Komika Ernest Prakasa selalu berusaha menyisipkan pesan toleransi dan keberagaman dalam lawakan ataupun film yang dibuatnya. Pesan disampaikannya dengan cara bercanda.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
Komika Ernest Prakasa selalu berusaha menyisipkan pesan toleransi dan keberagaman dalam lawakan ataupun film yang dibuatnya. Pesan dia sampaikan dengan cara bercanda.
”Indonesia butuh sekali. Kita sudah terpecah belah suhu politik. Padahal, zaman dulu orang dibecandain biasa saja, tapi kini jadi sangat sensitif. Kita butuh lebih banyak bercanda, untuk merangkul,” kata pria yang sudah mulai menyutradarai sejumlah film tersebut, Sabtu(14/12/2019), seusai nonton bareng film terbarunya, Imperfect, di Malang, Jawa Timur.
Dalam setiap film dan lawakannya, Ernest memasukkan pesan toleransi, keberagaman, tentang ras dan agama, sebagai hal lucu yang bisa menyatukan semua orang dalam tawa. Dalam film Imperfect, misalnya, Ernest menyandingkan pemain dari Indonesia timur yang non-Muslim sebagai sahabat tokoh asal Sunda yang Muslim. Keduanya menjadikan bahasan soal agama sebagai guyon santai yang mempererat keduanya, bukan memecah belah.
Upaya menjadikan hal-hal sensitif sebagai bahan canda, dengan porsi yang tepat tentunya, diharapkan Ernest akan menjadikan nilai-nilai yang ingin disampaikan mudah masuk. Nilai-nilai soal keberagaman dan persatuan.
”Hal-hal sensitif dibecandain, semoga membuat orang bisa tetep terima, rukun dan damai,” kata pelawak tunggal kelahiran Jakarta, 29 Januari 1982, tersebut.
Di dunia perfilman, Ernest pernah meraih beberapa anugerah, antara lain penulis skenario terbaik dalam Indonesia Box Office Movie Awards 2016 untuk film Ngenest, nominasi untuk sutradara film terbaik Festival Film Indonesia 2017 dalam film Cek Toko Sebelah, dan penulis skenario terbaik Indonesia Box Office Movie Awards 2018 untuk film Susah Sinyal.