingin membangun bisnis yang sukses dan mencapai potensi optimal mereka di Google Play. Tahun ini, 30 developer dipilih dari lebih dari 1.700 aplikasi di 37 negara dan wilayah,” kata Manager Business Development Google Play Vineet Tanwar saat memaparkan program IGA Kamis (12/12/2019) di Singapura.
Menurut Vineet, Google play merupakan toko konten digital online global mencakup antara lain aplikasi, gim, film pada platform seluler Android yang dikembangkan Google. Para pengembang dapat memasarkan produk gim mereka yang berkualitas baik di google play untuk ditawarkan ke pengguna di seluruh dunia.
Google play merupakan toko konten digital online global mencakup antara lain aplikasi, gim, film pada platform seluler Android yang dikembangkan Google.
Dua developer gim asal Indonesia terpilih untuk mengikuti IGA 2019 yakni Maentrus Digital Lab dari Jakarta dan Nightspade dari Bandung. Maentrus berdiri sejak 2015, dengan gim populernya adalah gyro buster, permainan bergasing (spinning) online. Adapun Nightspade dibangun sejak 2011 dengan gim andalannya Viking Fortress. Selain Indonesia, peserta IGA 2019 antara lain berasal dari Vietnam, Malaysia, Argentina, Brazil, Meksiko, Uruguay, dan Kolombia.
Chief Teknologi Officer Maentrus Reza Febri Nanda, yang menjadi peserta IGA 2019 mengatakan, program IGA sangat membantu developer gim di Indonesia dalam mengembangkan bisnisnya.
“Kami jadi tahu bagaimana mengembangkan gim dengan cara-cara yang benar dan bagaimana memasarkannya agar bisa dinikmati banyak pengguna,” kata Nanda.
Sementara itu, CEO Nightspade Garibaldy W Mukti mengatakan, Indonesia merupakan pasar yang besar bagi industri gim mengingat jumlah penduduknya yang banyak. Namun, gim-gim yang populer di Indonesia hampir seluruhnya buatan pengembang gim asing.
“Setelah mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan dari IGA, saya akan mencoba membaginya ke komunitas pengembang gim di Indonesia. Harapannya ke depan, pengembang gim lokal bisa menjadi pemimpin pasar di negara sendiri,” kata Garibaldy.
Developer Relations Google Sami Kizilbash menambahkan dengan mengikuti IGA 2019, peserta dilatih oleh sejumlah pakar top Google dan industri game global dan berpeluang menampilkan produk mereka di Google play. Selain itu, mereka juga mendapatkan ponsel google pixel untuk pengujian produk.