Arus mudik Natal dan Tahun baru mulai mengalir di Maluku, terutama lewat transportasi laut. Di tengah ancaman cuaca buruk saat ini, keselamatan pelayaran pun diperketat.
Oleh
Fransiskus Pati Herin
·4 menit baca
AMBON, KOMPAS - Diperkirakan 60.000 orang akan menggunakan transportasi kapal laut pada masa mudik Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 melalui Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Maluku. Di tengah bayangan cuaca buruk perairan yang berpotensi terjadi selama masa itu, pemerintah daerah mengingatkan keselamatan pelayaran harus menjadi prioritas. Otoritas pelabuhan pun berjanji tidak akan kompromi terhadap hal itu.
Wakil Gubernur Maluku Barnabas N Orno, di Ambon, Senin (16/12/2019), meminta semua pihak memperhatikan dengan sungguh-sungguh keselamatan pelayaran. Keselamatan itu sangat ditentukan oleh kelaikan kapal, cuaca, dan faktor manusia. Sejumlah kecelakaan kapal yang pernah terjadi pada saat musim mudik sebelumnya hendaknya menjadi pelajaran bagi operator kapal.
Menurut catatan Kompas, pada musim mudik Natal 2016, Kapal Motor (KM) Sinabung milik Pelni kandas sebelum mencapai Pelabuhan Tual di Kota Tual, wilayah bagian tenggara Maluku. Ribuan penumpang dievakuasi ke darat menggunakan kapal SAR, kapal navigasi, dan perahu motor masyarakat. Akibat kecelakaan itu, ribuan orang tidak dapat merayakan Natal di kampung halaman.
Berantas percaloan dan penelantaran penumpang.
Tak hanya keselamatan, Barnabas pun mengingatkan keramahan petugas di pelabuhan saat melayani para pemudik. Temuan Kompas di tempat cetak tiket di Pelabuhan Yos Sudarso, sejumlah pemudik tampak kebingungan lantaran belum mendapatkan penjelasan yang baik dari petugas. Ada petugas di pelabuhan itu yang memberikan penjelasan sambil memainkan telepon pintar tanpa melihat ke arah pemudik. Pemudik pun kecewa.
Barnabas juga menekankan agar sistem penjualan tiket secara elektronik terus disosialisasikan kepada pemudik. Sistem itu mempermudah pemudik dan menutup ruang penyelewengan. Transportasi laut dianggap pintu yang paling rawan percaloan. Celah itu harus ditutup. Semua pihak terkait, seperti Pelni dan kesyahbandaran, harus bersinergi. "Berantas percaloan dan penelantaran penumpang," katanya.
Sepanjang musim mudik kali ini, sebanyak sepuluh kapal Pelni dan tujuh kapal perintis disiapkan untuk mengangkut dan menurunkan pemudik di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon. Kapal Pelni terdiri atas KM Dobonsolo, KM Nggapulu, KM Dorolonda, KM Tidar, KM Sirimau, KM Leuser, KM Pangrango, KM Sangiang, KM Ciremai, dan KM Gunung Dempo. Rute yang dilewati lintas provinsi.
Sementara itu, kapal perintis akan melayani pemudik di dalam provinsi. Kapal perintis terdiri atas KM Sabuk Nusantara 71, KM Sabuk Nusantara 72, KM Sabuk Nusantara 87, KM Sabuk Nusantara 103, KM Sabuk Nusantara 105, KM Sabuk Nusantara 106, dan KM Sabuk Nusantara 107. Wilayah di Maluku dengan tujuan mudik terbanyak adalah bagian tenggara hingga barat daya.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Ambon Yefri Meidison mengatakan, tidak ada kompromi terkait keselamatan berlayar. Jika ada peringatan gelombang tinggi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pihaknya tidak akan mengizinkan pelayaran. "Sebagai pemegang otoratis pelabuhan, ada kewenangan untuk diskresi demi kepentingan publik dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan," ujarnya.
Ia mengatakan, sistem transportasi laut terus dibenahi, termasuk pelayanan di pelabuhan. Di Pelabuhan Yos Sudarso, kini diberlakukan tiket dengan sistem dalam jaringan (daring). Pembeli tiket daring cukup menunjukan kode booking atau barcode untuk mencetak tiket di pelabuhan. "Prosesnya tidak lebih dari 10 detik. Lebih mudah," katanya, seraya menjamin tidak ada calo di pelabuhan.
Kepala PT Pelni Cabang Ambon Rudi Penturi mengatakan, terus memantau permintaan tiket. Jika terjadi lonjakan penumpang, akan diberi dispensasi atau penambahan kuota khusus untuk kapal Pelni. Namun, hal itu tidak berlaku untuk kapal.
Rudi juga menjamin pelayaran Pelni akan berjalan lancar. Dari sepuluh kapal yang disiapkan, dua di antaranya adalah kapal tambahan. Jumlah pemudik tahun 2018 sebanyak 56.773 orang dan tahun ini diperkirakan berkisar 60.000 orang.
Mudik gratis
Senin pagi, sebanyak 474 orang menggunakan layanan mudik gratis dari Ambon ke sejumlah wilayah di Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Hingga pelabuhan terakhir, KM Sabuk Nusantara 72 yang mengangkut pemudik itu berlayar lebih kurang tiga hari perjalanan. Ini merupakan gelombang pertama pemudik gratis meninggalkan Ambon. Mudik gratis diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Maluku.
Agusta Izaac, Kepala Seksi Manajemen Lalu Lintas Angkutan Laut Dinas Perhubungan Maluku mengatakan, peserta mudik gratis dengan kapal perintis itu ditargetkan mencapai 3.000 orang. Mudik gratis disediakan untuk lima rute kapal perintis, kapal cepat, dan feri. Rutenya dari Ambon ke bagian tenggara hingga selatan Maluku, Ambon ke Pulau Saparua, dan Ambon ke Pulau Seram.