Upaya Indonesia dalam membangun tim nasional yang solid memasuki babak baru dengan hadirnya pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong. Ia akan melatih para pemain senior sekaligus mengawasi para pemain muda.
Oleh
Herpin Dewanto Putro & Rony Ariyanto Nugroho
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS - Pelatih tim nasional Indonesia yang baru, Shin Tae-yong, menegaskan bahwa membangun timnas yang kuat tidak bisa dilakukan secara instan. Talenta-talenta muda yang dimiliki Indonesia adalah modal utama yang perlu dirawat dan dikembangkan mulai dari sekarang.
Berawal dari prinsip itulah Shin kemudian menandatangani kontrak dengan PSSI untuk masa kerja selama empat tahun. Pelatih asal Korea Selatan ini tidak hanya akan mengurusi timnas senior yang ditargetkan juara Piala AFF 2020, melainkan juga mengawasi dan mengarahkan pola pembinaan pemain U-16, U-19, dan U-22.
Shin juga mendapat tugas khusus untuk melatih timnas U-20 yang akan berlaga di ajang Piala Dunia U-20 pada 2021. Indonesia tidak ingin hanya menjadi tuan rumah yang baik dalam turnamen tersebut melainkan juga ingin menunjukkan kekuatan para pemain mudanya di level dunia. Shin berusaha untuk membawa timnas U-20 lolos dari fase grup.
Harapannya, setelah empat tahun sesuai masa kontrak Shin, para pemain muda pada timnas kelompok umur itu sudah semakin matang untuk melanjutkan karier di level senior. Potensi yang menjanjikan pada para pemain muda itulah yang membuat Shin tertarik untuk melatih Indonesia.
“Tidak masalah apabila Indonesia sekarang berada peringkat ke-173 FIFA. Ini adalah awal dan masalah yang ada akan diperbaiki satu demi satu. Tidak akan bisa terburu-buru,” ujar Shin saat diperkenalkan kepada wartawan di Stadion Pakansari, Bogor, Sabtu (28/12/2019). Ia didampingi Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, Wakil Ketua Umum PSSI Iwan Budianto, dan Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria.
Shin merupakan pelatih yang menggantikan Simon McMenemy yang telah gagal menunjukkan prestasi tim “Garuda” dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022. Dalam lima laga di ajang kualifikasi itu, Indonesia selalu kalah dan kini masih berada di dasar klasemen Grup G tanpa poin. Dari rentetan kekalahan tersebut, kualitas timnas Indonesia terlihat jauh di belakang tim-tim Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia.
Oleh karena itu, Shin bakal memikul beban yang sangat berat untuk melanjutkan perjalanan tim Garuda di ajang kualifikasi itu. PSSI meminta Shin agar ada perbaikan penampilan pada laga-laga tersisa di Grup G itu. Pada 26 Maret 2020, Shin bakal menjalani debutnya di ajang kompetisi resmi saat Indonesia menghadapi Thailand.
Iriawan mengatakan bahwa ia sempat menawarkan apakah Shin akan memakai para pemain U-22 yang baru saja mengikuti ajang SEA Games 2019 untuk melanjutkan ajang Kualifikasi Piala Dunia tersebut. Namun, Shin menolak dan mengatakan bahwa masih ada beberapa pemain senior yang bagus untuk tetap dipertahankan.
Pada 13 Januari 2020, Shin berencana untuk mengumpulkan sekitar 60 pemain. Ia akan mengamati dan kemudian memilih siapa saja yang layak untuk masuk ke dalam skuadnya. Untuk saat ini, Shin mengakui masih belum mengenali kemampuan sesungguhnya para pemain Indonesia. “Saya tidak akan memilih jika pemain tersebut egois, tidak ada hati atau mental yang bagus,” ujarnya.
Meningkatkan fisik
Masalah stamina para pemain yang buruk menjadi perhatian besar Shin dalam program pelatihannya kelak. Ia mengamati bahwa para pemain Indonesia sudah mulai loyo pada babak kedua, tepatnya ketika menginjak menit ke-70. Sebaik apapun strategi yang dipakai, timnas tidak akan kuat jika masalah ini belum diatasi.
“Fisik harus kuat agar mentalnya juga kuat. Fisik yang kuat juga membuat pemain lebih fokus dan bisa punya semangat lebih untuk menang,” kata Shin. Dalam mengamati masalah stamina pemain ini, Shin sudah banyak berbicara dengan pelatih timnas U-22, Indra Sjafri.
Demi meningkatkan stamina para pemain, Shin membawa pelatih fisik dari Korea Selatan yang telah berpengalaman di ajang Piala Dunia Rusia 2018. Saat Piala Dunia 2018 itu, Shin masih menjadi pelatih Korea Selatan dan mampu mengalahkan Jerman, 2-0, pada fase penyisihan grup. Kekuatan stamina para pemain Korsel itu termasuk salah satu modal utama yang dibutuhkan untuk mempermalukan sang juara bertahan itu.
Iriawan mengatakan bahwa visi Shin ini sesuai dengan keinginan PSSI untuk membuat program pengembangan timnas secara terukur seperti yang sudah dilakukan oleh Vietnam. “Apa yang diminta Shin (untuk kebutuhan pembinaan pemain) akan saya kasih,” ujarnya.
Selama bekerja di Indonesia, Shin akan berkolaborasi dengan para pelatih nasional yang nama-namanya akan segera diumumkan. Menurut Iriawan, kehadiran pelatih nasional tetap dibutuhkan karena merekalah yang lebih memahami para pemain dari segi budaya.