Penyusunan Tarif Tol Layang Jakarta-Cikampek Rampung Akhir 2019
›
Penyusunan Tarif Tol Layang...
Iklan
Penyusunan Tarif Tol Layang Jakarta-Cikampek Rampung Akhir 2019
Proses penyusunan tarif masih mempertimbangkan perihal keseimbangan harga antara tol layang dengan tol di bawahnya.
Oleh
Aditya Diveranta/Fajar Ramadhan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Pengatur Jalan Tol atau BPJT tengah menyusun skema tarif untuk Tol Layang Jakarta-Cikampek atau Japek II Elevated hingga akhir tahun ini. Proses penyusunan masih mempertimbangkan tarif yang seimbang dan terintegrasi antara tol layang dan tol di bawahnya.
Sejak November lalu, kesepakatan tarif dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) telah ditentukan sebesar Rp 1.250 per kilometer. Namun, tarif ini masih melalui pembahasan alot oleh BPJT dengan pihak pengelola jalan tol layang.
Kepala BPJT Danang Parikesit menuturkan, banyak komponen yang belum masuk penghitungan. Kesepakatan tarif dalam PPJT bukanlah tarif yang terintegrasi dengan tol di bawah.
”Itu tarif tol yang ada di PPJT, tetapi bukan tarif yang terintegrasi. Harapan kami, tarif integrasi bisa tuntas pada Desember dengan mempertimbangkan tarif adil bagi jarak pendek dan jarak jauh,” ucap Danang saat dihubungi melalui pesan singkat, di Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Ia mencontohkan, salah satu pertimbangan tarif adalah cara mendorong kendaraan golongan I untuk lebih condong mengakses jalan tol. Dengan demikian, jalan tol di bawahnya bisa dimaksimalkan bagi kendaraan golongan II hingga IV.
Direktur Utama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek Djoko Dwijono berharap jalan tol layang dapat mengurangi sekitar 30-40 persen dari total 70.000 kendaraan yang melalui akses Jakarta-Cikampek setiap hari. ”Untuk skema tarif, kami tinggal menunggu keputusan BPJT,” ujarnya.
Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek memiliki panjang 36,4 kilometer. Jalur ini telah melalui uji beban seberat 930 ton atau setara 38 truk bermuatan penuh.
Direktur Teknik PT Jasa Marga Jalan Layang Cikampek Biswanto mengatakan, jalan tol layang telah disiapkan untuk beroperasi secara fungsional pada Rabu (4/12/2019) lalu. Untuk faktor keamanan, disiapkan delapan jalur putaran (U-turn) untuk turun ke jalur tol bawah. Hal ini untuk mengatasi hambatan saat kecelakaan sehingga jalur layang dapat ditutup dan dialihkan ke jalur bawah sewaktu-waktu.
Corporate Communications and Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru menuturkan, kendaraan operasional seperti ambulans juga sudah disiapkan bersama dua rumah sakit terdekat untuk kepentingan mitigasi kecelakaan. Selain itu, sebanyak 113 kamera pengawas (CCTV) juga telah dipasang di setiap lampu penerangan.
”Ada juga dua lokasi pos untuk tol, yakni di Cikunir dan Karawang Barat. Pos ini menjadi pos operasional untuk memantau keamanan,” katanya.