Musisi Dewa Budjana senang, akhirnya lagu “Di Mata Semesta” untuk mengajak masyarakat melakukan gerakan inklusif terwujud.
Oleh
Soelastri Soekirno
·2 menit baca
Lebih menggembirakan lagi, ia menikmati kerja kolaborasi antara dirinya dengan anak muda seperti penyanyi muda Asteriska dan Baskara Putera (Hindia), meski kerja sama itu membuat ia harus menekan egonya sebagai musisi.
Menurut Budjana yang juga gitaris band Gigi, rencana membuat lagu untuk memperkuat rasa toleransi antarwarga itu sebenarnya sudah lama. “Rencananya sejak ada sejak dua tahun lalu,” katanya soal permintaan lagu dari Program Peduli, sebuah lembaga pemerintah dan organisasi masyarakat sipil untuk gerakan inklusi tersebut pada Rabu (11/12/2019) di Jakarta.
Di benak Budjana, lagu itu lebih bagus kalau ada lirik dan penyanyinya. Ia lalu membuat aransemennya. Pada tahap selanjutnya, Asteriska dan Baskara membuat lirik, kemudian Budjana bersama dua anak muda itu bersama-sama membuat lagunya. Dalam tempo tiga jam, lagu berjudul “Di Mata Semesta” selesai.
“Walau aransemen sudah jadi, tetapi dengan senang hati saya mengubah aransemen sesuai kebutuhan. Itulah namanya kerja sama he he,” lanjut lelaki yang juga bergabung dalam grup gitaris handal, Trisum bersama Tohpati dan Balawan ini. “Saya senang bekerja sama dengan anak muda. Baskara, misalnya yang baru berusia 20 tahun tapi kemampuannya luar biasa. Saya juga belajar dari mereka,” tutur Budjana.
Untuk menambah lagu lebih apik, Budjana memasukkan unsur musik Nusantara berupa suara kendang, seruling dan suara Asteriska saat nyinden. Di bagian akhir lagu, ditampilkan kata “di mata semesta, kau dan aku sama” dalam berbagai bahasa daerah.