Perbaikan Tanggul Pesisir Utara Jakarta Telan Biaya Rp 87,9 Miliar
›
Perbaikan Tanggul Pesisir...
Iklan
Perbaikan Tanggul Pesisir Utara Jakarta Telan Biaya Rp 87,9 Miliar
Biaya perbaikan tanggul diambil dari alokasi anggaran pembangunan tanggul pesisir Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara karena merupakan proyek Kementerian PUPR.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO/WISNU WARDHANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perbaikan tanggul pesisir Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (NCICD) di sisi timur Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman di Muara Baru, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, menghabiskan anggaran Rp 87,9 miliar. Pihak kontraktor pun berkomitmen mengerjakan perbaikan kembali tanggul tersebut.
Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Sumber Daya Air Firdaus Ali, di Jakarta, Sabtu (14/12/2019), mengatakan, biaya perbaikan tanggul diambil dari alokasi anggaran pembangunan tanggul pesisir Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) karena merupakan proyek Kementerian PUPR.
Dia menyebutkan, anggaran Rp 87,9 miliar hanya untuk pemancangan dan penimbunan tanggul sepanjang 130 meter. ”Itu anggaran kontrak tahun jamak,” ujar Firdaus.
Tanggul pesisir Jakarta Utara di sisi timur Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru, jebol sepanjang sekitar 100 meter pada Selasa (3/12/2019) sore. Hingga hari ini, penyebab kerusakan tanggul masih diinvestigasi oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Kementerian PUPR.
Tanggul laut tersebut merupakan proyek pembangunan pengaman pantai tahap 3 paket 2 oleh satuan kerja nonvertikal tertentu Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR.
PT Wijaya Karya Beton Tbk bertindak sebagai kontraktor pelaksana kerja sama operasi (KSO) dengan PT Pandji Pratama Indonesia. Sementara konsultan pengawas adalah PT Yodya Karya (Persero) dan PT Indra Karya (Persero)
Pembangunan tanggul dijadwalkan sejak 10 Juli 2019 hingga 21 Desember 2019. Atas dasar itu, menurut Firdaus, pengerjaan perbaikan tanggul masih tanggung jawab kontraktor.
”Kami minta (pengerjaan perbaikan tanggul) secepatnya sambil menunggu hasil investigasi Puslitbang Air di Bandung,” kata Firdaus.
Dikonfirmasi secara terpisah, Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Beton Tbk Yuherni Sisdwi menuturkan, pihaknya berkomitmen untuk memperbaiki kembali tanggul. Koordinasi pun terus dilakukan antara kontraktor, pemilik proyek, dan konsultan sembari menunggu hasil investigasi.
”Kejadian ini bisa ditangani. Jadi, apa pun yang terjadi selama masa konstruksi, itu dalam koordinasi kontraktor, konsultan, dan pemberi kerja,” ucap Yuherni.