Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek Diresmikan, Kapasitas Koridor Bertambah
›
Jalan Tol Layang...
Iklan
Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek Diresmikan, Kapasitas Koridor Bertambah
Jalan tol layang merupakan upaya untuk mengurai kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek. Pengguna jalan diharapkan mematuhi ketentuan kecepatan demi keamanan.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar/Nina Susilo
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Pengoperasian jalan tol layang Jakarta-Cikampek II menambah kapasitas Tol Jakarta-Cikampek. Tol layang ini diperuntukkan bagi kendaraan golongan I, selain bus dan truk, yang akan menempuh perjalanan panjang. Kecepatan kendaraan dijaga 60 kilometer per jam hingga 80 kilometer per jam.
Jalan tol yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Kamis (12/12/2019) ini menurut rencana akan dibuka untuk umum pada 15 Desember. Pembukaan tol layang dinilai mendesak karena kemacetan Tol Jakarta-Cikampek yang ada saat ini kerap terjadi.
Diharapkan kemacetan lebih teratasi setelah pembangunan jalur kereta ringan (LRT) dan kereta cepat Jakarta-Bandung tuntas pada 2021.
”Banyak keluhan yang masuk ke saya. Kalau sudah lewat Tol Jakarta-Cikampek, macetnya berjam-jam. Kita harapkan, dengan dibukanya jalan ini, kemacetan yang sudah kita rasakan sejak 2016 bisa terkurangi. Kalau dari hitung-hitungan, bisa mengurangi kemacetan 30 persen,” tutur Presiden Joko Widodo saat peresmian di jalan tol layang Jakarta-Cikampek Kilometer 38+400, Bekasi, Jawa Barat.
Sebanyak 200.000 kendaraan melintasi Tol Jakarta-Cikampek yang sudah ada saat ini per hari. Rasio kapasitas jalan tol yang dioperasikan sejak 1988 ini dibandingkan dengan volume kendaraan sudah melampaui batas tingkat pelayanan, yakni 0,8 atau sangat padat.
Tol sepanjang 38 kilometer itu dimulai dari Km 9+500 atau Cikunir sampai dengan Km 47+500 di Karawang Barat. Tol yang pembangunannya memerlukan investasi Rp 16,23 triliun ini diperkirakan dilewati 50.000 kendaraan per hari, untuk perhitungan tahun 2019.
”Pembangunan jalan tol ini prosesnya sangat rumit karena jalan tol yang ada tetap harus dibuka dan berjalan, lalu di dekatnya ada pembangunan kereta ringan dan kereta cepat. Bukan sesuatu yang gampang karena berada di lalu lintas yang padat,” ujar Presiden.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sugiyartanto mengatakan, tarif masih dihitung.
Tol layang ini akan mendukung arus kendaraan menjelang dan sesudah Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Tarif akan dikenakan bagi pengguna tol setelah Tahun Baru 2020.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Danang Parikesit menambahkan, sekitar 80 persen pengguna Tol Jakarta-Cikampek adalah kendaraan golongan I, sedangkan sisanya golongan II hingga V.
Tol didesain untuk pengguna jarak jauh sehingga tidak ada gerbang untuk keluar atau masuk di tengah tol layang. Di sepanjang jalan tol layang disiapkan delapan putaran darurat (u-turn) yang dapat dibuka sewaktu-waktu jika terjadi insiden.
Disiapkan juga empat titik kantong berhenti serta dua jalur keluar darurat yang dapat digunakan untuk evakuasi jika terjadi insiden. Sebanyak 113 kamera pemantau (CCTV) dipasang di sepanjang tol layang.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menekankan, kunci penting berkendara di tol layang adalah mematuhi ketentuan batas atas kecepatan, yakni 80 km per jam dan batas bawah 60 km per jam. Jika kecepatan kendaraan sesuai ketentuan itu, potensi kecelakaan bisa diminimalisasi.
”Saya berharap, pengguna jalan untuk mengikuti ketentuan kecepatan maksimal dan minimal,” kata Budi.
Direktur Operasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur menyebutkan, setelah diresmikan, tol layang Jakarta-Cikampek II tersebut belum langsung dibuka untuk umum. Menurut rencana, tol baru dibuka untuk umum pada 15 Desember. ”Itu rencananya. Untuk pastinya, kami menunggu dari Kementerian PUPR,” ujarnya.