Wakil Presiden Ma’ruf Amin menilai penertiban badan-badan usaha milik negara (BUMN) perlu dilakukan. Harapannya, BUMN akan selalu bergerak sesuai dengan karakter dan bisnis intinya.
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menilai penertiban badan-badan usaha milik negara perlu dilakukan. Harapannya, BUMN akan bergerak sesuai karakter dan bisnis intinya.
Penertiban BUMN ini diharapkan mengembalikan BUMN pada bisnis intinya. “Artinya, jangan sampai ke mana-mana. Kedua, jangan sampai dia juga mengambil peran usaha-usaha kecil. Anak cucu BUMN jangan mengambil peran UMKM (usaha kecil menengah dan mikro),” tutur Wapres Amin seusai meninjau PDAM Tirta Moedal di Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (13/12/2019).
“Artinya, jangan sampai ke mana-mana. Kedua, jangan sampai dia juga mengambil peran usaha-usaha kecil. Anak cucu BUMN jangan mengambil peran UMKM (usaha kecil menengah dan mikro)”
Untuk itu, Wapres Amin berharap, "anak dan cucu" usaha BUMN yang tak sesuai dengan bisnis intinya, bisa dialihkan ke BUMN lainnya.
Sebelum ini, Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan banyak BUMN memiliki "anak cucu" perusahaan. Banyak yang sudah tak sesuai dengan bisnis intinya. Selain itu, banyak BUMN memiliki keuangan dan bisnis yang tak sehat.
"Erick Thohir pun jengkel dengan BUMN yang memiliki terlampau banyak anak-cucu perusahaan."
Saat ini, rasio capaian laba bersih BUMN terhadap Produk Domestik Bruto tak lebih dari 1,5 persen. Selain itu, 80 persen pendapatan dari total kontribusi pendapatan BUMN hanya disumbang 20 persen BUMN. Karenanya, disimpulkan performa banyak BUMN di Indonesia belum optimal (Kompas.id, 10 Desember 2019).
Kementerian BUMN mencatat, pada 2016-2017 terdapat pengurangan dari 118 perusahaan BUMN menjadi 115. Tahun berikutnya, jumlah BUMN menjadi 114 perusahaan.
Adapun rasio total aset BUMN terhadap produk domestik bruto (PDB) tumbuh dari 53,1 persen pada 2017 menjadi 54,7 persen pada 2018. Namun, dari sisi pencatatan laba bersih, sejak 2014 hingga 2018 tercatat kontribusi laba bersih BUMN terhadap PDB hanya ada di kisaran 1 persen hingga 1,5 persen.
Erick Thohir pun jengkel dengan BUMN yang memiliki terlampau banyak anak-cucu perusahaan. Menurut dia, PT Pertamina (Persero) saja bisa memiliki lebih dari 140 anak usaha. PT Garuda Indonesia (Persero) pun memiliki anak-anak usaha seperti yang membuat Erick Thohir geli, yakni Tauberes.
Tauberes adalah aplikasi digital yang menghubungkan layanan kargo udara dengan agen pengiriman barang kepada masyarakat. Aplikasi ini diluncurkan September 2019.
Editor:
suhartono
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.