JAKARTA, KOMPAS — Telepon seluler kian strategis sebagai medium pemasaram digital di Indonesia. Pada 2025 nanti, diperkirakan penggunaan telepon seluler di Indonesia mencapai 410 juta pengguna atau di peringkat tiga dunia setelah China dan India. Apalagi, sekitar 97 persen pengguna internet di Indonesia menggunakan telepon seluler untuk terhubung ke dalam jaringan.
Dalam laporan Mobil Marketing Association (MMA) 2019 menunjukkan, orang Indonesia yang mengakses internet lewat telepon seluler menghabiskan lebih banyak waktu dibanding rata-rata pengguna di tingkat global. Di rentang usia 16 tahun sampai 22 tahun, mereka menghabiskan waktu 5 jam 4 menit dalam sehari dibanding rata-rata global yang sebanyak 4 jam 10 menit.
"Sebagai negara dengan pertumbuhan industri berbasis seluler tercepat di dunia, posisi Indonesia sangat strategis untuk pemasaran secara digital," ujar Country Manager MMA Indonesia Shanti Tolani, Rabu (11/12/2019), di Jakarta.
Program Director Asia Pasific MMA Azalea Aina menambahkan, perputaran uang dalam e-dagang Indonesia saat ini mencapai 7,1 miliar dollar AS atau setara Rp 99,4 triliun dengan asumsi nilai tukar rupiah Rp 14.000 per dollar AS. Dari jumlah tersebut, senilai 5,3 miliar dollar AS ( Rp 74,2 triliun) diakses lewat aplikasi e-dagang pada telepon seluler dan sisanya 1,8 miliar dollar AS (Rp 25,2 trilun) diakses lewat peramban.
"Jenis produk yang paling banyak diminati konsumen Indonesia adalah pembelian makanan dan minuman. Berikutnya adalah jasa pariwisata, seperti pembelian tiket pesawat dan pemesanan hotel," kata Azalea.
Azalea menambahkan, sekitar 56 persen dari populasi Indonesia terhubung dengan media sosial. Rata-rata mereka membelanjakan waktu 3 jam 26 menit per hari untuk mengakses media sosial. Di Indonesia, media sosial berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan untuk berbelanja.
"Oleh karena itu kenapa pemberi pengaruh (influencer) sangat penting dan berperan besar dalam pemasaran digital," ucap Azalea.
Sementara itu, Chief Commercial Officer Gojek Indonesia Antoine de Carbonnel mengatakan, di era digital yang bergerak sangat cepat seperti sekarang ini, pemanfaatan telepon seluler sangat vital dan strategis. Apalagi, hampir semua orang saat ini memiliki akses terhadap telepon seluler. Telepon seluler lebih dinamis dan fleksibel dalam pemakaian dibanding komputer.
"Semua semakin butuh untuk terhubung ke dalam jaringan. Penjualan secara tradisional belumlah cukup. Mereka perlu untuk masuk ke dalam e-dagang. Dalam beberapa tahun mendatang, lebih dari separuh restoran akan memiliki aplikasi khusus yang memudahkan penjualan kepada pelanggan mereka," kata Antoine.
MMA merupakan asosiasi pemasaran non profit dengan anggota lebih dari 800 perusahaan yang tersebar di hampir 50 negara. Latar belakang anggota MMA beragam, seperti perusahaan media massa, perusahan periklanan, penyedia platform digital, maupun operator telekomunikasi. MMA berpusat di New York, Amerika Serikat, dan perwakilannya tersebar di Asia Pasifik, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin.