Pemerataan infrastruktur mendorong semakin banyak masyarakat menggunakan internet. Kegiatan yang kian terbiasa dilakukan antara lain berbelanja secara daring.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS--Konsumen Indonesia semakin terbiasa berbelanja secara dalam jaringan. Promosi Hari Belanja Online Nasional merupakan salah satu ajang yang ditunggu konsumen.
Berdasarkan laporan analisis data raksasa Google "2019 Year in Search Indonesia: Insights for Brands", lima industri paling banyak dicari dan muncul di sistem mesin pencarian Google pada 2019, salah satunya belanja daring. Konsumen semakin mengenal belanja daring seiring infrastruktur internet yang merata di Indonesia.
Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Polling Indonesia pada 9 Maret-14 April 2019 menunjukkan, dari 264,16 juta penduduk Indonesia, sekitar 64,8 persen atau 171,17 juta orang menggunakan internet.
Mengacu laporan itu, Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) dan bulan Ramadan merupakan dua momen berbelanja paling besar di Indonesia.
Menjelang Harbolnas 2019, penelusuran untuk elektronik, mode, dan kosmetik melonjak 1,2 kali lipat. Adapun pada Ramadan, penelusuran busana untuk Hari Raya naik 1,8 kali lipat dan kamera naik 1,3 kali lipat.
Dalam laporan analisis data raksasa Google disebutkan, lonjakan belanja daring juga terjadi selama hari-hari belanja besar, di antaranya hari ulang tahun merek dan promosi pada tanggal cantik.
Head of Large Customer Marketing Google Indonesia, Muriel Makarim, akhir pekan lalu, di Jakarta, menyampaikan, tren yang tercermin dalam laporan dapat digunakan pemilik merek untuk menyambut 2020. Misalnya, soal proyeksi transaksi digital.
Dompet digital
Dia menerangkan, di laporan itu, Google juga memaparkan penggunaan uang elektronik dan perkembangan kota nonmetropolitan yang menjadi dua tren penelurusan nasional selama 2019.
Penelusuran terkait dompet digital melonjak 2,7 kali.
"Transaksi digital akan terus meningkat. Uang elektronik memfasilitasi pertumbuhannya. Peningkatan akses internet di daerah rural jadi faktor yang berpengaruh," kata Muriel.
Sementara, berdasarkan riset iPrice, perusahaan teknologi menyedia layanan perbandingan harga barang di platform e-dagang, rata-rata nilai keranjang belanja konsumen Indonesia saat promosi Harbolnas pada 12 Desember 2019 sebesar Rp 349.000. Nilai belanja per konsumen ini naik 8,4 persen dari Harbolnas 2018 yang sebesar Rp 322.000.
Senior Content Market Specialist iPrice, Vivin Dian Devita, yang dihubungi Minggu (22/12), di Jakarta, menjelaskan, riset dilakukan sepekan setelah Harbolnas 2019. Tim iPrice menganalisa rekaman transaksi lebih dari 120 platform e-dagang dan 90 juta jenis produk di sistem iPrice. Data mengenai kategori barang terlaris dan ukuran nilai keranjang belanja diukur saat aktivitas belanja dalam sehari penuh pada 12 Desember 2019.
Dalam riset serupa yang dilakukan iPrice pada perayaan hari lajang, yakni 11 November 2019, rata-rata konsumen Indonesia berbelanja Rp 319.000.
"Harbolnas masih menjadi festival belanja akhir tahun paling populer di Indonesia," kata dia.
Pada perayaan Hari Lajang 2019, konsumen Indonesia paling banyak membelanjakan uang untuk produk elektronik, diikuti perabot rumah tangga dan mode.
Sementara, ketika promo perayaan Harbolnas 2019, konsumen Indonesia paling banyak membeli produk elektronik, kebutuhan olahraga/kegiatan luar ruang, dan perlengkapan anak.
"Orang Indonesia lebih suka belanja daring menggunakan gawai. Berdasarkan rekaman data iPrice, sebanyak 96 persen dari total transaksi Harbolnas 2019 pada 12 Desember berasal dari ponsel pintar dan sabak," tutur Vivin.
CEO Shopee Chris Feng mengungkapkan, Shopee di Indonesia membukukan penjualan dan volume transaksi (GMV) sekitar Rp 1,3 triliun pada Harbolnas 2019 yang bertepatan dengan kampanye Shopee 12.12 Birthday Sale. Barang paling diminati pembeli Shopee Indonesia adalah produk elektronik, kecantikan, dan mode.
"Beberapa barang kategori kebutuhan sehari-hari juga diminati, seperti sereal, tabir surya, dan sabun mandi," kata dia.
Sementara, berdasarkan hasil survei Harbolnas 2019 dari Nielsen Indonesia yang menjadi mitra Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), nilai transaksi sekitar Rp 9 triliun pada 11-12 Desember. Nilai itu melebihi target yang ditetapkan idEA, yakni Rp 8 triliun. Sekitar Rp 4,6 triliun dari total transaksi disumbang dari penjualan barang produksi maupun merek dalam negeri. (MED)