Kibif Kembangkan Sayap Bisnis Logistik secara Digital
›
Kibif Kembangkan Sayap Bisnis ...
Iklan
Kibif Kembangkan Sayap Bisnis Logistik secara Digital
Kibif mengembangkan sayap bisnisnya ke sektor logistik dengan layanan berbasis digital untuk memasarkan daging sapi dan produk-produk olahan dalam memenuhi permintaan konsumen di dalam negeri yang terus meningkat.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Estika Tata Tiara Tbk (Kibif) mengembangkan sayap bisnisnya ke sektor logistik dengan layanan berbasis digital. Bisnis logistik itu dikembangkan untuk memasarkan daging sapi dan produk-produk olahan dalam memenuhi permintaan konsumen di dalam negeri yang terus meningkat.
”Pesatnya dinamika perkembangan e-dagang pada era digital saat ini tentu saja harus didukung ekosistem yang lebih baik, termasuk layanan logistiknya,” kata Direktur Utama PT Estika Tata Tiara Tbk Yustinus Sadmoko pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Kibif di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Sistem digital itu, kata Yustinus, akan memudahkan Kibif dalam memasok daging dan produk olahan daging bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selain itu, jaringan bisnis besar yang sudah menjadi mitra Kibif juga akan dimudahkan dalam menentukan sistem pasokan bagi mereka.
Pada kesempatan itu, Kibif menandatangani nota kesepahaman dengan PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) dalam pengembangan sistem logistik berbasis digital. Penandatanganan dilakukan oleh Yustinus Sadmoko dengan Chief Investment Officer (CIO) IIF Harold Tjiptadjaja.
”Penandatanganan nota kesepahaman antara Kibif dan IIF adalah sebuah rangkaian dari langkah konkret Kibif untuk mengembangkan sistem logistik yang didukung oleh IIF,” kata Yustinus, melalui siaran persnya.
Harold mengatakan, ”Kami harapkan dengan penandatangan MoU ini dapat meningkatan peran swasta dalam pengembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia yang mengindahkan prinsip-prinsip sosial dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan.”
Direktur Pemasaran PT Estika Tata Tiara Tbk Grace Adoe mengatakan, saat ini Kibif mulai menggarap ranah e-logistik di Indonesia dengan target UMKM dan perusahaan korporasi. Pelibatan UMKM dalam sistem logistik Kibif sangat penting karena 96 persen pelaku bisnis di Indonesia bergerak di sektor UMKM.
”UMKM adalah pilar utama pembangunan ekonomi Indonesia,” kata Grace.
Menurut Grace, UMKM merupakan bidang usaha yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar serta memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat.
”UMKM juga berperan signifikan dalam pemerataan dan peningkatan pendapatan, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mewujudkan stabilitas nasional,” kata Grace.
Produk-produk Kibif di antaranya adalah sosis, bakso, smoked beef, bockwurst, burger, daging sapi kemasan, serta produk terbarunya KIPAO (kategori frozen dough/bakery). Produk tersebut telah menembus pasar dengan mengusung sejumlah merek, antara lain, Kibif, Boss, Murato, Adell, dan Kipao.
Pasar utama Kibif adalah di dalam negeri dan menjangkau konsumen melalui pasar modern, seperti Indofood, Hypermart, Lotte Wholesale, Aeon, Farmers Market, Lulu Hypermarket, Indomaret, Alfamidi, Superindo, Transmart Carrefour. Kibif juga menjangkau konsumen di pasar tradisional, distributor, industri, hotel, catering, dan jaringan restoran, seperti Pizza Hut, dan Hoka-Hoka Bento.
Pengembangan produksi
Yustinus menambahkan, pada 2020 Kibif akan mengalokasi dana sebesar Rp 240 miliar untuk pengembangan investasi dan menaikkan kapasitas produksi di Cikarang Plant, Jawa Barat, dari 300 ton per bulan menjadi 1.000 ton per bulan. Selain itu, Kibif juga akan meningkatkan kapasitas produksi pabriknya yang berlokasi di Subang, Jawa Barat, menjadi 500 ton per bulan.
Di Subang Plant, kata Yustinus, sedang dilakukan perluasan bangunan seluas 1,2 hektar sehingga dapat menambah kapasitas menjadi 2.000 ton per bulan dan kapasitas cold storage meningkat menjadi 3.000 ton per bulan.
Ada pun fasilitas di Salatiga Plant yang berlokasi di Salatiga, Jawa Tengah, difungsikan sebagai penghasil produk olahan roti dan dimsum, di mana pada 2019 kapasitas produksinya naik 50 persen menjadi 18 ton per hari, dengan cold storage sebesar 200 ton.