Pemerintah Daerah di Sumut Diminta Tingkatkan Kewaspadaan
›
Pemerintah Daerah di Sumut...
Iklan
Pemerintah Daerah di Sumut Diminta Tingkatkan Kewaspadaan
Pada Desember 2019 hingga Februari 2020, wilayah Sumatera Utara akan menghadapi hujan lebat dan cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana. Pemerintah daerah diminta siaga dan memetakan daerah rawan bencana.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS – Provinsi Sumatera Utara mewaspadai hujan lebat dan cuaca ekstrem pada Desember 2019 hingga Februari 2020, karena berpotensi memicu bencana alam. Pemerintah kabupaten dan kota pun diminta memetakan daerah rawan bencana, mengurangi risiko, dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap banjir, longsor, dan angin puting beliung.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi telah mengirim surat edaran kepada semua bupati dan wali kota di Sumut. "Supaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana yang bisa dipicu cuaca ekstrem,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Riadil Akhir Lubis di Medan, Kamis (12/12/2019).
Riadil mengatakan, mereka telah memetakan daerah rawan bencana longsor, banjir, banjir bandang, dan puting beliung. Daerah rawan longsor antara lain di permukiman dan jalan yang berada di dataran tinggi kawasan Danau Toba.
“Daerah yang rawan longsor, antara lain di Jalan Parapat, Kabupaten Simalungun. Saat masa Natal dan Tahun Baru tahun lalu, terjadi 12 kali longsor di daerah itu dan mengganggu lalu-lintas kendaraan. Saat ini kami sudah menyiagakan alat berat di daerah itu,” kata dia.
Sejumlah alat berat juga disiagakan di jalan yang rawan longsor lainnya, seperti di Jalan Medan – Berastagi di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang.
Menurut Riadil, pemerintah juga telah memetakan permukiman yang rawan longsor. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor diminta untuk meningkatkan kewaspadaan khususnya saat hujan deras turun.
Selain longsor, bencana alam yang diwaspadai di Sumut adalah banjir bandang di daerah yang dilintasi sungai besar yang berhulu di hutan yang sudah rusak. Beberapa daerah rawan banjir bandang antara lain Kabupaten Langkat, Karo, Dairi, Samosir, Mandailing Natal, dan Tapanuli Selatan. BPBD juga memantau secara khusus aktivitas vulkanis Gunung Sinabung sebagai upaya mitigasi bencana letusan gunung api.
Kepala BPBD Langkat Irwan Syahri mengatakan, mereka telah memasang sistem peringatan dini banjir bandang di Sungai Bahorok yang rawan banjir bandang. Alat bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana itu dipasang sejak November 2019. “Alat ini sangat penting sebagai peringatan dini jika ada banjir bandang dari hulu,” kata dia.
Selain itu, Langkat juga mewaspadai banjir di daerah permukiman. Beberapa daerah di Langkat hingga kini masih banjir jika turun hujan deras. Karena itu, mereka membangun posko yang bersiaga jika ada banjir di satu daerah.
Irwan mengatakan, beberapa daerah di Langkat tidak bisa menghindarkan banjir karena tidak ada lagi penahan air di dataran yang lebih tinggi. Saat ini, mereka juga memitigasi bencana dengan penanaman pohon dan bambu agar bisa menahan air lebih banyak. Namun, fungsi penanaman pohon itu baru bisa dirasakan beberapa tahun ke depan.