10.000 Polisi Siap Jaga Keamanan Warga Jabodetabek
›
10.000 Polisi Siap Jaga...
Iklan
10.000 Polisi Siap Jaga Keamanan Warga Jabodetabek
Selama masa libur Natal dan Tahun Baru, warga di wilayah hukum Polda Metro Jaya diharapkan terlayani kebutuhan rasa amannya dengan disiagakannya 10.000 personel polisi.
Oleh
WISNU AJI DEWABRATA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya menurunkan 10.000 personel gabungan untuk pengamanan Natal dan Tahun Baru di wilayah Polda Metro Jaya (Jakarta, Kota Depok, Tangerang Raya, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi).
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus, Kamis (12/12/2019), mengutarakan, 10.000 personel gabungan akan disebar di 95 pos pengamanan dan 27 pos pelayanan masyarakat yang berada di wilayah Polda Metro Jaya.
”Jadi, rencana tanggal 23 Desember nanti kita akan laksanakan apel kesiapan pengamanan Natal dan tahun baru di Polda Metro Jaya. Tujuannya agar masyarakat dapat beribadah serta mudik dengan aman dan nyaman, dan kembali setelah Tahun Baru nanti,” ujar Yusri.
Menurut Yusri, kepolisian akan bekerja sama dengan TNI dan pemerintah daerah untuk kesiapan pengamanan Natal dan Tahun Baru di wilayah Polda Metro Jaya.
Selain terkait pengamanan yang mulai ditingkatkan, geliat libur akhir tahun juga ditunjukkan dengan jumlah penumpang kereta api pada musim libur Natal dan Tahun Baru 2019 diperkirakan mencapai 5,9 juta orang atau naik 4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengantisipasi hal itu dan meningkatkan jumlah perjalanan kereta api.
Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (2/12/2019), mengatakan, 30-40 persen tiket untuk periode Natal dan Tahun Baru 2019 sudah terjual. Oleh karena itu, ia mengimbau calon penumpang yang bepergian selama periode Natal dan Tahun Baru untuk membeli tiket jauh hari sebelum keberangkatan.
”Kami mulai menjual tiket 30 hari sebelum hari keberangkatan. Sekarang, 30-40 persen tiket (perjalanan KA selama Natal dan Tahun Baru ) sudah terjual,” ujar Edi.
Menurut dia, pada 22-29 Desember 2019 menjadi periode dengan jumlah penumpang KA paling tinggi. Demi memberikan layanan yang optimal selama periode yang ramai itu, cuti pegawai PT KAI pun ditangguhkan.
Selama masa Angkutan Natal dan Tahun Baru yang ditetapkan pada 19 Desember 2019 hingga 5 Januari 2020, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengoperasikan 404 perjalanan kereta api (KA), yang terdiri dari 374 perjalanan KA reguler dan 30 perjalanan KA khusus periode Natal dan Tahun Baru. Total kapasitas tempat duduk sebesar 250.012 atau naik 4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Kereta baru
Sejak 1 Desember 2019, PT KAI juga mulai mengoperasikan tiga kereta api reguler baru, yakni KA Dharmawangsa relasi Pasar Senen (Jakarta)-Surabaya Pasar Turi, KA Anjasmoro relasi Pasar Senen (Jakarta)-Jombang (Jawa Timur), dan KA Sancaka Utara relasi Surabaya Pasar Turi (Jawa Timur)-Gambringan (Jawa Tengah)-Solo Balapan (Jawa Tengah), dan Kutoarjo (Jawa Tengah).
Ada pula beberapa kereta api yang rutenya diperpanjang hingga Stasiun Gambir (Jakarta), seperti KA Argo Wilis (Surabaya Gubeng-Bandung-Gambir), KA Turangga (Surabaya Gubeng-Bandung-Gambir), dan KA Mutiara Selatan (Malang-Surabaya Gubeng-Bandung-Gambir).
Edi menjelaskan, penambahan jumlah KA itu dimungkinkan berkat jalur ganda (double double track) yang sudah terbangun di jalur rel kereta api bagian utara. Di bagian selatan, jalur ganda baru tersedia di beberapa bagian.
Edi Sukmoro menjelaskan, penambahan jumlah KA itu dimungkinkan berkat jalur ganda (double double track) yang sudah terbangun di jalur rel kereta api bagian utara. Di bagian selatan, jalur ganda baru tersedia di beberapa bagian.
”Dengan adanya KA relasi baru, jumlah penumpang diharapkan meningkat. KA merupakan angkutan massal yang diminati masyarakat karena tidak kena macet,” ujar Edi.
Layanan ditingkatkan
Ia mencontohkan, salah satu KA yang baru dioperasikan kemarin, yakni KA Dharmawangsa relasi Pasar Senen-Surabaya Pasar Turi sudah memiliki jumlah penumpang yang cukup tinggi. Pada Senin hari ini, tingkat okupansi kereta itu mencapai 96 persen.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi menyampaikan, penambahan layanan perkeretaapian memang perlu difokuskan saat ada permintaan tiket yang tinggi. Hal itu demi memastikan masyarakat dapat mudik sesuai dengan waktu yang ditargetkan.
Selain penambahan kereta api, ia berharap layanan lainnya, seperti yang terkait pembelian atau pembatalan tiket, bisa turut ditingkatkan. Berdasarkan pengalamannya, proses pembatalan tiket kereta api cenderung lebih lama dibandingkan dengan layanan transportasi lainnya.
”Sistem pembelian tiket kereta api sudah bagus, tetapi pengembalian tiketnya kelamaan dan bisa mencapai tiga minggu. Di platform pembelian tiket penerbangan, misalnya, proses pembatalan tiket hanya beberapa hari,” ujar Tulus.