Demokrat Kembali Tambah Bukti untuk Pemakzulan Trump
DPR AS menambah bukti baru untuk tuduhan pemakzulan Presiden AS Donald Trump. Hal itu menunjukkan upaya DPR, terutama dari Demokrat, untuk lebih jauh memperkuat kasus mereka sebelum sidang di Senat.
WASHINGTON, RABU — Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat menambah bukti baru untuk tuduhan pemakzulan Presiden AS Donald Trump. Bukti baru itu adalah rekaman telepon dan dokumen yang disediakan Lev Parnas, pengusaha asal Florida.
Parnas adalah rekan pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani. Ia membantu Giuliani menyelidiki Joe Biden, bakal calon presiden dari Demokrat.
Pada Selasa (14/1/2020) waktu setempat, Demokrat menyebutkan, telepon Parnas berisi tangkapan layar dari surat bertanggal 10 Mei 2019 dari Giuliani untuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang baru terpilih. ”Dalam kapasitas saya sebagai penasihat pribadi untuk Presiden Trump serta dengan pengetahuan dan persetujuannya, saya meminta pertemuan dengan Anda,” tulis Giuliani.
Bukti baru itu adalah rekaman telepon dan dokumen yang disediakan Lev Parnas, pengusaha asal Florida.
Data dari Parnas baru tersedia bagi penyelidik pemakzulan selama beberapa hari terakhir. Penyertaan rekaman dan dokumen tersebut menunjukkan upaya Demokrat mencoba untuk lebih jauh memperkuat kasus mereka sebelum sidang di Senat.
DPR, yang dikuasai Demokrat, akan melakukan pemungutan suara pada Rabu (15/1/2020) waktu setempat untuk mengirim tuduhan pemakzulan presiden kepada Senat, yang dikuasai Republik. DPR juga akan menunjuk anggota DPR yang akan menuntut dalam persidangan.
”Para anggota DPR akan melalui sebuah prosesi melalui Capitol AS ke Senat untuk memberikan pasal-pasal pemakzulan kepada Ketua Senat sekitar pukul 17.00 pada Rabu (15/1/2020),” bunyi pernyataan Kantor Ketua DPR Nancy Pelosi.
Pelosi sebelumnya menunda pengiriman dakwaan pemakzulan kepada Senat. Ia berupaya agar Senat setuju menerima saksi baru yang dapat memberatkan Trump. Meskipun gagal, Demokrat akhirnya memutuskan untuk menyertakan data dari Parnas.
Baca juga : Demokrat Dapat Bukti Tambahan
Sebelumnya, DPR AS telah mengumpulkan beberapa bukti lain. Bukti itu berupa pesan tertulis dan telepon di antara sejumlah diplomat AS terkait Ukraina.
Salah satunya adalah mantan Utusan Khusus AS Kurt Volker yang menjanjikan Zelensky akan diundang ke AS apabila memulai penyelidikan yang diminta Trump. Janji itu disampaikan Volker kepada penasihat Zelensky, Andrey Yermak, melalui layanan pesan singkat.
DPR juga telah memeriksa sejumlah saksi dan mengantongi testimoni sejumlah pejabat penting. Mereka antara lain mantan Duta Besar AS untuk Ukraina Marie Yovanovitch, Kuasa Usaha Kedutaan AS untuk Ukraina William Taylor, mantan Penasihat Gedung Putih untuk Rusia Fiona Hill, Wakil Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Rusia, Ukraina, dan Eurasia Laura Cooper, serta Wakil Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Eropa dan Eurasia George Kent.
Namun, sejauh ini, Gedung Putih baru merilis transkrip percakapan antara Trump dan Zelensky. Gedung Putih telah mengimbau para pejabatnya untuk tidak terlibat penyelidikan DPR, seperti Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Pelaksana Tugas Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney.
Trump menjadi presiden AS ketiga yang mengalami upaya pemakzulan atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan perintangan penyelidikan. Senat akan menggelar sidang pemakzulan Trump yang diperkirakan bisa berjalan hingga awal Februari 2020.
Partai Republik mengolok Pelosi atas penundaan itu. Pelosi dinilai melemahkan argumennya sendiri bahwa Kongres perlu memakzulkan Trump karena mengundang campur tangan asing dalam pemilihan presiden AS pada 2020.
Ketua Fraksi Republik di Senat Mitch McConnell mengatakan, pemungutan suara DPR pada Rabu (15/1/2020) akan memungkinkan Senat mempertimbangkan tuduhan terhadap Trump. Sidang juga akan berlangsung pada Selasa pekan depan.
Baca juga : Senat Siapkan Pengadilan Pemakzulan Trump untuk Dimulai Pekan Ini
Semua senator yang hadir akan bertindak sebagai juri dalam persidangan. Jalannya sidang akan diawasi oleh Ketua Mahkamah Agung AS John Roberts.
Senat diperkirakan akan membebaskan Trump. Saat ini, Senat terdiri atas 100 kursi, yakni 53 Republiken, 45 Demokrat, dan 2 independen yang biasanya memilih dengan Demokrat. Untuk menang, Demokrat membutuhkan dua pertiga suara. Tidak ada satu pun anggota Senat dari Republik yang menyuarakan dukungan untuk pemakzulan Trump.
Seperti yang diketahui, pada 25 Juli 2019, Trump menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk meminta penyelidikan terhadap Joe Biden dan anaknya, Hunter Biden, atas sebuah kasus korupsi. Joe merupakan bakal calon presiden terpopuler Demokrat. Sebelum menelepon, Trump menahan pengiriman bantuan internasional untuk Ukraina senilai 391 juta dollar AS.
Kehadiran saksi
Salah satu masalah yang masih diperdebatkan secara sengit adalah apakah sidang Senat akan menghadirkan saksi atau tidak. Selama ini, Demokrat berupaya agar pejabat dan mantan pejabat Gedung Putih dapat memberikan kesaksian terkait skandal Ukraina. Mereka antara lain Pelaksana Tugas Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney dan mantan Penasihat Keamanan Nasional AS (NSA) John Bolton.
McConnell mengatakan, Fraksi Republik di Senat menolak upaya pemanggilan saksi ataupun menggali bukti baru dalam persidangan. ”Kami hanya akan mempertimbangkan bukti yang telah dikumpulkan DPR,” ucapnya.
Fraksi Republik di Senat menolak upaya pemanggilan saksi ataupun menggali bukti baru dalam persidangan. Kami hanya akan mempertimbangkan bukti yang telah dikumpulkan DPR.
Selama ini, Trump telah membantah melakukan kesalahan dan menolak upaya pemakzulan tersebut. Trump tengah berupaya kembali memenangi pemilu presiden yang akan berlangsung pada November 2020.
Baca juga : Proses Panjang Pemakzulan Trump
”(Pemakzulan) Ini hanya upaya untuk mencoba dan mengotori presiden karena mereka (Demokrat) tahu mereka tidak bisa mengalahkannya di kotak suara,” kata Juru Bicara Gedung Putih Hogan Gidley kepada Fox News. (REUTERS/AFP)