”E-sport” yang terus menanjak popularitasnya di Indonesia, tidak lagi sekadar menjadi permainan untuk mengisi waktu luang atau iseng belaka.
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — E-sport atau olahraga elektronik tidak hanya digemari oleh anak-anak hingga remaja. Olahraga yang biasa dimainkan dengan menggunakan gawai ini juga digemari orang dewasa dari berbagai profesi, termasuk jurnalis.
Minat jurnalis yang tinggi pada e-sport terlihat dari banyaknya peserta PUBG Mobile Journalist Open Vol 1 Championship 2019 di Jakarta, Jumat (13/12/2019). Kegiatan ini diikuti 100 peserta yang mewakili 25 media massa.
Managing Director Sinar Mas Saleh Husin turut mendukung kegiatan ini dan komunitas jurnalis e-sport. Meskipun demikian, ia sempat khawatir para jurnalis akan tertarik untuk beralih profesi menjadi atlet e-sport.
Menurut Saleh, melalui komunitas ini kemungkinan akan muncul atlet e-sport yang andal. ”Bukan tidak mungkin, dari komunitas ini akan lahir atlet e-sport dari kalangan jurnalis yang berkualitas dan kompetitif,” kata Saleh dalam keterangan pers.
Jurnalis, menurut Saleh, memiliki kemampuan untuk menjadi atlet andal karena dalam pekerjaan sehari-harinya mampu mengemas informasi yang menarik minat publik. Keahlian tersebut membuat jurnalis tidak akan mengalami kesulitan dalam memainkan gim pada e-sport. Kemampuan mereka akan semakin terasah ketika berada dalam satu komunitas dengan minat yang sama.
Saleh mengatakan, komunitas e-sport di Indonesia terus berkembang. Hal tersebut terjadi karena semakin besarnya minat masyarakat pada olahraga tersebut. Mereka membentuk komunitas berdasarkan minat yang sama sehingga terus tumbuh dan berkembang.
Menurut Saleh, e-sport yang terus menanjak popularitasnya di Indonesia, tidak lagi sekadar menjadi permainan untuk mengisi waktu luang atau iseng belaka. Olahraga ini dapat menjadi profesi yang menjanjikan. Bahkan, olahraga ini mulai dipertandingkan pada ajang multievent regional, seperti Asian Games dan SEA Games.
Meskipun mulai dipertandingkan dalam kejuaraan internasional, kehadiran e-sport masih menjadi perdebatan masyarakat karena dianggap bukan olahraga dan sekadar hiburan. Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto meyakinkan, e-sport adalah bagian dari olahraga meskipun di dalam undang-undang belum dicantumkan.
”Peraturan menpora yang telah mengatur tentang e-sport,” kata Gatot pada pembukaan Piala Presiden Esports 2020 di Jakarta pada Oktober lalu (Kompas, 13/10/2019).
Dalam pertemuan wakil menteri bidang olahraga se-ASEAN di Manila, Filipina, e-sport telah masuk dalam kategori olahraga karena memiliki kompetisi, bersifat universal, dan memiliki ekosistem. Alhasil, olahraga ini dipertandingkan pada SEA Games 2019 lalu.
Mengutip data dari esports.id, Indonesia gagal memperoleh medali emas dan hanya menduduki peringkat ke-4 setelah memperoleh dua medali perak pada cabang Mobile Legends dan Arena of Valor. Filipina berada di peringkat pertama dengan raihan 3 medali emas, 1 perak, dan 1 perunggu.