Tingkatkan Kemampuan Atlet Melalui Turnamen Bergengsi
›
Tingkatkan Kemampuan Atlet...
Iklan
Tingkatkan Kemampuan Atlet Melalui Turnamen Bergengsi
Kejuaraan yang bergulir rutin dan beragam akan membantu mematangkan atlet-atlet daerah dan nasional untuk mempersiapkan diri bersaing di level internasional, salah satunya Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka atau Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) 2019 menjadi salah satu turnamen bergengsi sehingga menjadi ajang kualifikasi Pekan Olahraga Nasional Papua 2020 dan Olimpiade Tokyo 2020. Turnamen seperti IOAC ini diharapkan dapat terus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atlet-atlet nasional.
Dalam pembukaan IOAC 2019 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (13/12/2019), Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengatakan, pemerintah mendukung Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) untuk membuat turnamen bertaraf internasional.
“Silakan ajukan diri untuk jadi tuan rumah kejuaraan dunia renang. Kita memiliki fasilitas yang cukup dan pemerintah akan selalu memberi dukungan,” ujar Zainudin.
Ia melihat, masyarakat Indonesia sangat antusias dalam mengikuti IOAC 2019. Hal tersebut terbukti dari jumlah peserta yang mencapai 1.700-an. Karena itu, ia ingin ada turmanen akuatik yang lebih banyak di Indonesia.
Turnamen tersebut dapat menjadi ajang untuk pencarian bakat dan persiapan menuju kejuaraan yang lebih besar, seperti kejuaraan dunia, SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade. Apalagi, Indonesia telah mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Ia berharap, kelak Indonesia tidak hanya sukses sebagai penyelenggara, tetapi kontingen Indonesia juga berprestasi.
Pentingnya turnamen yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh atlet dari daerah untuk memperoleh jam terbang. Tanpa adanya pertandingan secara rutin, mereka sulit berkembang dan bersaing seperti yang dirasakan tim polo air putri Jambi.
Dalam dua pertandingan awal, Jambi tumbang dengan skor yang cukup telak. Setelah kalah 3-31 dari Jawa Barat, mereka kembali tumbang dengan skor 4-31 dari DKI Jakarta. Kekalahan tersebut diakui oleh Pelatih tim polo air putri Jambi Novri Haerawan. Dia menilai, itu karena timnya masih belum memiliki pengalaman bertanding yang cukup.
“Kami menurunkan pemain dengan umur di bawah 19 tahun yang belum memiliki pengalaman bertanding. Apalagi, di daerah kami tidak ada turnamen yang bisa diikuti karena olahraga polo air belum dikenal masyarakat Jambi. Untuk dapat bertanding, kami harus mengikuti turnamen di luar Jambi, seperti di Bandung dan Jakarta,” ujar Novri.
Pelatih kepala tim polo air putri Jawa Barat Henry Marciano mengakui, timnya mudah dibentuk karena ada turnamen rutin yang diselenggarakan di Jawa Barat sebanyak dua kali dalam setahun. Melalui turnamen tersebut, ia dapat memantau atlet muda yang berbakat.
Dengan adanya turnamen rutin, para atlet dapat terus berlatih untuk persiapan bertanding. Alhasil, Henry tidak kesulitan dalam membangun tim untuk kejuaraan nasional.
Wakil Ketua Umum PB PRSI Bidang Internasional Anton Subowo mengatakan, untuk membuat turnamen akuatik secara rutin tidak mudah, khususnya untuk polo air. Olahraga ini membutuhkan dana yang besar sehingga perlu program yang tepat dari pusat agar dapat diterapkan ke daerah.
“Untuk membina tim polo air tidak mudah karena membutuhkan dana yang besar. Kita akan coba membuat program sentralisasi terlebih dahulu, apabila desentralisasi akan mengeluarkan biaya yang banyak,” ujar Anton.
Menurut Anton, potensi olahraga polo air Indonesia sangat besar. Hal tersebut terlihat dari tim polo putra Indonesia yang berhasil merebut medali emas di SEA Games 2019. PB PRSI akan coba menerapkan pola pembinaan pada tim tersebut ke tingkat daerah.
Tingkatkan kemampuan
Peraih medali perak renang 200 meter gaya punggung putra SEA Games 2019 Farrel Armandio Tangkas berhasil merebut dua medali emas pada hari pertama IOAC 2019. Tampil sebagai wakil Kabupaten Merauke, Farrel berhasil menjuarai nomor 400 meter gaya bebas putra dan 100 meter gaya punggung putra.
Meskipun demikian, Farrel belum berhasil menembus batas waktu untuk lolos ke Olimpiade 2020. Ia hanya mampu mencatatkan waktu 4 menit 03,16 detik pada pertandingan final dan waktu terbaiknya pada pertandingan penyisihan 400 meter gaya bebas putra yakni 4 menit 00,70 detik. Adapun batas waktu untuk lolos ke Olimpiade 2020 yakni 3 menit 46,78 detik.
Pada nomor 100 meter gaya punggung putra, Farrel juga hanya mampu mencatatkan waktu 58,43 detik dan waktu terbaiknya pada saat penyisihan yakni 58,12 detik. Adapun batas waktu untuk lolos ke Olimpiade 2020 yakni 53,85 detik.
Farrel bertekad dapat lolos ke Olimpiade 2020 pada nomor lain yang akan ia ikuti. Selain kedua nomor di atas, Farrel akan bertanding di nomor 50 meter gaya punggung, 200 meter gaya ganti, 200 meter gaya punggung, dan 200 meter gaya bebas.
Anton mengatakan, Farrel adalah atlet muda paling berbakat yang saat ini dimiliki Indonesia. PB PRSI memiliki program untuk mengirimkan atlet ke luar negeri. Farrel menjadi salah satu atlet muda yang akan dikirimkan PB PRSI ke Amerika Serikat agar ia memperoleh lawan yang lebih tangguh dan dapat mengikuti kompetisi yang bagus. “Cara tersebut dapat membantu Farrel dalam meningkatkan kemampuannya,” ujar Anton.