Ekosistem perfilman di NTB diharapkan terus tumbuh. Selain karena potensi yang besar, juga karena mulai munculnya dukungan dari berbagai pihak untuk pengembangan minat dan bakat perfilman di daerah tersebut.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS – Ekosistem perfilman di Nusa Tenggara Barat diharapkan terus tumbuh. Selain karena potensi yang besar, juga karena mulai munculnya dukungan dari berbagai pihak untuk pengembangan minat dan bakat generasi muda dalam bidang perfilman di daerah tersebut.
Salah satu kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Viu Shorts! Musim Kedua. Viu Shorts merupakan kegiatan yang digelar oleh Viu, salah satu layanan streaming yang dikelola oleh PCCW Media. Kegiatan berupa seminar dan lokakarya penulisan skenario dan pembuatan film pendek itu digelar di 20 kota di Indonesia, termasuk di Mataram, pada Rabu (15/1/2020).
Harapannya, ke depan terbentuk ekosistem pembuat film atau filmmaker di NTB.
Kegiatan itu disambut positif oleh komunitas film di NTB yang juga dilibatkan sebagai peserta. Pendiri Pinaqfilms Community, Rahwadi, mengatakan, Viu Shorts penting karena diharapkan bisa mengedukasi serta memberi pengalaman baru bagi pelajar dan komunitas film di Lombok.
“Kegiatan seperti ini harus terus digelar di NTB karena bisa mengasah anak-anak muda. Harapannya, ke depan terbentuk ekosistem pembuat film atau filmmaker di NTB,” kata Rahwadi, yang anggota komunitasnya didominasi pelajar SMA, di Mataram, Selasa (14/1).
Menurut Rahwadi, NTB memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan subsektor film sebagai salah satu industri kreatif. Itu bisa dilihat dari semakin banyaknya pembuat film dari kalangan anak muda dalam beberapa tahun terakhir. “Baik itu yang otodidak maupun yang baru lulus dari sekolah perfilman dan sejenisnya di luar daerah,” katanya.
Selain tumbuhnya minat, kata Rahwadi, potensi itu juga bisa dilihat dari berbagai ide cerita yang bisa diangkat, baik keseharian, alam, dan kehidupan sosial-budaya masyarakat di NTB. Ide cerita itu belum semua diangkat.
Di sana kami bisa berkesempatan memperkenalkan budaya yang dimiliki melalui film.
“Pelatihan apa pun, tentu akan memotivasi kami. Apalagi, seperti Viu Shorts yang hasil produksinya akan diputar di aplikasi Viu. Di sana kami bisa berkesempatan memperkenalkan budaya yang dimiliki melalui film,” kata Rahwadi.
Selain Viu Shorts, kata Rahwadi, para penggiat film di NTB juga pernah mengikuti kegiatan lain, seperti Komunitas Film Bergerak (Konfeg) yang diadakan oleh Badan Ekonomi Kreatif serta kegiatan seperti Community Forum pada ajang Jogja Asian Film Festival.
Musim kedua
Senior Vice President Marketing Viu Myra Suraryo, melalui siaran pers, mengatakan, Viu Shorts! Musim Kedua digelar di 20 kota baru di seluruh Indonesia mulai Agustus 2019 dan terus berlanjut hingga Maret 2020. Selain Mataram, sejumlah kota lainnya adalah Klungkung, Atambua, Majalengka, Cilacap, Kendal, Magelang, dan Kulon Progo.
Selain itu, beberapa Sekolah Menengah Atas di tiga kota lain juga ikut, yakni SMA Tarakanita 1 Jakarta, SMAK Penabur Kota Tangerang, dan SMPK Penabur Summarecon Bekasi. Sekolah-sekolah tersebu telah mengadopsi Viu Shorts sebagai kegiatan ekstrakurikuler tahun akademik 2019-2020.
Myra memaparkan, Viu Shorts! Musim Pertama menghasilkan 17 film pendek lokal yang didistribusikan secara global melalui platform Viu, dan menjadi viral di media sosial. Film pendek ini juga ditayangkan secara internasional di ajang Marché du Film, Cannes Film Festival 2019.
Selain itu, pada penghujung rangkaian inisiatif Viu Shorts! Musim Pertama, Viu memberikan beasiswa kepada peserta berbakat dari Cilegon, Banten untuk melanjutkan pendidikan Sinematografi selama 4 tahun di Institut Kesenian Jakarta. Selain itu, mereka juga berkesempatan bekerja paruh waktu bersama tim Viu Original.
“Kami senang dengan hasil dari program Viu di mana ditemukan 17 sutradara muda berbakat, lebih dari 500 talenta muda kreatif bidang film, dan satu sarjana film dari 17 kota di seluruh Indonesia,” kata Myra.
Menurut Myra, Inisiatif Viu Shorts di Indonesia sangat penting. Itu merupakan bentuk komitmen mereka dalam membangun ekosistem talenta kreatif Indonesia di perfilman.
“Pada Viu Shorts! Musim Kedua yang melanjutkan tema \'Mitos Lokal Indonesia\', kami meningkatkan tingkat partisipasi, baik dalam jumlah kota dan peluang yang diberikan. Kami sangat senang dan berharap dapat menyebarkan lebih banyak lagi kisah lokal Indonesia ke pemirsa global melalui Viu Shorts! Musim Kedua,” kata Myra.
Selain menggandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, ajang kali ini juga didukung oleh pemerintah daerah di 20 kota, Yayasan Tumbuh Sinema Rakyat, MAV Production, Institut Kesenian Jakarta, Badan Perfilman Indonesia (BPI), Komisi Film Daerah, komunitas film lokal, Yayasan BPK Penabur, dan Yayasan Tarakanita.
Deputi 2 Akses Permodalan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Fadjar Hutomo menambahkan, kegiatan yang diselenggarakan Viu berperan besar dalam pengembangan sektor ekonomi kreatif untuk subsektor film. Oleh karena itu, pemerintah juga memperluas dukungan untuk penyelenggaraan kegiatan bagi filmpreneur di 20 kota di Indonesia.