Sejumlah upaya dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan arus mudik Natal dan Tahun Baru, baik di Tol Trans-Jawa maupun peningkatan penumpang di daerah-daerah di luar Jawa.
Oleh
Melati Mewangi / Frans Pati Herin / Abdullah Fikri Ashri / Kristian Oka Prasetyadi
·3 menit baca
SUBANG, KOMPAS - Kepadatan kendaraan di Tol Cikopo-Palimanan atau Cipali diprediksi meningkat 9,6 persen dibandingkan libur Natal dan Tahun Baru sebelumnya. Hal itu karena tahun ini ruas tol tersebut jadi gerbang utama yang tersambung dengan Trans-Jawa dan Tol Layang Jakarta-Cikampek. Pengendara diimbau waspada dalam mengatur kecepatan saat melintasi ruas tol.
Presiden Direktur PT Lintas Marga Sedaya, pengelola Tol Cipali, Firdaus Azis, Kamis (12/12/2019), mengatakan, peningkatan volume kendaraan disebabkan, antara lain, tersambungnya Tol Cipali dengan Tol Trans-Jawa dan Tol Layang Japek. Peralihan pengguna moda transportasi udara ke transportasi darat karena pertimbangan harga dan kecepatan juga memengaruhi peningkatan itu.
Data PT Lintas Marga Sedaya, volume kendaraan terbanyak yang melintasi Tol Cipali pada libur Natal dan Tahun Baru lalu mencapai 78.229 unit dalam sehari. Tahun ini, saat puncak diprediksi mencapai 85.754 unit dalam sehari. Puncak arus mudik Natal diprediksi terjadi pada 21 Desember 2019. Sementara arus balik terjadi pada 1 Januari 2020. Lalu lintas harian selama libur Natal dan Tahun Baru diprediksi rata-rata 85.000 kendaraan per hari.
Untuk mencegah kepadatan di Gerbang Tol Palimanan Utama, pengelola akan mengoperasikan 14 gardu utama, 8 gardu satelit, dan 20 mobile reader. Pada kondisi normal, hanya 14 gardu utama yang diaktifkan. ”Agar tidak terjadi simpul kemacetan, kami berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengatur rekayasa lalu lintas, misalnya pemberlakuan sistem lawan arus,” ucapnya.
General Manager Operasional PT Lintas Marga Sedaya Suyitno mengingatkan agar pengemudi tetap waspada dalam mengatur kecepatan di tol. Pengemudi yang mengantuk atau kelelahan diimbau meluangkan waktu untuk beristirahat.
Muatan berlebih
Menjelang arus mudik Natal dan Tahun Baru, PT Jasa Marga Cabang Tol Palimanan-Kanci bersama polisi menindak kendaraan berlebih muatan dan dimensi. Hal ini dilakukan untuk mencegah kefatalan kecelakaan yang menelan korban jiwa.
Penindakan kendaraan berlebih muatan dan dimensi (over dimension overload/ODOL) tersebut dilakukan di tempat peristirahatan Kilometer 207A, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Kamis (12/12). Beban truk dicek dengan alat pengukur muatan portabel. Jika muatan melebihi ketentuan, polisi langsung menilang sopir truk.
Sedikitnya, 25 kendaraan ditindak karena melanggar standar beban yang ditentukan. Truk tersebut ada yang melebihi muatan 3 ton hingga 24 ton. Penindakan dilakukan hingga pekan depan.
Banyak pengemudi tidak tahu daya angkut kendaraan yang dibawa.
”Penindakan ODOL ini untuk menekan tingkat fatalitas kecelakaan. Selama ini, beban berlebih menyebabkan kendaraan berjalan lambat dan akhirnya tabrak belakang,” ujar Manajer Pelayanan Lalu Lintas PT Jasa Marga Cabang Tol Palikanci Agus Hartoyo.
Secara terpisah, Ketua Himpunan Profesi Pengemudi Indonesia (HPPI) DPD Jawa Barat Eddy Suzendi menilai, penegakan hukum dengan operasi ODOL tidak cukup untuk mencegah kecelakaan tabrak belakang. Edukasi kepada pengemudi juga perlu ditingkatkan.
”Banyak pengemudi tidak tahu daya angkut kendaraan yang dibawa. Mereka cuma menyetir,” katanya. Di Manado, Sulawesi Utara, dinas perhubungan setempat bekerja sama dengan perusahaan bus mengantisipasi lonjakan penumpang saat mudik Natal dengan menyiapkan 1.612 bus. Petugas juga disiagakan di 14 terminal bus di Sulut.
Sementara di Ambon, Dinas Perhubungan Provinsi Maluku memperpanjang waktu pendaftaran mudik gratis saat Natal dan Tahun Baru, yang menggunakan moda angkutan kapal dari Ambon ke sejumlah wilayah di Maluku. Pendaftaran akan ditutup hingga keterisian di kapal maksimal.