Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan mengklaim telah melayani 3.296 warga terdampak banjir pada awal tahun 2020 lalu. Warga dilayani di seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) dan RSUD di Jakarta Selatan.
Oleh
Dian Dewi Purnamasari
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan mengklaim telah melayani 3.296 warga terdampak banjir pada awal tahun 2020 lalu. Warga dilayani di seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) dan RSUD di Jakarta Selatan yang membuka posko kesehatan di wilayah yang terdampak banjir.
"Warga yang kami layani itu sebanyak 3.296 di antaranya 1.202 laki-laki dan 2.094 perempuan," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan M Helmi, Selasa (14/1/2020).
Menurut Helmi, warga yang mendatangi pelayanan di posko kesehatan paling banyak mengeluhkan penyakit seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), pegal-pegal (myalgia), dan pusing. ISPA yang dikeluhkan warga seperti batuk, pilek, dan flu karena cuaca dingin pada saat banjir kemarin.
Selain itu, mereka juga mengalami kelelahan karena harus mengevakuasi barang berharga, lalu membersihkan rumah saat banjir surut.
Posko pelayanan kesehatan banjir dibuka oleh Sudin Kesehatan Jakarta Selatan sejak 2 Januari 2020, di masing-masing Puskesmas kecamatan maupun di lokasi-lokasi titik pengungsian di Jakarta Selatan.
Beberapa posko kesehatan di titik pengungsian itu adalah Puskesmas Kelurahan Rawajati II, Pancoran; Poskes Kantor Lurah Gunung; Masjid Gang Langgar; SDN 05 Kebayoran Baru 5; Poskes di Masjid Al-Abror, Cilandak; Poskes Kelurahan Bintaro di Masjid Jami Al-Umariyah, Pesanggrahan; Poskes Kelurahan Petukangan Utara di Gereja GPIB Sejahtera, Pesanggrahan; Poskes di Musholla Arrahman, Kelurahan Manggarai; Poskes di Masjid Mujahidin, Pasar Minggu; Poskes di Masjid Al Ridwan, Pasar Minggu.
"Posko kami terakhir dibuka saat pengungsi kembali ke rumah masing-masing," kata Helmi.
Posko kesehatan yang paling lama didirikan adalah di pengungsian GOR Pengadegan. Di lokasi itu, warga mengungsi hingga dua pekan karena menunggu rumah mereka layak dihuni pascabanjir. Hingga Selasa (14/1), masih ada sekitar enam keluarga di GOR Pengadegan. Meskipun warga sudah kembali ke rumah masing-masing, puskesmas dan RSUD se-Jakarta Selatan diminta tetap siaga melakukan pemeriksaan selama 24 jam bagi warga terdampak banjir. Petugas penanganan banjir juga diminta untuk jemput bola.
"Ada beberapa kelurahan yang menginstruksikan petugas PPSU (penanganan prasarana dan sarana umum) agar diperiksa kesehatannya untuk antisipasi penyakit pasca banjir," kata Helmi.
Selain melayani warga terdampak banjir, Sudin Kesehatan juga memberikan penyuluhan tentang menjaga kebersihan lingkungan untuk menghindari penyakit pascabanjir. Warga juga diberi bantuan berupa alat-alat kebersihan, disinfektan, dan karbol untuk membersihkan rumahnya setelah banjir surut. Penyakit pascabanjir yang dikhawatirkan adalah leptospirosis.
Kesehatan hewan
Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (KPKP) Jakarta Selatan juga menggelar pelayanan kesehatan hewan pascabanjir di Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, pekan lalu.
Kepala Seksi Peternakan dan Kesehatan Hewan Suku dinas KPKP Jakarta Selatan Herawati mengatakan, 10 ekor anjing, 23 kucing, dan 4 musang dari 19 pemilik diperiksa kesehatannya pascabanjir.
"Pelayanan kesehatan yang diberikan untuk hewan yakni pemeriksaan kesehatan hewan, pengobatan, dan bantuan pakan hewan," kata Hera.
Adapun, untuk bantuan pakan yang diberikan terdiri dari makanan kucing 11 kilogram, dan makanan anjing empat kilogram. Pemeriksaan kesehatan hewan pascabanjir berlangsung hingga Jumat pekan lalu.