Dishub Maluku memperpanjang waktu pendaftaran mudik gratis dari Ambon ke sejumlah wilayah di Maluku dalam rangka Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Pendaftaran terus dibuka hingga tingkat keterisian kapal maksimal.
Oleh
Fransiskus Pati Herin
·4 menit baca
AMBON, KOMPAS - Dinas Perhubungan Provinsi Maluku memperpanjang waktu pendaftaran mudik gratis dari Ambon ke sejumlah wilayah di Maluku dalam rangka Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Pendaftaran akan terus dibuka hingga tingkat keterisian kapal maksimal. Pendaftar sejauh ini masih minim.
Kepala Seksi Manajemen Lalu Lintas Angkutan Laut Dinas Perhubungan Maluku Agusta Izaac, di Ambon, Kamis (13/12/2019), mengatakan, pendaftaran mudik gratis sedianya ditutup Kamis ini. Namun, hingga Kamis petang, peminat mudik gratis pada sebagian besar kapal masih minim. Dari target sekitar 3.000 orang, jumlah pendaftar mudik gratis belum mencapai 40 persen.
Dari lima kapal perintis yang disiapkan untuk mudik gratis, hanya Kapal Motor (KM) Sabuk Nusantara 72 yang sudah terisi hingga kapasitas maksimal, yakni 474 penumpang. Rute yang dilewati kapal tersebut yakni dari Ambon ke sejumlah daerah di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, antara lain Molu, Larat, Rumyaan, Tutukembong, dan Saumlaki. Kapal itu akan diberangkatkan dari Ambon pada 15 Desember.
Rute yang lain, di antaranya dilayani KM Sabuk Nusantara 71 dari Ambon ke sejumlah pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya seperti Babar, Wulur, Romang, Kisar, Leti, Moa, Luang, Lakor, dan Marsela. Adapun KM Sabuk Nusantara 87 akan meleyani rute Ambon ke pulau-pulau lain juga di Maluku Barat Daya, seperti Wetar dan Lirang. Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya menjadi tujuan terbanyak mudik gratis.
Menurut Agusta, pihaknya telah menyosialisasikan mudik gratis itu melalui radio dan pemasangan baliho di sejumlah tempat, termasuk pelabuhan. Pihaknya berjanji akan memperbanyak selebaran dan pesan berantai dengan menyasar pada komunitas warga di Ambon yang berasal dari daerah tujuan mudik gratis itu. "Jadi, waktu pendaftaran diperpanjang. Kalau belum juga terisi, terus diperpanjang hingga mendekati waktu keberangkatan kapal," katanya.
Selain kapal perintis, mudik gratis juga diselenggarakan untuk rute pendek menggunakan feri dan kapal cepat. Rutenya dari Ambon ke Pulau Seram, Ambon ke Pulau Saparua, dan Ambon ke Kabupaten Buru Selatan pada 20-21 Desember. Disiapkan sebanyak dua kapal cepat dan enam feri.
Pemerintah daerah juga menyiapkan bus gratis selama 20-21 Desember. Bus itu untuk mengangkut pemudik dari Kota Ambon ke sejumlah pelabuhan di Pulau Ambon, seperti Tulehu, Waai, dan Liang. Peserta mudik gratis yang mendaftar diminta menunjukkan kartu tanda penduduk atau kartu keluarga atau kartu pelajar/mahasiswa.
Abe Ferdinandus (41), warga Kisar, berharap pengumuman mudik gratis juga dipasang di kantor PT Pelni Cabang Ambon. Kantor tersebut merupakan yang paling sering didatangi pemudik. Terlebih lagi, operator kapal perintis untuk mudik gratis adalah PT Pelni. "Jika ada penumpang yang membeli tiket untuk kapal perintis yang dipakai mudik gratis, pihak Pelni jangan menjualnya. Arahkan mereka untuk mendaftar mudik gratis," katanya.
Menurut pantauan Kompas di Kantor Pelni Cabang Ambon, tiket untuk semua kapal Pelni dari Ambon masih tersedia. Sebanyak sepuluh kapal Pelni yang menyinggahi Ambon adalah KM Dobonsolo, KM Nggapulu, KM Dorolonda, KM Tidar, KM Sirimau, KM Leuser, KM Pangrango, KM Sangiang, KM Ciremai, dan KM Gunung Dempo. Kapal Pelni itu menghubungkan Maluku dengan wilayah di luar Maluku.
Manajer Operasi PT Pelni Cabang Ambon Robi Munardi meminta masyarakat agar membeli tiket lebih awal. Lonjakan penumpang kapal laut diperkirakan naik sekitar 3 persen dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 56.773 penumpang. Pelni akan menambah kuota pada setiap kapal, kecuali perintis. Jika tambahan kuota belum juga cukup, akan disiapkan cadangan berupa kapal navigasi milik Kementerian Perhubungan.
Pelayaran rakyat
Kapal yang dioperasikan Pelni tidak menyinggahi semua pelabuhan di Maluku yang terdiri atas ribuan pulau. Sarana transportasi alternatif adalah kapal pelayaran rakyat. Kapal yang umumnya terbuat dari kayu dengan ukuran di bawah 10 gros ton (GT) itu menjadi tulang punggung bagi warga pesisir, termasuk untuk angkutan mudik.
Yopie (31), warga Buru Selatan, saat ditemui di Pelabuhan Batumerah Ambon pada Kamis petang, menuturkan, banyak pemudik akan menggunakan kapal tersebut. Saat ini, cuaca di Maluku masih normal. Jika terjadi gelombang tinggi di atas 2 meter, kapal itu tak akan diizinkan berlayar. Selain berukuran kecil, hampir semua kapal pelayaran rakyat tak dilengkapi alat keselamatan seperti baju pelampung.