Arus mudik Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 mulai mengalir. Pada Jumat (13/12/2019), ribuan pemudik datang dan berangkat melalui Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, Maluku. Namun, pelabuhan terbesar di Maluku itu belum siap.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Arus mudik untuk Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 mulai mengalir. Pada Jumat (13/12/2019), ribuan pemudik datang dan berangkat melalui Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, Maluku. Namun, pelabuhan terbesar di Maluku itu belum siap melayani para pemudik. Pos komando mudik yang belum beroperasi menjadi salah satu indikatornya.
Berdasarkan pantauan Kompas, pos komando (posko) mudik di pelabuhan itu belum selesai dikerjakan. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, posko mudik sudah disiapkan jauh-jauh hari sebelum arus mudik bergerak. Di posko itu biasanya terdapat petugas gabungan dari otoritas pelabuhan, Polri, TNI, dan petugas kesehatan.
Akibatnya, ribuan pemudik yang berjubel di halaman ruang tunggu tidak diarahkan dengan baik. Banyak pemudik tampak kebingungan. Petugas yang terlihat hanya dari Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Ambon. Ada juga petugas dari PT Pelni yang sebatas memeriksa tiket penumpang di pintu keberangkatan.
Pemudik yang menunggu waktu keberangkatan tidur di emperan ruang tunggu hingga halaman di tengah suhu mencapai 34 derajat celsius. Banyak pemudik yang membawa anak balita dan anak kecil kewalahan. Kondisi ruang tunggu itu tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tidak tampak ada perbaikan yang berarti demi kenyamanan calon penumpang.
”Beginilah nasib jadi penumpang kapal, sama sekali tidak manusiawi. Dari dulu tidak banyak berubah. Seharusnya musim mudik seperti ini perlu penanganan lebih baik,” kata Alex (52), pemudik tujuan Makassar. Bersama dua anaknya, mereka tidur di dekat tumpukan barang di luar ruang tunggu keberangkatan.
Alex lantas membandingkan pelayanan pelabuhan di wilayah lain, terutama Indonesia bagian barat yang terus dibenahi dari waktu ke waktu. Kondisi pelabuhan di Ambon itu mencerminkan potret buruk pelayanan transportasi di Maluku sebagai wilayah kepulauan.
”Pada umumnya pelayanan transportasi di luar Pulau Jawa lebih buruk,” kata pria yang sering bepergian dengan kapal laut itu.
Pada Jumat, terdapat dua kapal Pelni yang singgah di Pelabuhan Yos Sudarso, yakni Kapal Motor (KM) Dobonsolo dan KM Nggapulu. Dua kapal itu membawa pemudik masing-masing dari Papua dan bagian barat Indonesia. Selanjutnya pemudik dari Ambon berangkat menggunakan kapal dimaksud.
Hingga Jumat petang, belum ada data resmi dari otoritas pelabuhan mengenai jumlah pemudik yang datang dan berangkat dari pelabuhan itu. M Ali, petugas Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Ambon yang ditemui di pelabuhan mengatakan, arus mudik mulai mengalir pada Jumat tapi posko baru akan dibuka pada 16 Desember.
Beginilah nasib jadi penumpang kapal, sama sekali tidak manusiawi. Dari dulu tidak banyak berubah. Seharusnya musim mudik seperti ini perlu penanganan lebih baik. (Alex)
Sebelumnya, Manajer Operasi PT Pelni Cabang Ambon Robi Munardi mengatakan, lonjakan penumpang kapal laut naik sekitar 3 persen dibandingkan dengan tahun 2018 yang mencapai 56.773. Kenaikan pengguna transportasi laut itu lebih disebabkan tingginya harga tiket pesawat udara yang naik sejak tahun lalu. Tarif di Indonesia timur jauh lebih mahal.
Pelni juga menjamin semua kapal beroperasi sesuai rencana. Sebanyak 10 kapal Pelni dan 7 kapal perintis dalam keadaan siap beroperasi. Kapal Pelni dimaksud adalah KM Dobonsolo, KM Nggapulu, KM Dorolonda, KM Tidar, KM Sirimau, KM Leuser, KM Pangrango, KM Sangiang, KM Ciremai, dan KM Gunung Dempo.
Adapun kapal perintis terdiri dari KM Sabuk Nusantara 71, KM Sabuk Nusantara 72, KM Sabuk Nusantara 87, KM Sabuk Nusantara 103, KM Sabuk Nusantara 105, KM Sabuk Nusantara 106, dan KM Sabuk Nusantara 107. Kapal Pelni menghubungkan wilayah luar Maluku, sedangkan kapal perintis melayani dalam wilayah Maluku.
Ketua Komisi III DPRD Maluku Anos Yeremias berharap pelayanan mudik tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. ”Ini momentum bagi pemerintah untuk membuktikan kepedulian dan perhatian terhadap sektor kemaritiman. Jangan hanya bicara,” ujarnya.